Klip berdurasi 16 detik itu memperlihatkan lima siswa laki-laki mencengkeram lengan dan kaki teman sekelas mereka, sambil terus menekan bagian pribadinya ke tiang bendera, meskipun siswa kelas 8 itu terus-menerus meronta dan berteriak. Alih-alih berusaha menghentikannya, beberapa siswa laki-laki lain berdiri di luar, bersorak, bersorak, dan merekam. Rekaman ini telah memicu kemarahan publik dan pihak-pihak terkait.
Menurut informasi dari Bapak Doan Vu Hai, Kepala Sekolah Menengah Hoa Nam (Distrik Ung Hoa, Hanoi ), insiden tersebut terjadi di sekolah pada tanggal 8 November. Namun, pihak sekolah baru menerima rekaman video tersebut dari orang tua siswa pada tanggal 24 November setelah memeriksa ponsel anak tersebut. Insiden tersebut dipastikan serius, dan pihak sekolah mengundang kepolisian komune Hoa Nam untuk berkoordinasi dalam penanganannya. Pada saat yang sama, pihak sekolah mengadakan pertemuan dengan pihak terkait dan segera membawa siswa laki-laki yang "dipaku di tiang" tersebut untuk diperiksa.
Sekelompok teman mencengkeram lengan dan kaki siswa laki-laki itu, lalu menariknya ke arah tiang bendera. (Foto diambil dari klip)
Sekolah mendisiplinkan 6 siswa yang terlibat. Siswa yang menjadi dalang insiden tersebut diskors dari sekolah selama 2 minggu, sementara 5 siswa lainnya diskors dari sekolah selama 1 minggu. Menurut kepala sekolah Hoa Nam Secondary School, ini hanyalah insiden tak terduga. Ia juga mengakui bahwa sekolah lalai dalam mengelola siswa. "Mereka adalah sekelompok teman yang sering bermain bersama, tidak ada konflik sebelumnya," kata Bapak Hai.
Ibu korban mengatakan bahwa mereka adalah sekelompok teman yang dulu sering bergaul dengan putranya di sekolah, dan insiden itu disebabkan oleh siswa yang saling mengejek. Keluarga tersebut membawa putra mereka ke dokter dan mendapatkan hasil normal. Namun, psikologi anak laki-laki itu terpengaruh oleh video yang beredar di internet.
Saat ini, Departemen Pendidikan dan Pelatihan distrik Ung Hoa telah menerima masukan dan meminta Sekolah Menengah Hoa Nam untuk melaporkan dan menjelaskan insiden tersebut secara rinci.
Di sisi lain, di media sosial, banyak orang mengungkapkan kemarahan mereka atas tindakan sekelompok siswa tersebut. Ibu NTMA geram: "Saya juga punya anak kelas 8, menonton video itu membuat saya sangat kesal. Kejadian itu terjadi tepat di komune tetangga, semakin saya menonton video itu, semakin saya takut akan tatapan acuh tak acuh ketika melihat seorang teman di-bully tetapi hanya berdiri bersorak. Ini tidak bisa diterima."
Bapak NBP berkata: "Kekerasan di sekolah meningkat secara mengkhawatirkan. Saya pikir seharusnya ada sanksi yang lebih baik. Saya pikir skorsing tidak berpengaruh pada masing-masing siswa. Mereka seharusnya dikirim ke sekolah rehabilitasi, misalnya, agar mereka dapat dilatih kembali dalam hal moralitas."
Di sisi hukum, para ahli percaya bahwa tindakan disipliner terhadap siswa harus ditujukan pada pendidikan dan reformasi, menciptakan kondisi bagi mereka untuk mengakui kesalahan mereka dan memperbaikinya. Dilarang keras memanfaatkan disiplin siswa untuk mendiskriminasi, mendiskriminasi, dan menghina kehormatan dan martabat mereka. Dalam insiden di atas, siswa laki-laki tersebut belum menderita konsekuensi serius yang mengarah pada pertanggungjawaban pidana. Menurut Surat Edaran 32/2020/TT-BGDĐT tentang Piagam Sekolah Menengah dan Atas, para ahli percaya bahwa siswa laki-laki harus menghadapi tindakan disipliner berikut: Teguran, pemberitahuan kepada orang tua siswa untuk berkoordinasi dalam membantu siswa mengatasi kekurangan dan menangguhkannya sementara dari sekolah dan melaksanakan tindakan pendidikan lainnya sesuai dengan peraturan Kementerian Pendidikan dan Pelatihan.
Komite Rakyat Distrik Ung Hoa telah mengeluarkan surat yang mengkritik Kepala Dinas Pendidikan dan Pelatihan Distrik, Ketua Komite Rakyat Komune Hoa Nam, dan Kepala Sekolah Menengah Hoa Nam atas lambatnya komunikasi dan pelaporan insiden tersebut. Insiden ini sangat disayangkan dan membutuhkan perhatian lebih dari pihak sekolah, terutama mengingat kekerasan di sekolah sedang meningkat seperti saat ini.
[iklan_2]
Sumber
Komentar (0)