Menurut statistik, angka kejadian palsi serebral adalah sekitar 2/1000 bayi baru lahir. Angka kejadian penyakit ini lebih tinggi pada anak laki-laki dibandingkan anak perempuan.
Ketika menderita cerebral palsy, selain memengaruhi kemampuan bergerak, banyak anak juga memiliki disabilitas lain yang memerlukan perawatan. Di antaranya: retardasi mental, epilepsi, perubahan perilaku, masalah pendengaran, penglihatan, dan bahasa.
Tanda-tanda palsi serebral
Gejala palsi serebral dapat bervariasi pada setiap orang. Gejalanya dapat memburuk seiring waktu, tergantung pada bagian otak yang terpengaruh. Berikut adalah ringkasan gejala palsi serebral yang perlu diwaspadai oleh para ahli:
- Tonus otot terlalu kaku: Tubuh anak kaku, anggota tubuh sulit digerakkan, sehingga sulit menggendong, memandikan, dan membersihkan anak.
- Tonus otot terlalu lunak: Tubuh bayi terlalu lunak, kepalanya terkulai dan tidak dapat diangkat.
- Anak-anak kehilangan keseimbangan dan tidak dapat mengoordinasikan gerakan.
- Kehilangan kendali pada anggota tubuh, anggota tubuh gemetar.
- Anak-anak bergerak lambat, mengalami kesulitan berjalan, gaya berjalannya bungkuk, tubuhnya tidak simetris, dan berjalan jinjit.
- Keterampilan motorik seperti merangkak, duduk, meluruskan leher, berlari dan melompat... lambat dan tidak fleksibel.
- Anak-anak mengalami kesulitan menelan, makan, dan menyusui.
- Bayi mengeluarkan terlalu banyak air liur.
- Keterampilan komunikasi lambat berkembang, dengan banyak keterbatasan dan kesulitan.
- Gangguan pendengaran. Penglihatan buruk.
- Kesulitan belajar (terjadi pada 45% anak yang terkena), ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas yang membutuhkan fleksibilitas.
- Terjadi kejang-kejang.

Rehabilitasi saat ini dianggap sebagai tindakan yang paling efektif untuk pasien dengan cerebral palsy.
Namun, untuk menentukan penyebab pastinya, dokter akan mengandalkan metode diagnostik seperti:
Pemeriksaan neurologis: Menguji refleks, fungsi otak, dan keterampilan motorik.
Pencitraan resonansi magnetik (MRI): Melalui gambar yang diperoleh dari tes, dokter akan menilai kondisi organ dan jaringan dalam tubuh, sehingga menilai tingkat cerebral palsy.
Studi menelan: Dokter akan menggunakan sinar-X atau membuat video untuk memeriksa kelainan saat makanan masuk ke mulut dan saat anak menelan.
Elektroensefalogram (EEG): Menguji aktivitas listrik di otak.
Elektromiografi (EMG): Menguji aktivitas otot dan saraf.
Analisis gaya berjalan: Berdasarkan gaya berjalan, dokter akan mengevaluasi kemampuan anak untuk menjaga keseimbangan, fungsi neurologis, dan koordinasi motorik.
CT scan: Untuk mengevaluasi secara rinci bagian-bagian tubuh, termasuk tulang, otot, lemak dan organ-organ lainnya.
Studi genetik: Untuk mencari masalah kesehatan yang mungkin diturunkan dalam keluarga.
Tes darah: Periksa kemungkinan penyebab cerebral palsy.
Pengujian metabolik: Memeriksa enzim yang hilang yang memengaruhi fungsi tubuh.
Komplikasi Cerebral Palsy
Cerebral palsy dapat menyebabkan berbagai komplikasi berbahaya yang memengaruhi kualitas hidup anak-anak penderitanya. Kelemahan otot, spastisitas, atau masalah koordinasi dapat menyebabkan komplikasi sepanjang masa kanak-kanak atau dewasa. Beberapa komplikasi yang umum terjadi antara lain:
- Kontraktur: Kondisi di mana otot memendek, berkontraksi, atau tegang. Hal ini dapat memengaruhi pertumbuhan tulang dan menyebabkan deformitas, dislokasi, atau subluksasi.
- Penuaan dini: Beberapa kasus dapat menyebabkan penuaan dini ketika pasien dengan cerebral palsy mencapai usia 40 tahun.
- Malnutrisi: Masalah menelan dan bergerak membuat anak sulit makan. Akibatnya, anak rentan terhadap malnutrisi, yang memengaruhi perkembangan tulang.
- Kesehatan mental: Orang dengan cerebral palsy sering mengalami sejumlah masalah kesehatan mental, terutama depresi.
- Penyakit jantung dan paru-paru: Anak-anak dengan cerebral palsy rentan terhadap masalah jantung, paru-paru, dan pernapasan.
- Osteoartritis: Tekanan pada persendian disertai kelainan bentuk dan kontraksi otot dapat menyebabkan osteoartritis.
Saran dokter
Cerebral palsy adalah gangguan neurologis serius yang menyebabkan banyak komplikasi serius, yang memengaruhi kualitas dan durasi hidup seorang anak. Jika dicurigai mengalami cerebral palsy, dokter mungkin akan merujuk anak tersebut ke ahli saraf. Di sini, spesialis akan meresepkan sejumlah pemeriksaan lebih lanjut yang lebih mendalam.
Penting juga untuk dicatat bahwa sebagian besar anak yang lahir dengan cerebral palsy mungkin tidak menunjukkan tanda-tanda kondisi tersebut hingga berbulan-bulan atau bertahun-tahun kemudian. Gejala biasanya muncul sebelum anak mencapai usia 3 atau 4 tahun.
Penanganan cerebral palsy memerlukan koordinasi dan dukungan para dokter spesialis, dokter anak, ahli saraf, dokter mata, dan lain-lain, beserta spesialis bahasa.
Saat ini, terdapat banyak metode pengobatan palsi serebral yang menarik dan pilihan. Metode-metode tersebut antara lain transplantasi sel punca, rehabilitasi, akupunktur, akupresur, dan sebagainya. Di antara metode-metode tersebut, rehabilitasi saat ini dianggap sebagai tindakan yang paling efektif bagi pasien palsi serebral.
Selain itu, selama proses perawatan, keluarga perlu berkoordinasi dengan ahli dan dokter untuk melakukan proses rehabilitasi motorik, pengaturan sensorik, terapi bahasa, dan pelatihan keterampilan pribadi bagi anak usia dini.
Sumber: https://suckhoedoisong.vn/cac-dau-hieu-nhan-biet-tre-bi-bai-nao-169251202093431452.htm






Komentar (0)