Menurut pengumuman resmi, mulai tahun ajaran 2025-2026, siswa di seluruh sekolah di Beijing (Tiongkok) akan menerapkan program pendidikan AI dengan minimal 8 jam pelajaran per tahun. Program ini dapat diselenggarakan secara mandiri atau diintegrasikan ke dalam mata pelajaran seperti teknologi informasi, sains, dan kegiatan praktik. Metode pengajaran yang inovatif akan diterapkan, termasuk penggunaan asisten AI dan pembelajaran berbasis proyek, serta situasi interaktif.
Delapan jam pelatihan AI adalah minimum yang harus diterima siswa di Beijing setiap tahun ajaran.
Meskipun delapan jam pelatihan AI per tahun mungkin tampak kecil, jumlah tersebut merupakan jumlah minimum dan dapat ditingkatkan di masa mendatang. Pernyataan tersebut juga menekankan pembentukan mekanisme kerja sama antara universitas, perusahaan, dan sekolah menengah atas untuk melatih siswa berbakat di bidang AI. Untuk memastikan kualitas pengajaran, guru dari berbagai jurusan seperti ilmu komputer, matematika, dan teknologi akan dilatih untuk mengajar pendidikan AI.
Apakah Pendidikan AI adalah Masa Depan Program Pelatihan?
Inisiatif ini dipandang sebagai bagian dari upaya pemerintah Tiongkok untuk mendorong pengembangan AI di bidang pendidikan. Selain Beijing, Estonia juga telah mengambil langkah serupa, menjadi negara pertama di dunia yang mengintegrasikan ChatGPT.edu ke dalam sistem pendidikan nasionalnya. Mulai 1 September 2025, 20.000 siswa SMA dan 3.000 guru di Estonia akan memiliki akses gratis ke perangkat ini.
Perkembangan ini membuka banyak peluang untuk pendidikan AI secara global dan akan menarik untuk melihat apakah negara lain mengikuti China dan Estonia dalam mengintegrasikan AI ke dalam kurikulum mereka.
[iklan_2]
Sumber: https://thanhnien.vn/trung-quoc-dua-chuong-trinh-giang-day-ai-den-truong-hoc-185250311172046246.htm










Komentar (0)