Pertumbuhan industri otomotif China sangat terbantu oleh segmen kendaraan listrik.
Perusahaan mobil China memanfaatkan sepenuhnya tren kendaraan listrik untuk memperluas pengaruh mereka di luar negara asal mereka, sementara perang Rusia-Ukraina juga meninggalkan celah di pasar mobil Rusia yang dapat mereka manfaatkan.
Menurut statistik Asosiasi Produsen Mobil China CAAM, jumlah kendaraan yang diekspor dari negara ini secara internasional pada kuartal pertama tahun 2023 meningkat sebesar 58% menjadi 1,07 juta unit.
Angka ini membantu China melampaui Jepang untuk menjadi eksportir mobil nomor satu dunia.
Saingan Asia hanya mengekspor 950.000 kendaraan (naik 6%), menurut data dari Asosiasi Produsen Mobil Jepang.
Total ekspor kendaraan dari China pada tahun 2023, berkat angka-angka di atas, dapat mencapai 4 juta unit, setara dengan pertumbuhan 30% untuk sepanjang tahun.
Data tersebut juga menandai tonggak baru bagi industri otomotif China.
Pertumbuhan industri otomotif Tiongkok sangat ditopang oleh segmen kendaraan listrik. Kebijakan subsidi pajak dan harga pemerintah, serta promosi pembangunan infrastruktur untuk kendaraan listrik, telah menjadikan segmen kendaraan listrik "surga" bagi produsen dan pengguna mobil domestik.
Pasar yang dibidik mobil Cina selama periode ini meliputi Asia Tenggara, Australia, dan Eropa, sementara mereka tengah mempersiapkan diri lebih matang untuk bersaing di Amerika Utara mulai pertengahan dekade ini dan seterusnya.
Segmen kendaraan listrik juga telah mendongkrak jumlah mobil yang diekspor warga Tiongkok ke negara lain.
Dari 1,07 juta kendaraan yang diekspor, hingga 380.000 merupakan kendaraan energi baru (termasuk kendaraan listrik, kendaraan hibrida, dan kendaraan bahan bakar hidrogen), setara dengan peningkatan 93% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Perusahaan mobil yang mengekspor mobil terbanyak dari Tiongkok ke luar negeri adalah... Tesla dengan 90.000 mobil. Diikuti oleh SAIC Motor dengan 50.000 mobil dan BYD dengan 30.000 mobil.
Negara-negara pengimpor mobil listrik Tiongkok terbanyak adalah Belgia, Australia, dan Thailand. Di antara mereka, Thailand dipilih oleh banyak perusahaan mobil Tiongkok sebagai tujuan untuk memperluas pengaruh mereka di pasar Asia Tenggara yang subur, yang sebelumnya merupakan ladang subur bagi Jepang.
Termasuk kendaraan bermesin pembakaran internal, negara yang mengimpor mobil Cina terbanyak pada kuartal pertama adalah Rusia dengan 140.000 unit. Angka ini meningkat lebih dari tiga kali lipat dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Sejak perang antara Rusia dan Ukraina meletus, banyak produsen mobil internasional seperti Toyota dan Volkswagen telah tutup, menjual pabrik, dan menarik diri dari pasar Rusia, sehingga membuka celah bagi produsen mobil China untuk dieksploitasi.
[iklan_2]
Tautan sumber






Komentar (0)