(Dan Tri) - Terkait kasus pengaduan keluarga siswi kelas 8 terhadap guru yang bertugas di Dak Lak karena melakukan pelecehan seksual di asrama, pihak sekolah diinstruksikan untuk memastikan adanya guru perempuan yang bertugas malam.
Pada tanggal 2 Desember, seorang pemimpin Departemen Pendidikan dan Pelatihan distrik M'Drak (Dak Lak) mengonfirmasi bahwa ia telah mengarahkan Dewan Direksi Sekolah Asrama di komunitas Ea Trang (distrik M'Drak) untuk mengatur guru perempuan untuk bertugas di malam hari guna memastikan objektivitas.
Menurut Departemen Pendidikan, meskipun merupakan sekolah berasrama, sekolah di Ea Trang memiliki asrama bagi siswa yang tinggal jauh. Karena sekolah tersebut berjarak 25 km dari pusat kota kabupaten, hanya ada sedikit guru perempuan dan kebanyakan dari mereka memiliki anak kecil, sehingga pada malam hari sekolah tersebut memiliki guru laki-laki yang bertugas.
Pihak berwenang mengklarifikasi pengaduan yang menuduh seorang guru melakukan pelecehan seksual terhadap siswi kelas 8 di distrik M'Drak (Foto: Thuy Diem).
Saya telah menginstruksikan bahwa betapa pun sulitnya, sekolah harus menyediakan guru perempuan untuk bertugas di malam hari. Dalam kasus seorang guru di sekolah ini dituduh melakukan perilaku tidak pantas oleh keluarga siswinya, Dinas Pendidikan dan Pelatihan Kabupaten telah menerima informasi tersebut dan sedang menunggu keputusan dari pihak berwenang.
"Sangat disayangkan ketika ada siswi yang sakit, kalau gurunya memanggil siswi-siswi yang lebih banyak untuk membantu, pasti lebih objektif," kata Ketua Dinas Pendidikan dan Pelatihan Kabupaten M'Drak.
Menurut pimpinan asrama sekolah, pada awal tahun ajaran, guru perempuan tersebut mengajukan permohonan untuk bertugas pada siang hari karena anaknya sering sakit dan suaminya sedang dalam perjalanan bisnis, dan pihak sekolah mempertimbangkan untuk meminta guru laki-laki menggantikannya pada malam hari.
"Sampai saat ini, sekolah saya telah menyediakan 100% guru perempuan untuk bertugas malam. Bagi guru perempuan yang memiliki anak kecil, sekolah telah menyediakan tempat tidur agar mereka dapat menjaga anak-anak mereka sekaligus bertugas di sekolah," ujar kepala sekolah.
Diketahui, pondok pesantren ini memiliki jumlah santri sebanyak 470 orang, yang mana 140 orang diantaranya merupakan santri asrama (60 perempuan dan 80 laki-laki).
Seperti yang dilaporkan Dan Tri , baru-baru ini, keluarga seorang siswi kelas 8 yang belajar di sebuah sekolah asrama di komunitas Ea Trang mengajukan pengaduan kepada pihak berwenang tentang dirinya yang dilecehkan secara seksual oleh guru yang bertanggung jawab di sekolah asrama tersebut.
Menurut laporan, insiden tersebut terjadi pada tanggal 10 Oktober ketika siswi tersebut jatuh sakit dan dibawa ke ruang medis sekolah oleh gurunya.
Keluarga gadis itu baru mengetahui kejadian tersebut dari siswa lain di asrama yang sama pada tanggal 4 November. Sejak itu, gadis kelas 8 itu telah pulang ke rumah dan menolak untuk kembali ke sekolah.
Segera setelah kejadian tersebut, Kepolisian Distrik M'Drak turun tangan untuk melakukan verifikasi dan investigasi, dan Dinas Tenaga Kerja, Penyandang Disabilitas Perang dan Urusan Sosial Dak Lak mengirimkan surat perintah yang menghimbau semua tingkatan dan sektor untuk ikut serta, menangani kasus tersebut secara tegas, dengan orang yang tepat dan kejahatan yang tepat, guna melindungi hak dan kepentingan terbaik anak sesuai dengan peraturan.
[iklan_2]
Sumber: https://dantri.com.vn/an-sinh/vu-thay-giao-bi-to-xam-hai-nu-sinh-noi-tru-bo-tri-nu-giao-vien-truc-dem-20241202150640424.htm
Komentar (0)