Mengakui kesalahan, berkomitmen untuk memperbaikinya
Suasana SEA Games ke-33 di Thailand semakin memanas, tetapi kegembiraan itu diselingi dengan nada-nada rendah. Hanya dalam beberapa hari, penyelenggaraan kongres menghadapi masalah berturut-turut: Fanpage SEA Games keliru memasang bendera Vietnam sebagai bendera Thailand, dan bendera Laos sebagai bendera Indonesia; poster promosi yang menggunakan AI terdapat kesalahan ejaan; pengumuman tersebut menimbulkan kebingungan karena media melarang penggunaan logo kongres; sound system pada pertandingan U-23 Laos - U-23 Vietnam bermasalah, sehingga lagu kebangsaan tidak dapat dikumandangkan sepenuhnya. Di Stadion Rajamangala, tempat upacara pembukaan sedang dipersiapkan, banyak lampu yang pecah secara bersamaan, sehingga pihak pengelola harus meminjam lampu dari stadion lain untuk segera menggantinya.

Pejabat olahraga tertinggi di Thailand (ketiga dari kanan) memberikan isyarat niat baik kepada atlet Vietnam (baju merah)


Menteri Pariwisata dan Olahraga Thailand Sirilathayakorn (kanan) bertemu dengan atlet Vietnam dan meminta maaf karena menyanyikan lagu kebangsaan tanpa musik.

Timnas U-23 Vietnam menyanyikan lagu kebangsaan tanpa musik pada pertandingan pembuka melawan Timnas U-23 Laos.
FOTO: DONG NGUYEN KHANG
Proses media dan perizinan juga tidak lancar. Banyak tim pers diberikan izin pers menjelang pertandingan, membuat para wartawan lelah menunggu di pusat pers karena daftar izin terus berubah.
Menanggapi opini publik, otoritas Thailand segera angkat bicara. Organisasi Olahraga Thailand (THASOC) mengirimkan surat kepada Komite Olimpiade Vietnam untuk secara resmi meminta maaf atas insiden Lagu Kebangsaan dan berjanji tidak akan membiarkan hal itu terulang. Halaman penggemar SEA Games 33 mengakui bahwa mereka telah menerima informasi yang tidak akurat dalam beberapa tahap dan berterima kasih kepada komunitas atas komentar mereka. Panitia Penyelenggara Stadion Rajamangala juga mengklarifikasi bahwa insiden penyegelan logo di kaus suporter dengan selotip merupakan kesalahan komunikasi dan telah segera diperbaiki. Namun, Panitia Penyelenggara belum menjelaskan kesalahan pengibaran bendera nasional pada jadwal futsal putri.
HARAPAN UNTUK PENGALAMAN PEMILIK RUMAH
Perdana Menteri Thailand sekaligus Menteri Dalam Negeri Anutin Charnvirakul mengatakan pada 5 Desember bahwa anggaran untuk SEA Games ke-33 hanya sekitar 2 miliar baht (lebih dari 1.600 miliar VND), jauh lebih rendah dibandingkan edisi sebelumnya (lebih dari 2.400 miliar VND untuk SEA Games ke-32 di Kamboja). Provinsi Hat Yai yang dicoret dari daftar tuan rumah akibat banjir memaksa negara tuan rumah untuk segera menyesuaikan fasilitas penyelenggaraan, sehingga menghasilkan tambahan anggaran sebesar 160 juta baht (lebih dari 130 miliar VND). Ia mengakui bahwa keterbatasan sumber daya, perubahan aparatur pemerintah, dan dampak bencana alam telah menyulitkan proses persiapan.
Upacara pembukaan tidak akan megah, tetapi elegan, kata Gubernur Otoritas Olahraga Thailand, Gongsak Yodmanee, karena sebagian besar sumber daya diprioritaskan untuk penanggulangan banjir. Thailand telah dilanda beberapa banjir besar, yang secara langsung memengaruhi infrastruktur yang mendukung SEA Games. Para penggemar di kawasan ini masih berharap Thailand—negara yang telah sukses menjadi tuan rumah SEA Games sebanyak enam kali—untuk segera memperketat proses, menstabilkan penyelenggaraan, dan memastikan acara berlangsung dengan aman dan lancar. SEA Games bukan hanya ajang bagi para atlet untuk berkompetisi, tetapi juga simbol semangat solidaritas dan keluhuran olahraga Asia Tenggara.
Sumber: https://thanhnien.vn/ap-luc-cua-thai-lan-truoc-gio-g-sea-games-33-roi-se-het-san-185251205224825469.htm










Komentar (0)