Pada lokakarya internasional tentang konseling dan terapi psikologis untuk pasangan dan keluarga, yang diselenggarakan oleh Asosiasi Internasional untuk Konseling Pernikahan dan Keluarga (IAMFC) dan Universitas Fulbright Vietnam pada tanggal 28 Mei, Dr. Martina Moore, Presiden IAMFC, menyatakan bahwa masalah kesehatan mental sangat umum terjadi di keluarga Vietnam maupun di negara lain.
Psikolog Martina Moore (tengah) dan psikolog Nathan Gehlert (paling kanan) berbagi wawasan mereka di konferensi tersebut.
Menurut Dr. Martina Moore, di AS, angka perceraian untuk pernikahan pertama sekitar 40%-50%, meningkat menjadi 60% atau bahkan lebih tinggi untuk pernikahan kedua. Di Vietnam, angka ini kurang dari 1%, karena penekanan yang kuat pada nilai-nilai keluarga. Namun, masalah kesehatan mental dalam pernikahan belum mendapat perhatian yang memadai, dan tidak banyak orang yang memilih konseling pranikah.
"Banyak orang tidak terdiagnosis memiliki masalah kesehatan mental karena mereka tidak mencari pengobatan, sehingga masalah ini semakin memburuk. Konsekuensinya secara langsung berdampak pada individu itu sendiri dan masyarakat. Anak-anak adalah pihak yang paling terdampak," komentar Dr. Martina Moore.
Lokakarya tersebut menarik banyak peserta.
Martina Moore berpendapat bahwa saat ini terdapat banyak prasangka terhadap pemeriksaan kesehatan mental. Semakin banyak prasangka, semakin sedikit orang yang akan mencari pengobatan untuk masalah kesehatan mental. Konseling pranikah sangat penting; pasangan perlu mempertimbangkan dengan cermat apakah mereka benar-benar ingin menikah.
Peserta lokakarya berinteraksi dengan para ahli.
Martina Moore menyarankan pasangan untuk mencari konseling psikologis segera setelah mereka mengalami tanda-tanda stres, untuk menghindari perkembangan serius seperti gangguan kecemasan dan depresi. Saat ini, sebagian besar orang dengan masalah kesehatan mental hanya mencari pengobatan ketika mereka berada pada tahap lanjut. Hal ini menyebabkan gejala yang lebih parah, waktu pengobatan yang lebih lama, dan peluang perbaikan yang lebih rendah.
Sumber






Komentar (0)