Acara ini berlangsung dalam konteks perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi global yang pesat, yang mendorong perubahan besar dalam model pendidikan , pelatihan, dan metode kreatif. Kekayaan intelektual (HKI) saat ini bukan hanya "pagar pelindung" bagi pengetahuan, tetapi juga alat strategis untuk menilai kapasitas inovasi setiap individu, setiap organisasi, dan setiap negara. Bagi Vietnam, pengembangan sistem HKI yang berkelanjutan membutuhkan fokus pada pendidikan HKI sejak jenjang sekolah menengah atas, yang akan membentuk pemikiran kreatif dan budaya menghargai pengetahuan bagi generasi muda.
Tujuan dari rangkaian acara ini adalah untuk meningkatkan kapasitas para pembuat kebijakan, pakar pendidikan, guru, dan administrator; mendorong integrasi inovasi dan kekayaan intelektual ke dalam program pendidikan umum; mendorong pembagian sumber daya di ASEAN; dan menciptakan fondasi bagi model-model rintisan awal bagi kaum muda. Konten-konten ini sejalan dengan tren dunia , sekaligus memenuhi tujuan strategis Vietnam di bidang sains, teknologi, dan pendidikan.
Rangkaian acara ini juga terkait dengan semangat dua resolusi penting yang baru-baru ini dikeluarkan oleh Politbiro : Resolusi 57-NQ/TW tentang Sains, Teknologi, dan Inovasi dan Resolusi 71-NQ/TW (22 Agustus 2025) tentang terobosan pendidikan. Kedua resolusi tersebut menekankan perlunya peningkatan kapasitas inovasi, penguatan pengembangan sumber daya manusia berkualitas tinggi, promosi penerapan sains dan teknologi, serta pembekalan pemikiran kreatif dan keterampilan digital kepada siswa. Orientasi ini menciptakan landasan politik dan hukum yang kokoh untuk menjadikan pendidikan KI sebagai bagian penting dari program pendidikan nasional.

Perlu dicatat, rangkaian acara ini merupakan kegiatan konkret untuk mewujudkan hasil kunjungan Direktur Jenderal WIPO, Daren Tang, ke Vietnam pada bulan September 2025. Dalam kunjungan tersebut, beliau mengunjungi Pameran Produk Kreatif Mahasiswa Akademi Teknologi Pos dan Telekomunikasi dan sangat mengapresiasi potensi kreatif mahasiswa Vietnam. Pada kesempatan ini pula, Kantor Hak Kekayaan Intelektual dan WIPO menandatangani Nota Kesepahaman tentang kerja sama untuk memajukan pendidikan dan pelatihan Hak Kekayaan Intelektual di semua tingkatan, yang membuka peluang kerja sama yang luas dan berkelanjutan—rangkaian acara pada bulan November ini merupakan contoh nyata.
Oleh karena itu, pertemuan pada 24 November difokuskan pada pembahasan model pengembangan ekosistem inovasi terkait pendidikan HKI di India, negara yang terkenal dengan model AIM dan sistem Atal Tinkering Labs (ATL). Perwakilan Akademi WIPO, pakar AIM India, Kementerian Sains dan Teknologi, Kementerian Pendidikan dan Pelatihan, serta organisasi terkait membahas kemungkinan penerapan model serupa di Vietnam, mulai dari pendirian laboratorium inovasi bagi mahasiswa hingga program pengembangan kapasitas, pelatihan guru, dan kegiatan rintisan bagi pemuda.

Konferensi internasional (25-28 November) ini mempertemukan lebih dari 80 delegasi dari dalam dan luar negeri, termasuk para pakar, manajer pendidikan, dan pengajar KI dari negara-negara ASEAN. Konferensi ini berfokus pada berbagi pengalaman dalam menyusun kurikulum KI, mengimplementasikan dokumen WIPO, mempraktikkan desain pembelajaran, simulasi situasi, bertukar model pendidikan inovasi STEM, dan melakukan survei lapangan di beberapa sekolah menengah atas di Hanoi. Ini merupakan kesempatan untuk membentuk jaringan pendidikan KI regional, menciptakan platform yang sinkron untuk menyebarkan budaya KI di komunitas pendidikan ASEAN.
Sumber: https://baophapluat.vn/viet-nam-thuc-day-giao-duc-so-huu-tri-tue-cho-thanh-thieu-nien-asean.html






Komentar (0)