Menurut Hans Kluge, Direktur Regional untuk Eropa dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), cacar monyet yang saat ini menyebar di Afrika dan beberapa negara di luar Afrika tidak menimbulkan ancaman kesehatan masyarakat seperti pandemi Covid-19 dan tidak akan menyebabkan penguncian wilayah.
Dalam konferensi pers pada 20 Agustus, Bapak Kluge mengatakan bahwa dengan menyediakan vaksin yang cukup bagi negara-negara terdampak di Afrika dan mendorong pemantauan ketat terhadap pasien cacar monyet, penyebaran penyakit ini dapat dikendalikan. Menurut pejabat WHO, dua tahun lalu, WHO mengendalikan cacar monyet di Eropa berkat keterlibatan langsung komunitas pria gay.
Sebagian besar kasus cacar monyet Clade 2 terjadi pada pria gay dan biseksual, terutama mereka yang memiliki banyak pasangan seksual. Kini, terdapat strain Clade 1b, yang diperkirakan lebih mudah menyebar melalui kontak dekat. Clade 1b telah menewaskan ratusan orang di Afrika Tengah dan terdeteksi minggu lalu di Swedia.
Sementara itu, menurut Reuters, Menteri Kesehatan Filipina Teodoro Herbosa mengatakan pada 21 Agustus bahwa kasus baru cacar monyet yang baru-baru ini ditemukan di negara Asia Tenggara ini termasuk dalam varian Clade 2. Pasien tersebut, seorang pria Filipina berusia 33 tahun tanpa riwayat perjalanan ke luar Filipina, sedang menjalani pemulihan di rumah sakit.
Dalam perkembangan terkait, Emergent BioSolutions menyatakan akan menyumbangkan 50.000 dosis vaksin cacarnya kepada Republik Demokratik Kongo dan negara-negara terdampak lainnya, seperti Burundi, Kenya, Rwanda, dan Uganda, untuk mengatasi wabah cacar yang sedang berlangsung. Vaksin ACAM2000 dari Emergent, yang telah disetujui untuk cacar, telah digunakan sebagai vaksin cacar monyet, tetapi Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) belum menyetujui penggunaannya karena kekhawatiran akan efek samping dan risiko yang lebih tinggi dibandingkan vaksin Jynneos dari Bavarian Nordic A/S (perusahaan bioteknologi Denmark). Jynneos telah disetujui di AS untuk cacar manusia dan cacar monyet.
HUY QUOC
[iklan_2]
Sumber: https://www.sggp.org.vn/who-dau-mua-khi-se-khong-thanh-dich-nhu-covid-19-post755016.html






Komentar (0)