Para peneliti telah merilis rekaman langka seekor ikan angsa berpenampilan aneh, atau "setan laut", yang berjalan dengan siripnya di dasar laut.
Ikan "setan laut" berjalan di dasar laut. Video : Live Science
Rekaman baru, yang diambil 1.200 kaki (373 meter) di bawah permukaan laut di Kepulauan Galapagos, menunjukkan ikan setan laut menggunakan sirip perut dan sirip dada yang bersendi untuk berjalan dengan mantap melintasi terumbu karang, Live Science melaporkan pada 1 November. Para ahli memperoleh rekaman tersebut selama ekspedisi yang diselenggarakan oleh Schmidt Ocean Institute, Taman Nasional Galapagos, dan Yayasan Charles Darwin pada bulan Oktober untuk memetakan terumbu karang vertikal Galapagos.
Makhluk aneh dalam video tersebut adalah ikan angsa, atau ikan "setan laut", yang termasuk dalam famili Lophiidae dalam ordo Lophiiformes , tetapi spesies pastinya belum diketahui. Ikan angsa dapat hidup di kedalaman hingga 900 m. Kepala mereka sangat besar dibandingkan dengan tubuh mereka yang pendek dan ramping, biasanya berwarna cokelat kemerahan berbintik-bintik dan ditutupi bulu.
Ikan angsa memiliki sirip bersendi yang dapat berputar dan berfungsi seperti kaki. Mulutnya yang besar membantu mereka menelan mangsa sebesar dirinya. Nelayan menyebut ikan angsa "setan laut" karena penampilannya yang aneh. Panjangnya bisa mencapai 1,4 m dan beratnya sekitar 22 kg.
Ikan angsa memiliki umpan khas di kepala mereka yang memikat mangsa untuk mendekat. Mereka menunggu dan ketika mangsa datang, mereka menerjang ke depan, menggunakan seluruh cadangan energi mereka untuk menangkapnya. Mereka terutama memakan ikan, tetapi juga krustasea seperti lobster. Gigi mereka miring ke belakang ke arah belakang mulut mereka, mencegah mangsanya melarikan diri.
"Satu hal yang benar-benar menonjol tentang ikan angsa adalah tubuh mereka dioptimalkan agar sangat cocok untuk gaya hidup rendah energi," kata Jethro Reading, pakar ikan laut dalam di Universitas Southampton. Mereka tidak membuang energi untuk melarikan diri dari predator, tambahnya, melainkan bersembunyi di dasar laut.
Kemampuan mereka berjalan di bawah air merupakan cara lain mereka menghemat energi. "Gaya berjalan mereka yang canggung dan tidak elegan dalam video, bahkan ketika diganggu oleh wahana yang dioperasikan dari jarak jauh (ROV), menunjukkan betapa sedikitnya energi yang mereka gunakan. Mereka dirancang untuk aksi-aksi cepat," ujar Reading.
Thu Thao (Menurut Live Science )
[iklan_2]
Tautan sumber






Komentar (0)