Sesuai dengan ketentuan Pasal 152 ayat 6 Undang-Undang Pertanahan Tahun 2024, sertifikat yang telah diterbitkan akan dibatalkan sesuai dengan ketentuan Pasal 152 ayat 2 dan Pasal 152 ayat 5. Namun, apabila pengguna tanah atau pemilik hak atas tanah tidak menyerahkan sertifikat yang telah diterbitkan, maka instansi yang berwenang menerbitkan Sertifikat Hak Guna Usaha dan Hak Milik atas Tanah yang melekat pada tanah tersebut memutuskan untuk membatalkan sertifikat yang telah diterbitkan.
Secara khusus, Pasal 151 Ayat 2 mengatur 6 (enam) kasus dimana Negara mencabut sertifikat yang telah diterbitkan, yaitu:
Pertama, Negara wajib mengambil kembali seluruh tanah yang tercatat dalam Sertifikat Hak Guna Usaha, Sertifikat Hak Milik Rumah dan Hak Pakai atas Tanah, Sertifikat Hak Milik Rumah, Sertifikat Hak Milik Bangunan, Sertifikat Hak Guna Usaha, Sertifikat Hak Guna Usaha, Sertifikat Hak Guna Usaha Rumah dan Barang/Jasa Lain yang melekat pada Tanah, Sertifikat Hak Guna Usaha dan Barang/Jasa Lain yang melekat pada Tanah yang telah diberikan;
Kedua, Penerbitan dan penukaran Sertifikat Hak Guna Usaha, Sertifikat Hak Milik Rumah dan Hak Guna Bangunan, Sertifikat Hak Guna Usaha ...
UU Pertanahan 2024 menetapkan 7 kasus yang buku merahnya akan dibatalkan (Foto: IT).
Ketiga, Pengguna tanah dan pemilik aset yang melekat pada tanah mendaftarkan perubahan hak atas tanah dan aset yang melekat pada tanah dan harus diterbitkan kembali Sertifikat Hak Guna Usaha dan Hak Milik atas Aset yang melekat pada tanah;
Keempat, Sertifikat tersebut diterbitkan tanpa kewenangan yang semestinya, kepada pengguna tanah yang salah, untuk luas tanah yang salah, tidak memenuhi persyaratan penerbitan, dengan tujuan penggunaan tanah atau jangka waktu penggunaan tanah atau asal usul penggunaan tanah yang salah menurut ketentuan peraturan perundang-undangan pertanahan pada saat Sertifikat diterbitkan;
Kelima, Sertifikat yang diterbitkan dinyatakan batal demi hukum oleh Pengadilan yang berwenang;
Keenam, Dalam hal terjadi pelelangan atau pengalihan hak atas tanah atau aset yang melekat pada tanah atas permintaan Pengadilan atau instansi pelaksana, orang yang dikenai pelaksanaan tidak menyerahkan sertifikat yang telah diterbitkan.
Selain itu, Pasal 136 Ayat 5 menentukan pencabutan Sertifikat Hak Guna Usaha, Sertifikat Hak Milik Rumah dan Hak Pakai atas Tanah, Sertifikat Hak Milik Rumah, Sertifikat Hak Milik Bangunan, Sertifikat Hak Guna Usaha ...
Dibandingkan dengan UU Pertanahan 2013, UU Pertanahan 2024 memiliki poin baru, yaitu menambahkan ketentuan pencabutan buku merah yang telah diterbitkan jika pengadilan menyatakannya batal demi hukum. UU Pertanahan 2024 telah menindaklanjuti kasus-kasus pencabutan, menyempurnakan, dan memperjelas peraturan perundang-undangan terkait buku merah. Hal ini memperkuat legalitas pencabutan buku merah.
[iklan_2]
Sumber: https://dantri.com.vn/bat-dong-san/7-truong-hop-so-do-se-bi-huy-theo-luat-dat-dai-2024-20240629102431148.htm
Komentar (0)