Binh Dinh: Grup PNE memiliki 7 proposal untuk implementasi proyek pembangkit listrik tenaga angin lepas pantai.
Provinsi Binh Dinh terus mendukung dan mengatasi hambatan dalam pelaksanaan proyek pembangkit listrik tenaga angin lepas pantai Hon Trau oleh Grup PNE.
Terkait Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Angin Lepas Pantai Hon Trau, PNE Group (Jerman) telah melaporkan kesulitan dan hambatan yang perlu ditangani dan diselesaikan oleh lembaga terkait dalam periode mendatang untuk mengimplementasikan proyek tersebut.
Usulan PNE Group mencakup koordinasi pengembangan rencana alternatif komprehensif menjadi solusi efektif (mengkonfirmasi koordinat area proyek); memperoleh komitmen yang jelas dan eksklusif dari instansi terkait mengenai area prioritas bagi PNE Group untuk melaksanakan proyek, termasuk masukan dari Kementerian Pertahanan ; dan pemasangan peralatan pengukuran angin untuk area perluasan yang diusulkan.
Grup PNE mengusulkan alokasi kapasitas tenaga angin lepas pantai yang memadai untuk provinsi Binh Dinh dan memasukkan proyek tersebut dalam rencana pelaksanaan Rencana Pengembangan Energi VIII; segera mengeluarkan keputusan yang menyetujui kebijakan investasi dan izin survei kelautan; menyelesaikan masalah tumpang tindih dengan rute pelayaran pesisir; dan memasukkan lokasi gardu induk untuk menghubungkan proyek tersebut ke jaringan listrik nasional ke dalam rencana tata guna lahan setempat.
PNE Group juga meminta klarifikasi mengenai isu-isu yang tumpang tindih antara Perencanaan Pelabuhan Phu My dan skema perencanaan lainnya…
Terkait usulan-usulan ini, pada tanggal 14 Maret 2024, Komite Rakyat Provinsi Binh Dinh mengadakan pertemuan dengan Grup PNE.
Menurut informasi dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Binh Dinh, departemen dan instansi terkait sedang berkoordinasi untuk menyelesaikan berbagai masalah guna mempermudah pelaksanaan proyek oleh Grup PNE.
Salah satu permintaan utama dari Grup tersebut adalah untuk segera mengeluarkan keputusan yang menyetujui kebijakan investasi. Departemen Perindustrian dan Perdagangan meminta Komite Rakyat Provinsi Binh Dinh untuk menugaskan Departemen Perencanaan dan Investasi untuk mendukung dan membimbing Grup PNE dalam menyiapkan dokumen dan prosedur yang diperlukan untuk mendapatkan persetujuan kebijakan investasi untuk proyek tersebut sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Terkait permohonan izin survei kelautan, Departemen Perindustrian dan Perdagangan mengusulkan agar Komite Rakyat Provinsi menugaskan Departemen Sumber Daya Alam dan Lingkungan untuk memantau dan membimbing Grup PNE dalam menyiapkan dokumen dan prosedur yang diperlukan untuk diajukan kepada otoritas yang berwenang untuk mendapatkan persetujuan pelaksanaan pengukuran, survei, dan penilaian sumber daya energi angin lepas pantai setelah otoritas yang berwenang mengeluarkan peraturan.
Dalam laporan yang disampaikan kepada Kementerian Perindustrian dan Perdagangan pada tanggal 24 Desember 2023, Komite Rakyat Provinsi Binh Dinh menyatakan bahwa Grup PNE telah mendaftar untuk melakukan penelitian dan survei investasi pada proyek pembangkit listrik tenaga angin lepas pantai Hon Trau dengan kapasitas 2.000 MW dan total investasi sekitar 4,6 miliar USD.
Proyek ini dibagi menjadi tiga fase: Fase 1 (Proyek Hon Trau 1, VND 37.600 miliar, output 2.485 juta kWh/tahun) memiliki kapasitas 700 MW, diharapkan beroperasi sebelum tahun 2030; Fase 2 (Proyek Hon Trau 2, VND 37.600 miliar, output 2.485 juta kWh/tahun), dengan kapasitas 700 MW, diharapkan beroperasi pada tahun 2032; dan Fase 3 (Proyek Hon Trau 3, VND 3.290 miliar, output 2.130 juta kWh/tahun), dengan kapasitas 600 MW, diharapkan beroperasi pada tahun 2035.
Pada tahun 2023, Komite Rakyat Provinsi Binh Dinh berulang kali mengirimkan permintaan tertulis kepada Kementerian Perindustrian dan Perdagangan untuk mempertimbangkan dimasukkannya proyek-proyek tenaga angin lepas pantai di provinsi tersebut (termasuk Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Angin Lepas Pantai Hon Trau yang diusulkan oleh Grup PNE) ke dalam Daftar Proyek Pengembangan Sumber Daya Energi dalam Rencana Pelaksanaan Pengembangan Energi VIII, sehingga Provinsi Binh Dinh memiliki dasar untuk pelaksanaannya.
Namun, pada akhir Februari 2024, Kementerian Perindustrian dan Perdagangan menjawab bahwa proyek pembangkit listrik tenaga angin lepas pantai belum secara spesifik diidentifikasi dalam Rencana Pelaksanaan Rencana Pengembangan Energi VIII karena kurangnya Perencanaan Tata Ruang Laut Nasional.
Sumber






Komentar (0)