(CLO) Menteri Luar Negeri Tiongkok Wang Yi menekankan bahwa negara-negara kuat tidak boleh menindas negara-negara lemah, sembari menegaskan komitmen Beijing untuk menjaga sistem multilateral dan melindungi negara-negara berkembang.
Pernyataan itu disampaikan pada konferensi kebijakan luar negeri di Beijing pada hari Jumat.
Bapak Wang mengatakan bahwa dalam konteks dunia yang semakin tidak stabil, Perserikatan Bangsa-Bangsa perlu mempertahankan posisi sentralnya dalam sistem tata kelola global. Tiongkok berkomitmen untuk memainkan peran penting dalam sistem ini dan menyuarakan aspirasi untuk melindungi kepentingan negara-negara di belahan bumi selatan.
Menurutnya, menjaga prinsip kesetaraan kedaulatan merupakan prasyarat untuk mencegah kembalinya "hukum rimba" dalam hubungan internasional.
Menteri Luar Negeri Tiongkok Wang Yi mengatakan pada hari Jumat bahwa diplomasi Tiongkok telah membawa stabilitas yang sangat dibutuhkan bagi dunia yang bergejolak pada tahun 2024. Tangkapan layar
Tiongkok juga telah mengambil sikap tegas terhadap tekanan AS, terutama terkait tarif dan isu fentanil. Wang Yi mengkritik AS karena mengenakan tarif tambahan pada barang-barang Tiongkok dan mengatakan Tiongkok tidak akan menerima tekanan yang tidak masuk akal.
Ia menekankan bahwa beberapa negara mencoba menggunakan kekuatan untuk memaksakan kehendak mereka kepada negara lain, tetapi Tiongkok tidak akan membiarkan hal itu terjadi.
Terkait perang Ukraina, Tn. Wang Yi menegaskan kembali pendirian Tiongkok dalam mempromosikan "perjanjian perdamaian yang adil, langgeng, dan mengikat" yang dapat diterima semua pihak.
Sementara itu, perubahan kebijakan luar negeri AS di bawah Presiden Donald Trump juga menjadi topik yang menarik. Pemerintahan Trump telah menarik diri dari banyak organisasi multilateral, mengurangi bantuan luar negeri, dan mengambil sikap yang lebih lunak terhadap Rusia.
Tn. Wang menghimbau negara-negara berkembang untuk meningkatkan representasi mereka di organisasi internasional, dan memperingatkan bahwa jika negara-negara besar hanya mengejar kepentingan mereka sendiri dan mengabaikan hukum internasional, dunia akan terjerumus ke dalam kekacauan.
"Yang berkuasa tidak boleh mengejar keuntungan dan tidak boleh menindas yang lemah," tegasnya.
Di tengah perubahan kebijakan luar negeri AS, Tiongkok ingin menunjukkan stabilitas, kemauan untuk bekerja sama, dan mendorong sistem internasional yang lebih adil.
Hoai Phuong (menurut Global Times, CNA)
[iklan_2]
Sumber: https://www.congluan.vn/trung-quoc-canh-bao-cac-cuong-quoc-khong-nen-bat-nat-nuoc-yeu-post337510.html
Komentar (0)