“600 kilometer persegi wilayah Kherson terendam air, yang 32% berada di tepi kanan dan 68% di tepi kiri,” ujar Oleksandr Prokudin, gubernur wilayah Kherson, di media sosial.
“Rata-rata ketinggian banjir adalah 5,61 meter,” ujar Oleksandr Prokudin, seraya menambahkan bahwa “meskipun ada bahaya dan penembakan gencar Rusia, evakuasi dari wilayah banjir terus berlanjut.”
Banjir akibat jebolnya bendungan Kakhovka merendam banyak rumah di Kherson.
Situasi di wilayah yang dikuasai Rusia juga "sangat sulit," menurut Oleksandr Prokudin.
Layanan tanggap darurat negara Ukraina menyatakan 1.995 orang telah dievakuasi dari daerah banjir, termasuk 103 anak-anak. Di sisi Ukraina Sungai Dnipro, "total 20 permukiman dan 2.629 rumah" terendam banjir.
Banjir telah merendam banyak wilayah di ibu kota Kherson.
Sementara itu, kantor berita negara Rusia TASS mengutip sumber keamanan yang mengatakan pada 8 Juni bahwa sekitar 14.000 rumah telah terendam banjir sejak bendungan Kakhovka jebol, dengan sekitar 4.300 orang dievakuasi.
Menurut TASS , kenaikan muka air di beberapa wilayah di wilayah Kherson selatan dikatakan telah mencapai puncaknya dan diperkirakan akan terus berlanjut selama 3 hingga 10 hari setelah bendungan Nova Kakhovka hancur.
Pada 8 Juni, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengunjungi wilayah Kherson selatan yang dilanda banjir. Ia berdiskusi dengan pemerintah setempat tentang " evakuasi penduduk dari daerah rawan banjir dan bantuan hidup bagi daerah yang terdampak banjir."
Bendungan hidroelektrik Kakhovka di Sungai Dnipro di wilayah Provinsi Kherson yang dikuasai Rusia sebagian hancur pada 6 Juni, mengakibatkan luapan air ke hilir. Ukraina menuduh Rusia meledakkan bendungan Kakhovka, sementara Kremlin mengatakan Ukraina menyabotase bendungan tersebut.
Presiden Rusia Vladimir Putin untuk pertama kalinya mengomentari penghancuran Bendungan Kakhovka di wilayah Kherson, menyebutnya sebagai tindakan "barbarisme". Ia menuduh Ukraina dan para pendukung Baratnya secara gegabah mengambil jalur eskalasi yang berbahaya.
Kong Anh (Sumber: Straits Times)
Berguna
Emosi
Kreatif
Unik
[iklan_2]
Sumber
Komentar (0)