| Seorang MC wanita bernama J-na diciptakan oleh AI untuk memandu program berita di saluran TV di provinsi Jeju (Korea Selatan). |
AI adalah realitas ruang redaksi
Di AS, peristiwa Washington Post yang menggunakan alat Heliograf untuk secara otomatis menghasilkan ratusan berita selama Olimpiade Rio 2016 dan pemilihan Presiden AS pada tahun yang sama menandai titik balik yang jelas: AI tidak lagi sekadar pendukung tetapi telah secara resmi berpartisipasi dalam "profesi jurnalisme".
Selanjutnya, dua nama besar, Bloomberg dan Reuters, memelopori penerapan AI dalam produksi berita otomatis. Bloomberg mengembangkan sistem Cyborg, yang memungkinkan pembuatan ribuan berita keuangan setiap hari dengan akurasi yang sangat tinggi. Cyborg tidak hanya menganalisis data, tetapi juga mensintesis, menulis, dan menyajikan konten sesuai standar jurnalistik. Pada tahun 2023, perusahaan terus meluncurkan BloombergGPT, sebuah model bahasa khusus untuk data keuangan - untuk meningkatkan kualitas produksi dan analisis mendalam. Sementara itu, Reuters menerapkan teknologi Natural Language Generation (NLG) untuk secara otomatis membuat berita kilat dan laporan keuangan; mengembangkan sistem AI untuk mendukung analisis video dan foto yang cepat, yang melayani pengeditan berita "hangat".
Di Eropa, BBC (Inggris) dan Axel Springer (Jerman)—grup media yang memiliki surat kabar seperti Bild dan Die Welt—masih berpeluang. BBC telah membentuk departemen baru yang memanfaatkan AI untuk menyediakan konten yang dipersonalisasi bagi pengguna, memproses data, dan mendistribusikan konten. Sementara itu, Bild—surat kabar terlaris di Eropa—telah mengganti sejumlah posisi seperti editor, editor penerbitan, sub-editor, proofreader, dan editor foto pada tahun 2023 dengan teknologi kecerdasan buatan (AI) untuk memangkas biaya.
Di Amerika Selatan, La Nación (Argentina) berada di garda terdepan dalam penerapan AI untuk menganalisis data pemerintah bagi jurnalisme data. Jurnalisme publik kini menggabungkan kekuatan big data dan algoritma cerdas—menciptakan perkembangan yang mendalam sekaligus luas.
MC virtual menjadi semakin populer.
Meskipun surat kabar cetak dan daring telah merasakan AI menggantikan sebagian pekerjaan penyuntingan dan penulisan, televisi melangkah lebih jauh dengan memperkenalkan pembawa berita virtual ke dalam buletin berita. Contoh tipikal adalah Kantor Berita Xinhua di Tiongkok, yang telah menciptakan pembawa berita virtual sejak 2018. Pembawa berita virtual ini dapat membaca berita 24/7, berbicara dalam berbagai bahasa, menampilkan ekspresi wajah menggunakan teknologi deepfake dan sintesis suara, serta mampu berinteraksi dengan audiens melalui platform digital.
Di Korea, MBN juga memperkenalkan MC virtual Kim Joo Ha - replika digital dari pembawa acara sungguhan yang terkenal. Replika ini tidak hanya identik dalam penampilan, tetapi juga diprogram untuk mengekspresikan ekspresi dan gaya presentasi yang sesuai dengan berita sungguhan. Teknologi ini telah membuka arah baru bagi televisi interaktif dan "optimalisasi sumber daya manusia" di industri radio dan televisi.
Tonggak penting lainnya dalam sejarah jurnalisme dunia adalah ketika surat kabar Il Foglio dari Italia baru-baru ini meluncurkan publikasi surat kabar pertama yang sepenuhnya diproduksi oleh kecerdasan buatan (AI), mulai dari penulisan artikel, pembuatan judul berita, hingga pemilihan kutipan. Artikel-artikel tersebut terstruktur dengan jelas, koheren, dan tanpa kesalahan tata bahasa yang mencolok. Namun, semua artikel berita tidak mengutip pendapat manusia secara langsung.
| Versi kertas Il Foglio dibuat sepenuhnya oleh AI. |
Personalisasi konten dan ubah cara Anda menjangkau pembaca
Salah satu dampak AI yang paling luas pada media adalah kemampuannya untuk mempersonalisasi konten. Alih-alih menyediakan berita umum untuk semua orang, perusahaan media seperti Netflix, Spotify, YouTube, dan The New York Times menggunakan AI untuk menganalisis perilaku pengguna dan merekomendasikan konten yang disesuaikan dengan minat setiap individu.
Oleh karena itu, BBC telah memanfaatkan kecerdasan buatan untuk menyediakan konten yang lebih personal bagi pengguna, terutama anak muda yang menggunakan ponsel pintar dan jejaring sosial seperti TikTok. The New York Times menggunakan AI untuk mempersonalisasi berita. Dengan mencari data secara real-time dan mengekstrak informasi berdasarkan kategori yang diminta seperti peristiwa, orang, tempat, waktu, dll., sistem kecerdasan buatan ini membantu pembaca mengakses informasi dengan lebih mudah dan memeriksa informasi relevan dalam artikel dengan lebih cepat. Sementara itu, Meta (Facebook) dan Google News juga secara aktif menerapkan AI untuk menganalisis tren informasi di jejaring sosial guna mendukung kantor berita dalam proses verifikasi.
AI menghadirkan kecepatan, efisiensi, dan skalabilitas yang belum pernah terjadi sebelumnya bagi industri media. Namun, gelombang teknologi ini juga menghadirkan banyak tantangan. Terutama, risiko pelanggaran hak cipta, kekhawatiran AI akan menggantikan manusia, dan isu etika jurnalisme. Faktanya, dapat ditegaskan bahwa AI tidak menghilangkan jurnalisme, tetapi justru memaksa jurnalisme untuk berubah lebih cepat dari sebelumnya. Dalam konteks tersebut, raksasa media dunia terpaksa berinvestasi, merestrukturisasi, dan sekaligus mempertahankan nilai-nilai inti berupa keaslian, tanggung jawab, dan kemanusiaan.
Sumber: https://baothainguyen.vn/xa-hoi/202506/bao-chi-the-gioi-truoc-lan-song-ai-doi-moi-de-sinh-ton-61e18e3/










Komentar (0)