Bagaimana Vietnam diuntungkan?

Inggris merupakan mitra yang sangat penting, sehingga bergabungnya Inggris dalam CPTPP akan menciptakan lebih banyak pasar ekspor bagi Vietnam.

Inggris telah berkomitmen untuk memberikan akses pasar yang lebih tinggi bagi Vietnam dibandingkan negara-negara lain dalam CPTPP. (Sumber: Aseanbriefing)

Pada tanggal 25 Juni, pada sidang ke-7, Majelis Nasional ke-15 memberikan suara untuk mengesahkan Resolusi yang menyetujui dokumen aksesi Kerajaan Inggris Raya dan Irlandia Utara ke dalam Perjanjian Komprehensif dan Progresif untuk Kemitraan Trans -Pasifik (CPTPP). Dengan dukungan 459/460 delegasi, Majelis Nasional mengesahkan Resolusi tersebut dengan suara bulat.

Dorongan baru bagi pembangunan sosial -ekonomi

Menurut statistik dari Departemen Umum Bea Cukai, omzet ekspor-impor Vietnam dan Inggris dalam 5 bulan pertama tahun 2024 tumbuh pesat seiring dengan pertumbuhan pasar secara umum. Total omzet dalam 5 bulan pertama mencapai hampir 3,3 miliar dolar AS, meningkat sebesar 23,2%.

Dari jumlah tersebut, ekspor Vietnam mencapai hampir 3 miliar dolar AS, naik 26,6%. Impor mencapai 301,2 juta dolar AS, turun tipis 2,2%. Surplus perdagangan mencapai 2,7 miliar dolar AS. Ekspor ke Inggris melambat dalam beberapa bulan terakhir (April dan Mei) dibandingkan dengan bulan-bulan pertama tahun ini (Maret dan April).

Dengan demikian, Inggris saat ini merupakan pasar ekspor Vietnam terbesar ketiga di Eropa, setelah Belanda (ekspor 5 bulan mencapai hampir 5 miliar USD) dan Jerman (ekspor 5 bulan mencapai 3,2 miliar USD).

Setelah Inggris bergabung, anggota CPTPP akan menyumbang 15% dari PDB global, setara dengan £12.000 miliar. Dapat dilihat bahwa perjanjian ini membawa manfaat tidak hanya dari perspektif ekonomi dan perdagangan, tetapi juga dari perspektif politik dan strategis.

Selain itu, Menteri Nguyen Hong Dien menginformasikan bahwa seiring dengan bergabungnya Inggris ke CPTPP, Inggris secara resmi mengakui Vietnam sebagai ekonomi pasar.

"Hal ini akan memudahkan Vietnam dalam investigasi pertahanan perdagangan, terutama investigasi anti-dumping. Pada saat yang sama, barang ekspor Vietnam tidak akan didiskriminasi dan akan dikenakan tarif pajak anti-dumping yang lebih wajar daripada saat ini," tegas Menteri Nguyen Hong Dien.

Selama proses negosiasi, Inggris membuat komitmen yang lebih tinggi untuk membuka pasarnya bagi Vietnam dibandingkan negara lain dalam CPTPP - lebih tinggi dari komitmen Perjanjian Perdagangan Bebas Inggris-Vietnam (UKVFTA) - dalam sejumlah konten penting dengan Vietnam.

Kementerian Perindustrian dan Perdagangan berkomentar: "Hal ini menciptakan momentum baru bagi pembangunan sosial-ekonomi, dan meningkatkan daya saing perusahaan-perusahaan Vietnam."

Secara spesifik, Inggris berkomitmen untuk menghapus 94,4% lini tarif untuk Vietnam segera setelah CPTPP berlaku (negara anggota lainnya mencapai 93,9%). Banyak produk unggulan kami seperti beras, makanan laut, pati singkong... semuanya mendapatkan komitmen yang lebih baik daripada UKVFTA.

Misalnya, dalam kasus beras, dalam kerangka CPTPP, Inggris berkomitmen memberikan Vietnam kuota tarif yang meningkat secara bertahap dari 3.300 ton/tahun pada tahun pertama menjadi 17.500 ton/tahun sejak tahun ke-8 (yaitu 2030) dan seterusnya (dengan tarif 0%), hampir dua kali lipat jumlah kuota beras yang dijanjikan Inggris secara umum untuk negara anggota lainnya.

Atau untuk tuna, negara ini juga berkomitmen untuk menghapuskan sepenuhnya kuota impor dan pajak segera setelah Perjanjian berlaku atau setelah 7 tahun dengan beberapa lini pajak (sebuah perbaikan besar dibandingkan dengan kuota tarif yang hanya lebih dari 1.500 ton/tahun pada FTA bilateral sebelumnya).

Ketika Inggris bergabung dengan CPTPP, banyak produk utama kami seperti beras, makanan laut, pati singkong, dll. akan menikmati komitmen yang lebih baik dibandingkan dengan UKVFTA. (Sumber: Kasus).

Menciptakan pasar baru bagi Vietnam

Bapak Ngo Chung Khanh, Wakil Direktur Departemen Kebijakan Perdagangan Multilateral (Kementerian Perindustrian dan Perdagangan), mengatakan bahwa Inggris merupakan mitra yang sangat penting bagi Vietnam, sehingga aksesi Inggris ke CPTPP akan menciptakan pasar baru bagi Vietnam.

Selain itu, dalam proses negosiasi dengan Vietnam juga telah dicapai kesepakatan dengan Inggris, bahwa Inggris akan membuka akses pasar yang lebih luas bagi Vietnam di samping FTA bilateral yang telah ada, khususnya industri makanan laut akan memperoleh keuntungan besar ketika komitmen tersebut resmi berlaku.

Bapak Ngo Chung Khanh mengatakan: “Ini merupakan titik terang dari perjanjian CPTPP, mengingat banyaknya negara ekonomi besar yang juga tertarik dan ingin bergabung dalam perjanjian ini. Hal ini menunjukkan semakin kuatnya peran perjanjian CPTPP dan tentu saja menciptakan motivasi baru bagi bisnis dan investor untuk lebih memperhatikan anggota CPTPP, terutama Vietnam.”

Banyak bisnis Vietnam juga mengharapkan partisipasi Inggris dalam CPTPP untuk mempromosikan dan memperluas pasar ekspor.

Bapak Pham Cong Thao, Wakil Direktur Jenderal Vietnam Steel Corporation (VNSteel), mengatakan bahwa partisipasi Inggris dalam perjanjian CPTPP membuka banyak peluang bagi industri baja untuk meningkatkan ekspor. Inggris juga merupakan anggota Uni Eropa (UE) dan standar produknya serupa dengan standar UE.

Ia menegaskan: "Pada tahun 2023, ekspor baja Vietnam ke pasar Uni Eropa akan mencapai sekitar 23% dari total ekspor dan mewakili pangsa pasar yang sangat besar. Oleh karena itu, ketika Inggris bergabung dengan perjanjian CPTPP, perusahaan baja akan terus memiliki lebih banyak mitra untuk mempromosikan ekspor."

Perjanjian CPTPP ditandatangani pada tahun 2018 dan mulai berlaku di Vietnam pada awal tahun 2019. Perjanjian ini mencakup 11 negara anggota: Australia, Brunei, Kanada, Chili, Jepang, Malaysia, Meksiko, Singapura, Selandia Baru, Peru, dan Vietnam.

Sumber: https://baoquocte.vn/anh-gia-nhap-cptpp-viet-nam-huong-loi-the-nao-276550.html