Terkait dengan hal tersebut, Pasal 9 Keputusan Menteri Kehakiman Nomor 138/2021/ND-CP mengatur mengenai kewajiban dalam pengelolaan dan pengamanan barang bukti dan alat bukti sitaan, serta izin dan surat keterangan praktik yang disita sebagai berikut:
-Orang yang membuat catatan penahanan sementara bertanggung jawab atas pengelolaan dan pemeliharaan barang bukti, sarana, izin, dan sertifikat praktik yang disita hingga menyerahkan barang bukti, sarana, izin, dan sertifikat praktik yang disita kepada pengelola dan petugas jaga.
- Orang yang memutuskan untuk menahan sementara atau menyita bertanggung jawab atas pengelolaan dan penyimpanan benda, sarana, izin, dan sertifikat praktik yang disita atau dirampas. Apabila benda, sarana, izin, dan sertifikat praktik yang disita hilang, dijual secara melanggar peraturan, ditukar, rusak, hilang bagiannya, atau diganti, orang yang memutuskan untuk menahan sementara atau menyita bertanggung jawab atas ganti rugi dan akan ditangani sesuai dengan ketentuan hukum.
-Orang yang mengelola dan memelihara barang bukti, sarana, izin, dan sertifikat praktik yang disita bertanggung jawab langsung atas pengelolaan dan pemeliharaan barang bukti, sarana, izin, dan sertifikat praktik yang disita.
Apabila barang bukti, sarana, izin, dan surat keterangan praktik yang disita hilang, diperjualbelikan secara melawan hukum, tertukar, rusak, hilang bagiannya, atau diganti, maka orang yang mengeluarkan penetapan penahanan sementara atau penyitaan wajib bertanggung jawab di hadapan hukum dan orang yang mengeluarkan penetapan penahanan sementara atau penyitaan wajib bertanggung jawab atas pengurusan dan pemeliharaan barang bukti, sarana, izin, dan surat keterangan praktik yang disita.
- Dalam hal kendaraan bermotor yang melanggar ketentuan administratif diserahkan kepada organisasi atau individu yang melanggar untuk diamankan, maka orang yang berwenang menahan sementara kendaraan bermotor tersebut bertanggung jawab untuk mengelola dan memelihara kendaraan bermotor yang melanggar ketentuan administratif tersebut sejak dilakukan penahanan sementara sampai dengan diserahkan kembali kepada organisasi atau individu yang melanggar untuk diamankan.
Secara khusus:
Barang dan sarana yang disita dan dirampas wajib dikelola, dijaga dengan ketat, aman, ditata secara wajar, mudah diperiksa, terhindar dari kekeliruan, tidak menimbulkan pencemaran lingkungan, dan tidak menimbulkan wabah penyakit. Barang dan sarana yang disita dan dirampas wajib dijamin keutuhannya, terlepas dari penurunan nilai akibat faktor-faktor objektif seperti cuaca, kelembapan, keausan seiring waktu, dan lain-lain.
Hanya menerima, mengembalikan, dan memindahkan barang bukti, sarana, izin, serta sertifikat praktik yang disita atau menerima, memindahkan barang bukti dan sarana yang disita kepada lembaga, organisasi, dan individu apabila ada keputusan tertulis dari pihak berwenang yang berwenang.
Oleh karena itu, polisi lalu lintas yang menyusun berita acara penahanan sementara dan memutuskan untuk menahan sementara kendaraan yang melanggar peraturan lalu lintas, termasuk pelanggaran konsentrasi alkohol, bertanggung jawab untuk mengelola dan menjaga kendaraan yang ditahan hingga diserahkan kepada pemiliknya. Jika kendaraan yang ditahan rusak atau kehilangan komponennya, polisi yang mengeluarkan keputusan penahanan sementara bertanggung jawab atas kompensasi dan akan ditangani sesuai ketentuan hukum.
Apabila polisi lalu lintas menugaskan seseorang untuk mengelola dan mengamankan kendaraan yang ditahan, orang tersebut bertanggung jawab langsung atas pengelolaan dan pengamanannya. Apabila kendaraan yang ditahan rusak atau kehilangan komponennya, orang tersebut harus bertanggung jawab secara hukum dan polisi lalu lintas memutuskan untuk menahan sementara kendaraan yang ditahan tersebut.
Namun, perlu dicatat bahwa untuk mempunyai dasar dalam meminta ganti rugi atas kerusakan, pemilik kendaraan harus mempunyai catatan penahanan sementara kendaraan yang melanggar, dokumen resmi yang menunjukkan kepemilikan sah kendaraan tersebut, informasi tentang kondisi kendaraan, jenis kendaraan, tahun pembuatan kendaraan, dan sebagainya, sehingga mempunyai dasar untuk menentukan nilai properti yang rusak.
Minh Hoa (t/h)
[iklan_2]
Sumber






Komentar (0)