Alasannya datang dari meningkatnya kebutuhan untuk meningkatkan kapasitas penelitian dan persaingan ilmiah internasional.
Program gabungan antara Kementerian Pendidikan, Kementerian Sains dan Teknologi (DST), dan Kementerian Bioteknologi (DBT), yang bertujuan untuk menyediakan posisi jangka panjang di lembaga-lembaga penelitian terkemuka. Para akademisi memiliki otonomi akademik dan sumber daya keuangan yang signifikan untuk membangun laboratorium dan kelompok penelitian.
Menurut The Indian Express, pemerintah akan memilih 12-14 bidang STEM prioritas yang strategis bagi pembangunan nasional sebelum merekrut sumber daya manusia yang sesuai. Tidak hanya terbatas pada dukungan penelitian, program ini juga akan menangani masalah perumahan dan kondisi kehidupan—faktor-faktor yang selama ini menghalangi banyak ilmuwan untuk mempertimbangkan kembali.
Langkah ini dilakukan di tengah lingkungan akademis yang tidak stabil di AS, karena pemerintahan Trump telah mengusulkan agar universitas membatasi pendaftaran internasional dan mengubah mekanisme pendanaan.
India telah memiliki beberapa inisiatif di masa lalu, seperti Beasiswa Ramanujan dan Program Penelitian Biomedis, tetapi inisiatif-inisiatif ini berfokus pada kolaborasi jangka pendek. Di sisi lain, program baru ini diarahkan untuk rekrutmen jangka panjang.
Namun, para ahli mengatakan keberhasilan akan bergantung pada reformasi yang lebih luas, terutama dalam prosedur administratif dan remunerasi, yang dianggap sebagai hambatan terbesar dalam menarik bakat internasional kembali ke negara asal.
Sumber: https://giaoducthoidai.vn/an-do-keu-goi-nhan-tai-tro-ve-giang-day-post755678.html






Komentar (0)