Pada 13 September, Dr. Le Duy Lac, Kepala Unit Kardiologi Intervensional, Departemen Resusitasi Kardiovaskular, Rumah Sakit Umum Thu Duc, menyatakan bahwa laporan kasus tersebut telah disetujui untuk dipublikasikan setelah 8 bulan peninjauan dan evaluasi internasional. Artikel tersebut juga tersedia di basis data PubMed milik Institut Kesehatan Nasional AS (NIH), yang memungkinkan para pakar global untuk merujuknya.

Menurut Dr. Le Duy Lac, pasien memiliki riwayat tekanan darah tinggi dan dirawat di rumah sakit dengan gangguan kesadaran dan kelemahan di sisi kanan tubuhnya. Hasil MRI mengonfirmasi adanya pendarahan otak akut. Satu jam kemudian, pasien tiba-tiba mengalami kesulitan bernapas, tekanan darah rendah, dan denyut nadi lambat. Elektrokardiogram menunjukkan infark miokard akut dengan elevasi ST disertai blok atrioventrikular derajat tiga.
Kesulitan terbesar terletak pada rejimen pengobatan kedua penyakit ini yang bertolak belakang: infark miokard membutuhkan antikoagulan dan antiplatelet, sementara perdarahan otak merupakan kontraindikasi. Menghadapi situasi yang "mengancam jiwa" ini, tim kardiovaskular dan neurologi memilih intervensi koroner tanpa pemasangan stent, hanya angioplasti balon dan aspirasi trombus, tanpa antikoagulan, untuk menyelamatkan jantung sekaligus membatasi risiko perdarahan otak yang lebih parah. Setelah 3 hari, ketika kondisi otak stabil, dokter akan memasang stent dengan bantuan ultrasonografi intravaskular.

Menurut Dr. Vu Tri Thanh, Direktur Rumah Sakit Umum Thu Duc, keberhasilan ini tidak hanya menyelamatkan nyawa pasien tetapi juga menyumbangkan data ilmiah yang berharga, melengkapi literatur medis dunia tentang penanganan kasus langka komorbiditas kardiovaskular dan neurologis. Hal ini juga membuktikan bahwa penelitian ilmiah merupakan salah satu dari tujuh tugas inti rumah sakit.
Sumber: https://www.sggp.org.vn/ca-benh-dac-biet-tai-tphcm-duoc-dang-tren-tap-chi-tim-mach-chau-au-post812839.html






Komentar (0)