
Roket H3 yang membawa pesawat ruang angkasa kargo HTV-X1 dari JAXA lepas landas dari Pusat Antariksa Tanegashima Jepang pada hari Sabtu, 25 Oktober 2025. Ini merupakan langkah maju baru dalam teknologi peluncuran antariksa, yang menegaskan posisi baru Jepang dalam perlombaan ruang angkasa. - Foto: JAXA/NASA
Badan Eksplorasi Antariksa Jepang (JAXA) telah berhasil meluncurkan pesawat ruang angkasa kargo HTV-X1 menggunakan roket H3, menandai langkah signifikan dalam upaya Jepang untuk mempertahankan dan memperluas perannya dalam misi antariksa internasional.
Pada pagi hari tanggal 25 Oktober, roket H3 lepas landas dari Pusat Antariksa Tanegashima di Prefektur Kagoshima, membawa wahana antariksa tak berawak HTV-X1. Menurut JAXA, wahana antariksa tersebut berhasil terpisah dari roket dan memasuki orbit yang dituju.
Jika semua operasi selanjutnya berjalan lancar, HTV-X1 akan tiba di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) dalam beberapa hari ke depan, membawa kargo dan perbekalan yang dibutuhkan. Di ISS, astronot Jepang Kimiya Yui akan mengoperasikan lengan robot untuk "menangkap" wahana antariksa tersebut.
HTV-X1 dianggap sebagai penerus seri Kounotori ("Bangau Putih"), sebuah wahana antariksa transportasi tanpa awak yang berhasil menyelesaikan sembilan penerbangan ke ISS antara tahun 2009 dan 2020.
Dengan panjang 8 meter, HTV-X1 sekitar 1,2 meter lebih pendek dari pendahulunya, tetapi masih dapat membawa muatan serupa sekitar 6 ton ke orbit Bumi rendah.
HTV-X1 tidak hanya lebih ringkas dan fleksibel, tetapi juga menawarkan peningkatan signifikan dalam struktur dan teknologi kontrol, sehingga menghasilkan pengoperasian yang lebih aman, efisiensi bahan bakar yang lebih baik, dan kemampuan penggunaan kembali yang lebih tinggi. Secara khusus, sistem catu daya kapal telah ditingkatkan, memungkinkan pengawetan dan pengangkutan sampel sel, peralatan laboratorium, dan perlengkapan biomedis pada suhu rendah—kemampuan yang sebelumnya belum dioptimalkan untuk seri Kounotori.
Keunggulan utama HTV-X1 adalah kemampuannya untuk membawa beban yang lebih besar sekaligus menyediakan daya sepanjang perjalanan, memungkinkan pengangkutan sampel sel dan peralatan laboratorium yang membutuhkan penyimpanan suhu rendah.
HTV-X1 dirancang untuk tetap terhubung ke ISS selama enam bulan sebelum terpisah untuk membawa puing-puingnya sendiri dan melakukan misi teknis terpisah di orbit selama tiga bulan tambahan.
Roket H3 dianggap sebagai penerus seri H-2A, yang telah menjadi bagian dari program luar angkasa Jepang selama lebih dari dua dekade, dengan tujuan untuk mengurangi biaya peluncuran dan meningkatkan daya saing komersial di pasar luar angkasa global.
Setelah upaya peluncuran yang gagal pada awal tahun 2023, H3 telah berhasil melakukan enam peluncuran berturut-turut, yang menegaskan kemampuan stabil dari keluarga roket baru ini.
Menurut JAXA, membangun kemampuan peluncuran komersial yang stabil dan efisien tidak hanya bermanfaat bagi penelitian ilmiah tetapi juga memainkan peran strategis dalam keamanan nasional Jepang dan pengembangan industri luar angkasa.
Sumber: https://tuoitre.vn/nhat-ban-phong-thanh-cong-tau-cho-hang-moi-len-tram-vu-tru-quoc-te-20251026101552038.htm






Komentar (0)