Perkembangan pesat kecerdasan buatan (AI) membawa banyak manfaat bagi manusia. Namun, hal ini juga membawa risiko, termasuk masalah berita palsu.
Informasi palsu seperti gempa bumi dahsyat di Pasifik Barat Laut yang dibuat oleh generator gambar AI adalah contoh kasusnya.
Oleh karena itu, kita perlu waspada terhadap informasi dan konten yang tersebar di media sosial. Metode berikut dapat membantu Anda mengidentifikasi foto yang dibuat oleh AI.
Perbesar dan lihat lebih dekat
Tips pertama adalah mengamati foto dengan saksama dan menemukan resolusi tertinggi, lalu memperbesar detailnya. Memperbesar gambar akan mengungkap ketidakkonsistenan dan kesalahan yang mungkin tidak terlihat sekilas.
Foto palsu mantan Presiden Donald Trump yang ditangkap (kiri) dan Paus Fransiskus mengenakan jas putih yang dibuat oleh AI Midjourney.
Temukan sumber gambar
Jika Anda tidak yakin apakah suatu gambar asli atau hasil rekayasa AI, cobalah mencari sumbernya. Unggah gambar tersebut ke alat seperti Google Image Reverse Search, TinEye, atau Yandex, dan Anda mungkin dapat menemukan sumber aslinya.
Hasil pencarian ini juga dapat ditautkan ke outlet media terkemuka yang menyediakan konteks tambahan.
Perhatikan proporsi tubuh
Perbedaan proporsi pada gambar hasil AI bukanlah hal yang aneh. Tangan mungkin terlalu kecil, jari terlalu panjang, atau kepala dan kaki mungkin tidak sesuai dengan bagian tubuh lainnya.
Tangan merupakan sumber utama kesalahan dalam program gambar AI. Orang-orang dalam foto seringkali memiliki enam jari, atau empat jari.
Kesalahan umum lainnya termasuk orang dengan gigi yang terlalu banyak, kacamata yang bentuknya aneh, atau telinga yang bentuknya tidak realistis. Permukaan reflektif, seperti pelindung helm, juga menimbulkan masalah bagi program AI.
Kesalahan tangan pada foto mantan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson yang sedang menari hasil rekayasa AI. (Foto: Eliot Higgins)
Namun, pakar AI Henry Ajder memperingatkan bahwa versi baru program Midjourney semakin baik dalam menghasilkan tangan, yang berarti jenis kesalahan ini tidak akan terdeteksi oleh pengguna dalam jangka panjang.
Gambarnya terlalu indah, terlalu halus
AI seringkali menghasilkan gambar yang terlalu indah untuk menjadi kenyataan. Ikuti intuisi Anda: Apakah gambar orang-orang sempurna seperti itu nyata?
"Wajah palsunya terlalu murni, pakaiannya cukup harmonis," kata Andreas Dengel dari Pusat Penelitian AI Jerman kepada DW.
Kulit orang-orang dalam gambar AI seringkali halus dan tanpa cacat, bahkan rambut dan gigi mereka pun sempurna. Ini biasanya bukan orang sungguhan.
Banyak foto memiliki kualitas artistik, berkilau, berkilau yang bahkan sulit dicapai oleh fotografer profesional saat mengambil gambar di studio.
THANH TUNG (Sintesis)
[iklan_2]
Sumber
Komentar (0)