Ukraina tetap bungkam mengenai skala serangan Kursk, tetapi langkah-langkahnya telah direncanakan dengan matang. Kiev tampaknya ingin memanfaatkan hasil Kursk untuk meyakinkan Barat agar mencabut embargo senjata jarak jauh.
Tentara Ukraina mengendarai kendaraan lapis baja di Sumy, yang berbatasan dengan wilayah Kursk, Rusia. (Sumber: Reuters) |
Menurut Wall Street Journal pada 17 Agustus, Ukraina telah mengerahkan 6.000 tentara ke wilayah perbatasan Kursk Rusia dan sekitar 4.000 tentara untuk berpartisipasi dalam operasi dukungan di wilayah perbatasan Sumy Ukraina.
Sebelumnya, media Rusia melaporkan bahwa ratusan tentara Ukraina menyerbu wilayah Kursk pada dini hari tanggal 6 Agustus dengan dukungan kendaraan lapis baja. Ini merupakan serangan terbesar sejak konflik antara Rusia dan Ukraina meletus pada Februari 2022.
Sejauh ini, Ukraina bungkam mengenai skala serangan itu, dan hanya mengumumkan kemajuan di Kursk.
Panglima Angkatan Bersenjata Ukraina Oleksandr Syrskyi mengatakan pada 16 Agustus bahwa tentara negara itu terus memperkuat posisinya di Kursk setelah maju lebih dari 30 km, menguasai lebih dari 1.150 km2 di sini.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky juga menilai pada hari yang sama bahwa serangan itu berjalan sesuai rencana dan bahwa tentara Ukraina semakin memperluas kendalinya di Kursk.
Menurut Institut Studi Perang (ISW) yang berpusat di AS, pasukan Ukraina terus membuat kemajuan di Kursk, terutama di wilayah tenggara kota strategis Sudzha.
Kiev menegaskan bahwa tujuan akhir serangan itu bukanlah untuk merebut wilayah Rusia tetapi untuk melindungi orang-orang di daerah perbatasan Ukraina dari serangan Moskow dan memaksa Rusia untuk mentransfer sebagian pasukannya di Ukraina untuk mempertahankan perbatasan.
Selain itu, Presiden Zelensky meminta mitra Barat untuk mencabut kebijakan yang melarang Ukraina menggunakan senjata bantuan jarak jauh untuk menyerang target militer di wilayah Rusia.
"Kami melakukan segala yang mungkin untuk menyediakan senjata dan bala bantuan bagi pasukan kami. Dalam hal ini, penting bagi mitra kami untuk menyingkirkan hambatan yang menghalangi kami melemahkan posisi Rusia sebagaimana yang dipersyaratkan oleh perkembangan di lapangan," ujar Zelensky.
Menurut Presiden Ukraina, kemampuan serangan jarak jauh adalah solusi untuk semua masalah terpenting dan strategis dalam konflik ini. Ia mengumumkan akan melanjutkan upaya diplomatik untuk mendapatkan persetujuan dari sekutu dan mitra Barat, termasuk AS, Inggris, dan Prancis.
[iklan_2]
Sumber: https://baoquocte.vn/ukraine-tan-cong-kursk-mot-cach-bai-ban-tong-thong-zelensky-noi-ve-cau-tra-loi-cho-tat-ca-cac-van-de-quan-trong-va-chien-luoc-nhat-283028.html
Komentar (0)