
Dr. Truong Hong Son, Wakil Sekretaris Jenderal Asosiasi Medis Vietnam dan Direktur Institut Kedokteran Terapan Vietnam, memperingatkan bahwa makan sambil terpaku pada layar ponsel, tablet, atau TV kini menjadi kebiasaan umum, terutama di kalangan anak muda. Perilaku yang tampaknya tidak berbahaya ini menyebabkan serangkaian efek buruk pada sistem pencernaan, pengendalian berat badan, dan kesehatan mental.
Hilangnya kontrol porsi meningkatkan risiko obesitas
Menurut Dr. Truong Hong Son, bahaya paling nyata dari makan sambil menggunakan ponsel adalah "makan tanpa sadar", karena ketika pikiran terserap pada konten menarik di layar, konsentrasi pada makanan hampir nol.
Menjelaskan hal ini, Dr. Son menganalisis bahwa saat menggunakan ponsel, otak beralih ke mode multitasking—makan dan memproses informasi secara bersamaan. Hal ini membuat otak tidak dapat merekam dan memproses sinyal kenyang dan kepuasan secara penuh. Sinyal hormon kenyang seperti Leptin menjadi kabur.
Akibatnya, orang cenderung makan lebih cepat, mengonsumsi 20–30% lebih banyak dari yang dibutuhkan, tetapi tetap tidak merasa kenyang. Seiring waktu, perilaku ini menyebabkan kelebihan kalori dan merupakan penyebab langsung kenaikan berat badan dan obesitas.
Mengganggu proses pencernaan biologis
Menurut Dr. Son, proses pencernaan dimulai saat kita melihat, mencium, dan memikirkan makanan. Saat kita menggunakan ponsel sambil makan, fase pertama proses ini akan sangat terhambat.
Dr. Son menganalisis: Berfokus pada layar mengaktifkan sistem saraf simpatik – suatu kondisi "aktif", mengurangi peran sistem parasimpatis yang bertanggung jawab atas pencernaan. Hal ini mengurangi sekresi air liur, asam lambung, dan enzim pencernaan penting.
Hasilnya adalah makanan menjadi lebih sulit dicerna, menyebabkan kembung, bersendawa, rasa tidak nyaman dan mengurangi kemampuan menyerap nutrisi maksimal dalam makanan.
Selain itu, penggunaan ponsel juga membuat orang kehilangan kesabaran, makan terburu-buru, dan sering menelan tanpa mengunyah dengan saksama. Mengunyah dengan saksama akan menambah beban pada lambung dan meningkatkan risiko refluks atau tukak lambung dalam jangka panjang.
Dampak negatif pada kesehatan mental
Kebiasaan makan sambil menggunakan perangkat elektronik membuat waktu makan—waktu untuk beristirahat dan memulihkan energi—menjadi gangguan yang tidak disadari.
Pemakan kehilangan kesempatan untuk menikmati rasa dan tekstur makanan sepenuhnya. Meskipun perut sudah kenyang, otak masih terasa "kosong", yang menyebabkan keinginan untuk mengonsumsi camilan atau makanan manis segera setelah makan untuk mengimbangi kepuasan mental.
Khususnya, menurut Dr. Son, makan sambil melihat ponsel akan menyebabkan kita kehilangan koneksi sosial. Dalam acara makan keluarga, penggunaan ponsel mengurangi komunikasi, menyebabkan keretakan hubungan, dan menciptakan suasana makan yang tegang dan tidak harmonis.

Solusi untuk mengubah kebiasaan buruk
Dr. Truong Hong Son menyarankan agar setiap orang mempraktikkan "mindful eating"—artinya memperhatikan makanan dan sensasi tubuh—daripada makan sambil melihat-lihat ponsel. Hal ini membantu otak mengenali sinyal kenyang tepat waktu, mencerna makanan dengan lebih baik, dan mengurangi stres.
Sebelum makan, letakkan ponsel Anda setidaknya 2 meter dari meja. Jika Anda takut kehilangan notifikasi, aktifkan mode "jangan ganggu" selama 30 menit saat makan.
Mulailah dengan satu kali makan tanpa layar setiap hari. Misalnya, sarapan atau makan malam bersama keluarga – ini adalah langkah awal yang mudah dan memotivasi untuk berkembang. Saat Anda makan, fokuslah pada rasa (manis, asin, asam, pedas), warna, dan tekstur (renyah, lembut, kenyal). Cobalah untuk mengidentifikasi setiap bahan.
Di saat yang sama, Anda perlu makan lebih lambat. Mengunyah makanan secara menyeluruh (setidaknya 20-30 kali per suapan) memberi waktu bagi perut untuk mengirimkan sinyal "kenyang" ke otak (biasanya membutuhkan waktu 15-20 menit). Mengunyah secara menyeluruh tidak hanya membantu pencernaan tetapi juga membantu tubuh menyerap nutrisi secara maksimal.
Ciptakan "ritual makan" seperti menata meja dengan rapi; mendengarkan musik instrumental yang lembut, atau mengobrol dengan teman makan. Ini akan mengubah waktu makan menjadi aktivitas sosial dan mental yang positif.
Dr. Son menyarankan agar Anda sama sekali tidak menggunakan ponsel untuk "membujuk" anak kecil makan. Sebaliknya, biarkan anak Anda makan di tempat yang tenang, ditemani orang dewasa – menciptakan ikatan emosional dan membentuk kebiasaan makan yang sehat.
Source: https://nhandan.vn/vua-an-vua-xem-dien-thoai-thoi-quen-nhin-thi-vo-hai-nhung-la-thu-pham-khien-tang-can-beo-phi-post927741.html






Komentar (0)