Menurut Blockworks , lebih banyak perusahaan menunjukkan minat untuk memasuki pasar Hong Kong setelah Komisi Sekuritas dan Berjangka Hong Kong (SFC) memperkenalkan peraturan baru yang mengizinkan perdagangan eceran mata uang kripto mulai 1 Juni.
Huobi telah mengumumkan rencana peluncuran platform perdagangan di Hong Kong pada 26 Mei, yang menawarkan perdagangan mata uang kripto termasuk Bitcoin dan Ethereum. Perusahaan ini bertujuan untuk memasuki pasar dengan cara yang teregulasi, yang akan membantu mendorong perkembangan ekosistem Web3 Hong Kong.
Hong Kong sedang mencoba memulihkan statusnya sebagai pusat keuangan global.
Gate Group, perusahaan di balik bursa Gate.io, meluncurkan Gate.HK pada 23 Mei di Hong Kong dan sedang dalam proses pengajuan lisensi ke SFC, seperti halnya Huobi. Penyedia layanan keuangan yang berfokus pada kripto, Amber Group, juga dilaporkan mempertimbangkan untuk pindah ke Hong Kong, sementara platform BitMEX akan dibuka untuk pengguna di Hong Kong pada 29 Mei. Divisi fintech pengembang properti Tiongkok, Greenland, juga telah menunjukkan minat pada mata uang kripto setelah SFC mengumumkan peraturan baru.
Regulator sekuritas Hong Kong telah memberlakukan aturan yang lebih ketat bagi perusahaan aset digital, termasuk mengizinkan bursa mata uang kripto berlisensi untuk menjual mata uang kripto berkapitalisasi besar kepada investor. Semua platform perdagangan wajib mengajukan lisensi dan mematuhi aturan. Kegagalan untuk mematuhinya dapat mengakibatkan denda dan bahkan tuntutan pidana.
Kepala penelitian di Matrixport Markus Thielen percaya bahwa dengan persetujuan pemerintah dan regulator keuangan, Hong Kong kemungkinan akan mendapatkan kembali posisinya sebagai pusat mata uang kripto terkemuka di Asia.
Setelah tahun yang sulit bagi industri kripto dengan runtuhnya FTX, regulasi Hong Kong membuka pintu baru bagi bursa
Saat ini sedang terjadi "demam emas" perusahaan-perusahaan kripto internasional yang melayani investor ritel Hong Kong yang semakin banyak berpartisipasi dalam produk-produk yang sangat fluktuatif seperti waran dan derivatif lainnya, menurut Thielen. Dengan hampir 100 miliarder di Hong Kong, kota ini merupakan rumah bagi banyak taipan dan kantor keluarga kaya yang dapat mendanai perusahaan-perusahaan kripto.
Matteo Greco, analis di perusahaan investasi blockchain Fineqia, mengatakan pendekatan regulasi Hong Kong tampaknya telah menciptakan lingkungan yang lebih kooperatif dan suportif bagi bisnis kripto dibandingkan pasar seperti AS atau Tiongkok. Pada tahun 2021, Tiongkok mengumumkan larangan perdagangan dan penambangan mata uang kripto.
Namun, tantangan tetap ada dan masih terlalu dini untuk menentukan apakah hasil akhirnya akan menguntungkan. Sebagai contoh, ada beberapa kasus di mana bank-bank Hong Kong menolak membuka rekening untuk bisnis mata uang kripto, ujar Greco.
[iklan_2]
Tautan sumber
Komentar (0)