Kerusuhan di Bangladesh berdampak pada pariwisata medis India

Bangladesh merupakan kontributor utama bagi industri wisata medis India, tetapi kerusuhan yang sedang berlangsung dapat menyebabkan penurunan jumlah kedatangan. Perusahaan pemeringkat yang berbasis di Mumbai, CareEdge, telah memperingatkan bahwa jika kerusuhan berlanjut, jumlah kedatangan dari Bangladesh kemungkinan akan turun 10-15% pada tahun 2024.

Jumlah tempat tidur kosong di rumah sakit India kemungkinan akan meningkat akibat kerusuhan di Bangladesh. Foto: PTI

India termasuk dalam 10 negara teratas untuk wisata medis global dan sangat populer di antara negara-negara di Asia Selatan, Afrika, dan Timur Tengah. Hampir 70-80% wisatawan medis di India berasal dari Bangladesh dan Timur Tengah, sementara wisatawan dari negara tetangga Bangladesh biasanya mencapai 50-60% dari seluruh wisatawan medis internasional.

Menurut CareEdge, salah satu faktor kunci dalam mencapai tonggak sejarah ini adalah kesamaan budaya dan bahasa, kualitas perawatan dengan harga yang kompetitif, dan akses ke fasilitas canggih. Bangladesh merupakan kontributor utama pariwisata medis India, melampaui Timur Tengah, Myanmar, Maladewa, Sri Lanka, dan Pakistan. Namun, kerusuhan politik dan sosial baru-baru ini di Bangladesh menimbulkan risiko bagi segmen industri pariwisata yang sedang berkembang pesat ini. Dalam laporannya, CareEdge menyatakan bahwa sejumlah besar wisatawan dari Bangladesh telah membatalkan atau menunda perjalanan mereka ke India.

Sistem layanan kesehatan India, yang populer di seluruh dunia, telah mengalami pertumbuhan berkat biaya perawatan yang kompetitif, infrastruktur yang memadai, layanan medis berkualitas tinggi, dan waktu tunggu yang relatif singkat. Pasca dampak pandemi Covid-19, pariwisata medis India telah tumbuh signifikan sejak tahun 2022. Menurut sebuah statistik, pasar pariwisata kesehatan India diperkirakan mencapai $19,43 miliar pada tahun 2024 dan diperkirakan akan mencapai $26,55 miliar pada tahun 2029.

Hasil di atas dicapai melalui inisiatif Pemerintah India dalam memperluas penerbitan visa medis elektronik bagi warga negara dari puluhan negara, yang menciptakan kondisi untuk mempromosikan industri wisata medis negara tersebut di masa mendatang. India telah menerbitkan visa medis untuk 165 negara, yang memungkinkan pengunjung internasional untuk tinggal selama 60 hari dan diizinkan masuk ke negara tersebut tiga kali selama periode tersebut. Untuk mempermudah regulasi visa dan valuta asing bagi wisatawan medis serta meningkatkan transparansi dalam sistem ini, New Delhi telah meluncurkan inisiatif Heal In India. Oleh karena itu, portal daring terpadu ini juga akan mendukung pasien asing selama perjalanan medis mereka di India.

Selain itu, peningkatan belanja pariwisata New Delhi juga membantu menarik lebih banyak wisatawan. Dari jumlah tersebut, belanja wisatawan domestik di India pada tahun 2021 mencapai sekitar 151 miliar dolar AS, peningkatan yang signifikan dibandingkan tahun 2020 (lebih dari 6 miliar dolar AS), yang berkontribusi dalam mempromosikan wisata medis di India.

Wisata medis merupakan salah satu pendorong pertumbuhan industri pariwisata India dengan beragam produk, termasuk meditasi, yoga, dan Ayurveda. Di sektor kesehatan India, Ayurveda menyumbang pangsa pasar terbesar, diikuti oleh perawatan pribadi, kecantikan, nutrisi, dan wisata medis.

MINH CHAU

Sumber: https://www.sggp.org.vn/bat-on-o-bangladesh-anh-huong-du-lich-y-te-an-do-post754451.html