
Hari libur besar selalu menjadi "waktu emas" bagi para peretas untuk beraksi (Foto ilustrasi: NCA).
Hari Nasional tahun ini, 2 September, memiliki makna yang sangat istimewa, menandai 80 tahun sejarah yang gemilang.
Jutaan hati patriotik berdetak bersama, menuju ibu kota Hanoi untuk menyaksikan dengan mata kepala sendiri parade dan pawai yang penuh kebanggaan.
Hal ini menyebabkan lonjakan permintaan pemesanan hotel dan homestay. Namun, di balik kegembiraan itu, "medan perang" bawah tanah sedang memanas di dunia maya.
Memanfaatkan keinginan kuat dan terkadang subjektivitas masyarakat, penjahat berteknologi tinggi siap memasang perangkap penipuan yang canggih.
Menurut pakar keamanan siber Vu Ngoc Son, Kepala Departemen Teknologi dan Kerja Sama Internasional (Asosiasi Keamanan Siber Nasional), hari libur besar selalu menjadi "waktu emas" bagi para peretas untuk beraksi.
Memanfaatkan meningkatnya permintaan untuk berbelanja, bepergian , dan mencari informasi, mereka meluncurkan serangkaian kampanye penipuan dan menyebarkan informasi yang berbahaya.
Bapak Vu Ngoc Son mengemukakan beberapa penipuan pada kesempatan ini, yang perlu diperhatikan oleh pengguna:
Penipuan pemesanan kamar murah, lokasi "bagus" untuk menonton parade: Penipu akan mengiklankan paket hotel/homestay dengan harga menarik, lokasi super bagus, meminta deposit segera untuk mempertahankan kesempatan, lalu menghilang.

Bapak Vu Ngoc Son, Kepala Departemen Teknologi dan Kerjasama Internasional, Asosiasi Keamanan Siber Nasional (Foto: NCA).
Penipuan transfer tiket konser dan acara: Penipu akan memposting informasi tentang transfer tiket 'asli, menit terakhir' dan meminta uang untuk mengirimkan tiket, lalu mengambil uang tersebut saat korban mentransfer uang.
Menyebarkan informasi yang mendistorsi dan mencemarkan nama baik sejarah: Subjek akan memanfaatkan dampak film "Red Rain" dan kebutuhan untuk mempelajari serta mencari tahu peristiwa sejarah untuk memasukkan argumen palsu, menggunakan AI untuk membuat klip palsu, dan "meracuni informasi" kepada pengguna.
Meniru stasiun BTS untuk mengirim pesan SMS bermerek (SMS bermerek): Ini bukan bentuk baru. Pelaku akan meniru bank dan perusahaan pengiriman, meminta mereka mengklik tautan berbahaya untuk mengikuti instruksi. Dari sana, mereka memasang malware, mencuri informasi, dan mengambil alih akun.
Pakar keamanan siber Vu Ngoc Son menyarankan agar masyarakat lebih waspada, hanya memesan kamar dan menerima tiket melalui jalur resmi; dan memverifikasi informasi tentang penjual dan pemberi tiket.
Khususnya, jangan pernah mentransfer uang kepada orang asing tanpa verifikasi. Hanya terima informasi historis dan sosial dari sumber pers dan otoritas resmi.
Masyarakat juga harus waspada terhadap pesan bermerek yang meminta mereka untuk mengklik tautan atau memberikan kata sandi/OTP; hubungi bank atau unit pengiriman secara langsung untuk verifikasi. Perbarui peringatan keamanan siber secara berkala dan bagikan dengan keluarga dan teman.
Dengan mengidentifikasi penipuan secara tepat dan berhati-hati pada setiap klik dan setiap transaksi daring, setiap orang dapat melindungi diri mereka sendiri dan orang-orang yang mereka sayangi dari "jebakan" penjahat dunia maya.
Sumber: https://dantri.com.vn/cong-nghe/canh-giac-voi-lua-dao-cong-nghe-cao-dip-quoc-khanh-29-20250827132859611.htm
Komentar (0)