Kementerian Kesehatan baru saja menerbitkan surat edaran yang mengatur resep dan peresepan obat farmasi dan biologi untuk rawat jalan di fasilitas pemeriksaan dan pengobatan medis. Surat edaran ini berlaku mulai 1 Juli.
Termasuk daftar penyakit dan kelompok penyakit yang memenuhi syarat untuk resep rawat jalan selama lebih dari 30 hari.
Pemberi resep memutuskan jumlah hari penggunaan masing-masing obat dalam resep berdasarkan kondisi klinis dan stabilitas pasien untuk meresepkan obat dengan jumlah hari maksimum penggunaan masing-masing obat tidak melebihi sembilan puluh hari.

Banyak penyakit kronis yang memerlukan perawatan jangka panjang akan diresepkan untuk pasien rawat jalan selama lebih dari 30 hari (Ilustrasi: NP).
Daftar ini mencakup 252 penyakit dan kelompok penyakit yang termasuk dalam 16 spesialisasi seperti kanker (kanker payudara, kanker paru non-sel kecil, kanker tiroid), penyakit darah (anemia hemolitik kongenital, penyakit sel sabit, dll.), penyakit endokrin, nutrisi, dan metabolik (hipotiroidisme, hipopituitarisme, diabetes, dll.), penyakit mental, penyakit sistem saraf, sirkulasi, sistem pernapasan, sistem pencernaan, penyakit kulit, penyakit sistem muskuloskeletal, dan jaringan ikat, dll.
Kebijakan ini didasarkan pada kebutuhan praktis pasien, terutama mereka yang tinggal di daerah terpencil, lansia, dan pasien yang kesulitan bepergian. Sebelumnya, Surat Edaran 52/2017 menetapkan batas waktu resep rawat jalan maksimum 30 hari.
Selain itu, surat edaran tersebut juga mengatur tentang peresepan obat narkotika untuk menghilangkan rasa nyeri bagi penderita kanker.
Pasien atau perwakilan pasien menuliskan komitmen untuk menggunakan obat-obatan adiktif. Setiap resep berlaku untuk maksimal 30 hari, dan harus mencantumkan 3 periode perawatan berturut-turut dalam 1 resep, masing-masing periode tidak melebihi 10 hari (dengan mencantumkan tanggal mulai dan berakhirnya periode perawatan secara jelas).
Apabila pasien kanker berada di rumah dan tidak dapat pergi ke fasilitas kesehatan untuk melakukan pemeriksaan, pasien harus memperoleh konfirmasi bahwa ia perlu melanjutkan pengobatan pereda nyeri dengan obat-obatan narkotika dari Kepala Puskesmas di kelurahan, bangsal, atau zona khusus tempat tinggal pasien, disertai ringkasan rekam medis.
Sumber: https://dantri.com.vn/suc-khoe/tu-17-252-benh-duoc-ke-don-thuoc-ngoai-tru-tren-30-ngay-20250701151433016.htm






Komentar (0)