“Tiongkok dan Eropa adalah dua kekuatan global yang berpengaruh, dua pasar besar, dan dua peradaban besar,” ujar Menteri Luar Negeri Tiongkok Qin Gang dalam konferensi pers bersama dengan mitranya dari Norwegia, Anniken Huitfeldt, saat berkunjung ke Norwegia pada 12 Mei.
"Perang Dingin adalah tragedi bagi umat manusia. Perang dingin yang baru hanya akan membawa bencana yang lebih besar, sangat merugikan kepentingan rakyat Tiongkok dan Eropa serta seluruh dunia , dan melemahkan multilateralisme serta tata kelola global," tegas Bapak Qin Gang.
Menteri Luar Negeri Tiongkok yang baru, Qin Gang. (Foto: VCG)
Tiongkok dan Eropa harus menentang pemisahan ekonomi , menurut Menteri Luar Negeri Qin Gang. "Tiongkok adalah mitra Eropa dalam mengatasi risiko dan tantangan. Apa yang diekspor Tiongkok ke Eropa dan dunia merupakan jaminan akan hal itu," ujar Bapak Qin Gang.
“Baik Tiongkok maupun Eropa… harus bersama-sama menjaga arah globalisasi ekonomi yang tepat, memperkuat koordinasi kebijakan makroekonomi, memanfaatkan potensi kerja sama, menangani kekhawatiran dengan tepat, dan bersama-sama menjaga stabilitas serta memastikan kelancaran arus rantai pasokan,” tambah Menteri Luar Negeri Qin Gang.
Bapak Qin juga mengatakan bahwa Tiongkok dan Eropa harus "menghormati dan mendukung jalur pembangunan berbagai negara yang dipilih oleh rakyatnya." "Tatanan internasional pascaperang harus dilindungi dan multilateralisme sejati harus dipertahankan ," ujarnya.
Para pejabat Uni Eropa (UE), termasuk Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen, lebih menekankan “ mitigasi risiko” dengan ekonomi terbesar kedua di dunia, daripada pemisahan sepenuhnya.
Pada tanggal 9 Mei, Kanselir Jerman Olaf Scholz juga mengatakan bahwa UE harus meminimalkan risiko dalam hubungan dengan China dan tidak memutuskan hubungan dengan negara Asia tersebut.
"Uni Eropa menyadari perkembangan ini dan bereaksi sesuai dengannya. Saya sependapat dengan Presiden Komisi Eropa, Ursula von der Leyen, bahwa kita seharusnya tidak bertujuan untuk memisahkan diri, melainkan mitigasi risiko yang cerdas," tambah Olaf Scholz.
Kong Anh (Sumber: SCMP)
Berguna
Emosi
Kreatif
Unik
Kemarahan
[iklan_2]
Sumber






Komentar (0)