Selain sistem sekolah negeri yang telah ada selama bertahun-tahun, terdapat pula banyak sekolah swasta dan sekolah swasta yang baru dibangun belakangan ini. Kedua sistem sekolah ini menarik banyak siswa, tidak kalah banyaknya dengan sekolah negeri.
Apakah sekolah negeri dan swasta itu sama?
Berdasarkan Pasal 47 ayat (b) dan (c) Ayat (1) Undang-Undang Pendidikan Tahun 2019, sekolah swasta adalah jenis sekolah di mana masyarakat di tingkat akar rumput, termasuk organisasi dan individu di desa, dusun, kelurahan, dan kota, berinvestasi dalam membangun fasilitas dan memastikan kondisi operasional. Jenis sekolah swasta ini hanya berlaku untuk fasilitas pendidikan prasekolah.
Sementara itu, sekolah swasta diinvestasikan oleh investor dalam negeri atau asing dan memiliki kondisi operasi yang terjamin.

Banyak orang yang bingung membedakan sekolah negeri dan sekolah swasta. (Foto ilustrasi)
Sekolah swasta nirlaba adalah sekolah yang penanam modalnya mengikatkan diri dan memenuhi komitmen untuk menjalankan usahanya secara nirlaba, sebagaimana tercantum dalam keputusan pendirian atau keputusan perubahan jenis sekolah; menjalankan usahanya secara nirlaba, tidak menarik modal, dan tidak menerima laba; akumulasi laba tahunannya dimiliki bersama dan tidak dibagi untuk melanjutkan investasi dalam pengembangan sekolah.
Dengan demikian, sekolah swasta adalah sekolah di mana masyarakat di tingkat akar rumput, termasuk organisasi dan individu di desa, dusun, komune, kecamatan, dan kota, berinvestasi dalam pembangunan fasilitas dan memastikan kondisi operasional. Sementara itu, sekolah swasta diinvestasikan oleh investor domestik atau asing dan memastikan kondisi operasional.
Prosedur Konversi Sekolah Negeri Menjadi Sekolah Swasta
Sesuai dengan Pasal 47 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2019 tentang Pendidikan, yang mengatur tentang asas alih jenis sekolah dalam sistem pendidikan nasional, alih jenis sekolah dalam sistem pendidikan nasional dilaksanakan berdasarkan asas sebagai berikut:
- Hanya mengubah jenis sekolah dari sekolah swasta menjadi sekolah swasta nirlaba;
- Melaksanakan ketentuan anggaran dasar, peraturan perundang-undangan di bidang organisasi dan tata usaha sekolah pada setiap jenjang pendidikan dan pelatihan;
- Menjamin hak-hak guru, dosen, penyelenggara pendidikan, tenaga kependidikan, dan peserta didik;
- Tidak ada kerugian tanah, modal dan aset.
Selain itu, tata cara perubahan status perguruan tinggi swasta menjadi perguruan tinggi negeri dilaksanakan sesuai ketentuan Pasal 10 Surat Edaran 45/2014. Secara khusus, Dewan Direksi perguruan tinggi swasta bertanggung jawab untuk menyampaikan 05 set dokumen sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 Surat Edaran ini kepada Kementerian Pendidikan dan Pelatihan .
Dalam waktu 30 hari kerja sejak tanggal diterimanya dokumen yang sah, Kementerian Pendidikan dan Pelatihan akan meninjau proyek konversi dan menyerahkannya kepada Perdana Menteri untuk keputusan tentang konversi jenis sekolah.
Setelah Perdana Menteri mengeluarkan keputusan untuk mengakui sekolah swasta, Ketua Dewan Direksi sekolah swasta tersebut memimpin rapat para penyumbang modal untuk memilih anggota yang mewakili para penyumbang modal di Dewan Direksi sekolah swasta tersebut.
Pada saat yang sama, Kepala Sekolah swasta memimpin rapat dosen tetap sekolah swasta untuk memilih anggota yang mewakili dosen tetap dalam Dewan Direksi sekolah swasta. Pemilihan anggota yang mewakili organisasi Partai dan organisasi massa sekolah swasta dipimpin oleh organisasi partai dan organisasi massa dalam Dewan Direksi sekolah swasta.
Ketua Dewan Direksi sekolah swasta wajib mengajukan permohonan tertulis kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi atau Kotamadya di mana sekolah tersebut berkantor pusat, untuk mengirimkan wakilnya guna ikut serta dalam Dewan Direksi sekolah swasta tersebut.
Akhirnya, Ketua Dewan Direksi, Kepala Sekolah, dan Kepala Akuntan sekolah swasta menyerahkan dokumen tersebut kepada Ketua Dewan Direksi, Kepala Sekolah, dan Kepala Akuntan sekolah swasta.
Sumber: https://vtcnews.vn/truong-dan-lap-va-tu-thuc-co-giong-nhau-ar940528.html
Komentar (0)