"Tahun ini, bencana alam terus terjadi. Di akhir Oktober, ketika padi mulai matang, matahari bersinar cerah, dan saya diam-diam gembira dan berdoa agar panennya lancar. Saya tidak menyangka hujan turun menjelang hari panen, yang menyebabkan hampir semua padi berat berjamur dan bertunas," kata Bapak Ly Va Tong, warga Desa Huoi Dun, dengan sedih.

Keluarga Bapak Ho Xia Nenh memiliki sekitar 0,3 hektar sawah yang sudah matang. Mereka harus mengerahkan seluruh tenaga kerja di rumah untuk pergi ke sawah agar cepat panen dan membangun gubuk untuk berteduh dari hujan, lalu membagi tugas mengumpulkan kayu bakar untuk menjemur padi. "Meskipun kami mencoba menjemur padi dengan kayu bakar, karena lokasinya di gunung yang tinggi dan hujannya lama, padinya tetap banyak yang bertunas, hanya sedikit yang bisa diselamatkan," ujar Bapak Nenh.
Dalam situasi serupa, Desa Huoi Khe memiliki 11 rumah tangga yang kehilangan panen padi gogo mereka ketika lebih dari 5 hektar padi dipanen setelah hujan lebat yang panjang. Bapak Ha Ba Ly, seorang pejabat Komite Rakyat Komune Huoi Tu, mengatakan bahwa pada akhir tahun, warga di sini memiliki 2 kali panen padi gogo, dengan 2 kali panen berjarak sekitar 1 bulan. Panen saat ini adalah padi yang masaknya terlambat, dan hujan yang berkepanjangan setelah badai menyebabkan benih padi berkecambah dan terkadang menghasilkan daun hijau, yang hanya dapat digunakan untuk pakan ternak sapi dan kerbau.

Komune Huoi Tu memiliki 13 desa dengan lebih dari 1.000 rumah tangga, sebagian besar suku Mong, yang telah bercocok tanam padi gogo selama beberapa generasi. Setiap tahun, masyarakat Huoi Tu secara aktif mempertahankan produksi pertanian , secara bertahap mengubah struktur tanaman dan ternak ke lahan dengan kondisi yang menguntungkan dan sesuai seperti jagung hibrida dan padi hibrida, yang telah membuahkan hasil nyata. Selain itu, masyarakat juga mempertahankan budidaya padi gogo tradisional dengan total luas sekitar 117 hektar.
"Beras gogo merupakan sumber pangan utama bagi masyarakat. Oleh karena itu, dalam menghadapi cuaca yang tidak bersahabat, Komite Rakyat Komune beserta pengurus desa dan dusun secara aktif mendukung dan membimbing masyarakat untuk menyimpan beras dengan menutup dan menggulung beras di tempat yang sejuk serta mencoba mengeringkannya secara manual, sebagai upaya untuk mengawetkan makanan untuk Hari Raya Tet mendatang," ujar Bapak Ha Ba Ly.
Sumber: https://baonghean.vn/xa-reo-cao-huoi-tu-that-thu-mua-lua-nuong-10311236.html






Komentar (0)