Rabies adalah penyakit zoonosis yang disebabkan oleh virus rabies, dan sebagian besar kematian terjadi setelah gejala muncul, dengan angka kematian mendekati 100%.
Rabies adalah penyakit zoonosis yang disebabkan oleh virus rabies, dan sebagian besar kematian terjadi setelah gejala muncul, dengan angka kematian mendekati 100%.
Hingga akhir Desember 2024, negara ini telah mencatat 84 kematian akibat rabies. Kementerian Kesehatan menyatakan bahwa penyebab utamanya adalah orang-orang yang digigit hewan yang diduga rabies tidak menerima vaksinasi rabies tepat waktu, atau tidak menerima dosis yang cukup. Selain itu, manajemen anjing dan kucing masih lemah dan tingkat vaksinasi rabies untuk hewan peliharaan masih rendah.
Untuk mencegah penyakit rabies, Kementerian Kesehatan menganjurkan agar masyarakat mengambil tindakan seperti memvaksinasi anjing dan kucing terhadap penyakit rabies. |
Rabies adalah penyakit zoonosis yang disebabkan oleh virus rabies, dan sebagian besar kematian terjadi setelah gejala muncul, dengan angka kematian mendekati 100%.
Ini adalah salah satu penyakit menular yang paling berbahaya, terutama di negara-negara dengan tingkat vaksinasi ternak yang rendah, seperti di Asia Tenggara.
Pada konferensi untuk meninjau pekerjaan pencegahan dan pengendalian penyakit menular pada tahun 2024 dan rencana pencegahan dan pengendalian penyakit menular pada tahun 2025, Bapak Nguyen Luong Tam, Wakil Direktur Departemen Pengobatan Pencegahan, Kementerian Kesehatan, menyatakan keprihatinannya bahwa penyakit ini masih menyebabkan angka kematian yang begitu tinggi.
"Tingginya angka kematian akibat rabies, hampir 100 orang, disebabkan oleh buruknya pengelolaan kawanan anjing dan kucing; tingkat vaksinasi rabies untuk anjing dan kucing rendah (di bawah 50%). Situasi anjing dan kucing yang berkeliaran bebas, tidak memakai moncong, dan tidak divaksinasi rabies merupakan hal yang umum, sementara orang-orang bersifat subjektif dan tidak divaksinasi rabies ketika digigit anjing dan kucing," ujar Kepala Departemen Kedokteran Pencegahan.
Untuk mencegah rabies, Kementerian Kesehatan menganjurkan masyarakat untuk melakukan langkah-langkah seperti memvaksinasi anjing dan kucing: Masyarakat perlu memvaksinasi hewan peliharaan mereka secara lengkap dan memvaksinasi ulang sesuai anjuran dokter hewan. Ini adalah langkah paling efektif untuk mengurangi risiko penyebaran rabies.
Hindari kontak dengan hewan yang menunjukkan perilaku tidak biasa: Terutama dengan anak-anak, jangan bermain atau menggoda anjing atau kucing, terutama hewan yang menunjukkan perilaku aneh seperti menggonggong keras, menyerang tanpa alasan atau melarikan diri.
Jika digigit anjing atau kucing, segera cuci luka di bawah air mengalir selama 15 menit, disinfeksi dengan alkohol 70% atau antiseptik. Kemudian, segera dapatkan vaksinasi rabies dan/atau serum anti-rabies. Jangan mengobati sendiri atau berobat ke dukun.
Membatasi perdagangan dan penyembelihan anjing dan kucing: Pemerintah daerah perlu memperkuat pengawasan terhadap perdagangan daging anjing dan kucing, sekaligus melakukan pemeriksaan dan penanganan secara ketat terhadap tempat-tempat yang memperdagangkan hewan yang tidak diketahui asal usulnya.
Bila berisiko terkena rabies: Segera pergi ke fasilitas medis terdekat untuk pemeriksaan dan perawatan tepat waktu.
Dr. Nguyen Tuan Hai dari sistem vaksinasi Safpo/Potec merekomendasikan bahwa vaksinasi rabies sebelum paparan adalah cara paling efektif untuk melindungi kesehatan.
Vaksinasi dini tidak hanya mengurangi jumlah suntikan yang dibutuhkan tetapi juga menyederhanakan proses pengobatan. Namun, vaksinasi rabies tetap diperlukan segera setelah gigitan untuk menghindari risiko kematian.
Meskipun banyak orang khawatir tentang efek samping vaksin, terutama efeknya pada sistem saraf, menurut Dr. Hai, vaksin rabies generasi baru yang diproduksi dengan teknologi modern telah meminimalkan efek samping tersebut. Hal ini membantu orang merasa lebih aman saat divaksinasi.
Rabies masih menjadi ancaman utama bagi kesehatan masyarakat, terutama di daerah terpencil. Kementerian Kesehatan telah mengimbau dinas kesehatan dan pemerintah daerah untuk meningkatkan edukasi pencegahan rabies, terutama di daerah dengan tingkat vaksinasi rendah dan populasi anjing liar yang tidak terkendali.
Bersamaan dengan itu, pihak berwenang perlu mengambil tindakan untuk memantau secara ketat vaksinasi rabies pada hewan peliharaan dan mengontrol secara ketat perdagangan hewan liar serta daging anjing dan kucing.
Memperkuat langkah-langkah ini akan membantu mengurangi risiko penyebaran rabies, melindungi kesehatan masyarakat, dan meminimalkan kematian akibat rabies di masa mendatang.
[iklan_2]
Sumber: https://baodautu.vn/84-nguoi-tu-vong-do-benh-dai-vi-dau-nen-noi-d235742.html
Komentar (0)