Seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri memprotes pemasangan stasiun identifikasi kapal otomatis oleh China di Kepulauan Paracel, dan menyebutnya sebagai pelanggaran kedaulatan.
"Pemasangan dan penggunaan dua stasiun identifikasi kapal otomatis oleh Tiongkok di Terumbu Karang Bac dan Terumbu Karang Bong Bay di kepulauan Hoang Sa, Vietnam, merupakan pelanggaran kedaulatan Vietnam atas kepulauan Hoang Sa," ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri Pham Thu Hang hari ini.
Ibu Hang menyampaikan pernyataan tersebut menanggapi pertanyaan dari VnExpress yang meminta komentar atas informasi bahwa Tiongkok telah menempatkan dua stasiun pemosisian satelit pada pertengahan September di Da Bac dan Teluk Da Bong di Kepulauan Hoang Sa, Vietnam. Televisi pemerintah Tiongkok saat itu dengan berani menyatakan bahwa langkah tersebut akan "mengatasi titik buta dalam sistem identifikasi maritim negara" di wilayah tersebut.

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Pham Thu Hang. Foto: BNG
"Semua aktivitas di kepulauan Hoang Sa tanpa izin Vietnam melanggar kedaulatan Vietnam dan sama sekali tidak ada gunanya. Vietnam menuntut agar Tiongkok sepenuhnya menghormati kedaulatan Vietnam atas kepulauan Hoang Sa dan tidak mengulangi pelanggaran serupa," tambah Ibu Hang.
Kepulauan Paracel diduduki oleh Tiongkok secara paksa pada tahun 1974. Negara ini mendirikan apa yang disebut "Kota Sansha", yang berkantor pusat di Pulau Phu Lam sejak Juli 2012, dengan tujuan mengambil alih kepulauan di Laut Timur, termasuk Truong Sa dan Hoang Sa di bawah kedaulatan Vietnam.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri telah berulang kali menegaskan bahwa Vietnam memiliki dasar hukum dan bukti sejarah yang cukup untuk menegaskan kedaulatannya atas kepulauan Hoang Sa dan Truong Sa, sesuai dengan hukum internasional.

Wilayah Laut Timur dengan dua kepulauan Hoang Sa dan Truong Sa. Grafik: CSIS
Vnexpress.net
Komentar (0)