Kementerian Luar Negeri Tiongkok mengumumkan hari ini, 22 November, bahwa negara tersebut akan melanjutkan kebijakan bebas visa bagi wisatawan Jepang yang tinggal hingga 30 hari.
Dari tahun 2003 hingga 2020, masa tinggal bebas visa maksimum bagi warga negara Jepang yang berkunjung ke Tiongkok adalah 15 hari. Kebijakan bebas visa Tiongkok telah ditangguhkan sejak Maret 2020 akibat pandemi Covid-19.
Kementerian Luar Negeri Tiongkok mengumumkan akan memulihkan sistem dan meningkatkan batas waktu tinggal maksimum menjadi 30 hari. Kebijakan baru ini akan berlaku mulai 30 November hingga akhir 2025 bagi pengunjung dari Jepang dan delapan negara lain, termasuk Bulgaria, Rumania, Kroasia, Montenegro, Makedonia Utara, Malta, Estonia, dan Latvia, menurut Kyodo News.
Bandara Internasional Ibu Kota Beijing di Beijing (Tiongkok) pada tanggal 22 November
Foto: Tangkapan layar Kyodo News
China telah membebaskan visa untuk pengunjung jangka pendek dari sekitar 30 negara lain, termasuk negara-negara Asia Tenggara dan Eropa dan bahkan Korea Selatan.
Namun Beijing sebelumnya telah meminta pemberian visa kepada warga negara Tiongkok atas dasar "kesetaraan" sebagai syarat untuk melanjutkan rezim bebas visa yang telah berulang kali diupayakan Tokyo, Kyodo News melaporkan, mengutip sumber yang mengetahui hubungan bilateral tersebut.
Jepang mengharuskan semua pengunjung Tiongkok untuk mengajukan visa tanpa memandang lamanya tinggal.
Kyodo News mengutip sumber diplomatik yang mengatakan bahwa kebijakan visa preferensial Tiongkok merupakan bagian dari upayanya untuk menjangkau negara-negara yang memiliki hubungan dekat dengan AS dan meminimalkan dampak negatif dari persaingan yang lebih ketat antara Beijing dan Washington setelah Presiden terpilih AS Donald Trump kembali ke Gedung Putih pada Januari 2025.
Beberapa jam setelah pengumuman resmi Tiongkok tentang penghapusan visa, Perdana Menteri Jepang Ishiba Shigeru mengatakan pemerintahnya telah mendesak pihak Tiongkok untuk mengambil langkah tersebut guna mempercepat diskusi pribadi antara kedua negara.
"Kami berharap pertukaran bilateral akan semakin didorong," ujar Ishiba kepada wartawan, seraya menekankan bahwa peningkatan komunikasi Jepang-Tiongkok merupakan fondasi terpenting bagi hubungan bilateral.
Perdana Menteri Ishiba dan Presiden Tiongkok Xi Jinping sepakat selama pertemuan mereka di Peru minggu lalu untuk mempromosikan hubungan yang "saling menguntungkan" dan "stabil" serta meningkatkan pertukaran antarmasyarakat, menurut Kyodo News.
[iklan_2]
Sumber: https://thanhnien.vn/trung-quoc-sap-khoi-phuc-che-do-mien-thi-thuc-cho-du-khach-nhat-185241122195255681.htm
Komentar (0)