Pada lokakarya tersebut, Bapak Vo Tan Thanh, Wakil Presiden Federasi Perdagangan dan Industri Vietnam , menyampaikan bahwa di Vietnam, EPR secara resmi diperkenalkan ke dalam sistem hukum melalui Undang-Undang Perlindungan Lingkungan pada tahun 2020. Namun, proses implementasinya masih menghadapi banyak kesulitan seperti infrastruktur pengumpulan dan daur ulang yang belum lengkap, sistem formal yang lemah, dan sistem informal yang sulit dikelola; biaya daur ulang yang tinggi, dan konsumsi bahan daur ulang dalam negeri yang sulit; pedoman hukum yang tidak jelas yang membuat pelaku usaha bingung tentang bentuk implementasinya; kurangnya mekanisme pemantauan, keterbatasan penegakan hukum dan kapasitas komunikasi.

Dari perspektif perusahaan manufaktur, Ibu Pham Truc Thanh, Direktur Pembangunan Berkelanjutan di Heineken Vietnam Company, mengatakan bahwa EPR merupakan kebijakan penting dalam mendorong ekonomi sirkular. Namun, perusahaan menyadari masih banyak tantangan yang dihadapi Vietnam karena kurangnya infrastruktur pengumpulan yang efektif dan teknologi daur ulang yang canggih dan berkualitas tinggi. Hal ini membutuhkan koordinasi yang sinkron dalam pengembangan kebijakan EPR untuk meningkatkan tingkat pengumpulan, mengurangi kehilangan sumber daya, dan mendorong daur ulang siklus tertutup.
Bapak Le Anh, Direktur Pembangunan Berkelanjutan, Perusahaan Saham Gabungan Daur Ulang Plastik Duy Tan, juga mengatakan bahwa Duy Tan Recycling merupakan perusahaan pertama di Vietnam yang menerapkan teknologi daur ulang dari Republik Austria, yaitu "Bottle-Bottle" (botol ke botol), yang berarti mendaur ulang botol plastik bekas menjadi butiran plastik untuk menghasilkan botol plastik baru. Kapasitas pemrosesan saat ini mencapai 60.000 ton/tahun. Kendala terbesar yang dihadapi perusahaan adalah belum efektifnya pengklasifikasian sampah di sumbernya di Vietnam, sehingga perusahaan harus mengeluarkan biaya lebih besar untuk mengklasifikasi sampah sebelum didaur ulang.

Mengapresiasi pendapat unit-unit tersebut, Bapak Nguyen Tien Huy, Direktur Kantor Bisnis untuk Pembangunan Berkelanjutan, mengatakan bahwa setelah program ini, sebagai anggota komite perancang dan tim redaksi yang menyusun peraturan tentang EPR, kantor tersebut akan mensintesis masukan yang diterima dalam lokakarya untuk berkoordinasi dengan Kementerian Pertanian dan Lingkungan Hidup guna menyempurnakan rancangan Peraturan Perundang-Undangan yang baru. Pada saat yang sama, secara aktif menyelenggarakan lebih banyak kegiatan praktis untuk mengomunikasikan, melatih, meningkatkan kapasitas, menerapkan EPR, mengurangi emisi karbon, dan menerapkan model ekonomi sirkular di kalangan pelaku usaha, sehingga mendukung pelaku usaha untuk mempraktikkan bisnis berkelanjutan secara lebih efektif.
Sumber: https://www.sggp.org.vn/van-con-nhung-kho-khan-khi-thuc-hien-epr-post800122.html
Komentar (0)