
Nutrisi dikenal sebagai makanan dan minuman yang diserap tubuh, diubah menjadi zat gizi untuk memelihara fungsi organ dan bagian tubuh, sekaligus membantu tubuh meningkatkan daya tahan tubuh, mencegah penyakit akut dan kronis, sehingga setiap orang perlu menyusun pola makan yang sesuai dengan dirinya.
Untuk orang dewasa normal, diet ilmiah memastikan kebutuhan energi sekitar 2.700 kalori/hari untuk pria dan 2.200 kalori/hari untuk wanita. Jumlah kalori ini bergantung pada tingkat aktivitas fisik setiap orang dan dapat ditambah atau dikurangi sesuai kebutuhan. Selain itu, pola makan harian harus lengkap dan seimbang antara kelompok zat seperti: pati, protein, lemak, vitamin, dan mineral.
Dr. Ly Thi Hong Hai, Wakil Kepala Departemen Kesehatan Reproduksi, Pusat Pengendalian Penyakit Provinsi Lang Son , mengatakan: Selama kehamilan, kebutuhan energi untuk mempertahankan aktivitas meningkat secara signifikan dalam 3 bulan pertama, kemudian pada 3 bulan pertengahan kehamilan, kebutuhan energi perlu ditingkatkan sebesar 360 kkal/hari, dan pada 3 bulan terakhir, kebutuhan energi meningkat sebesar 475 kkal/hari. Selain kebutuhan energi melalui protein dan lemak, ibu hamil perlu mengonsumsi suplemen vitamin dan mineral untuk memastikan kenaikan berat badan ibu serta perkembangan normal janin.
Para ahli gizi menyarankan: 3 bulan pertama merupakan tahap pembentukan organ dan jaringan janin, sehingga perlu meningkatkan asupan makanan kaya protein seperti daging, ikan, telur, susu, dan kacang-kacangan. Selain itu, perlu juga suplementasi tablet zat besi dan asam folat untuk mencegah anemia dan mengurangi risiko cacat tabung saraf. 3 bulan terakhir merupakan tahap perkembangan janin yang pesat, terutama dalam hal kerangka dan tinggi badan anak, sehingga perlu memprioritaskan penggunaan makanan kaya kalsium dan seng seperti udang, kepiting, dan produk susu. 3 bulan terakhir merupakan tahap pertambahan berat badan janin paling cepat, sehingga perlu diberikan suplementasi berbagai jenis makanan, terutama protein dan lemak, tetapi tidak boleh berlebihan untuk menghindari pertambahan berat badan yang berlebihan yang dapat menyebabkan diabetes gestasional.
Perawatan gizi untuk ibu hamil tidaklah mudah karena setiap periode kehamilan memiliki kebutuhan gizi yang berbeda. Selain melengkapi nutrisi melalui makanan sehari-hari dengan makanan yang mudah dicerna, ibu hamil perlu mendapatkan suplementasi unsur-unsur penting seperti zat besi, seng, kalsium, dan asam amino lainnya, baik melalui oral maupun injeksi.
Gizi berlebih atau kurang gizi dapat berdampak negatif pada kesehatan dan perkembangan ibu dan anak. Pola makan yang sehat tidak hanya membantu ibu menjaga kesehatannya, tetapi juga menciptakan fondasi yang kokoh bagi perkembangan bayi sejak dalam kandungan. Di saat yang sama, pola makan yang baik membantu ibu meningkatkan daya tahan tubuh, mencegah anemia, osteoporosis, dan mengurangi risiko komplikasi kehamilan.
Bagi janin, nutrisi merupakan faktor penentu dalam pembentukan dan perkembangan organ-organ seperti otak, sistem kardiovaskular, sistem rangka, dan sistem kekebalan tubuh. Mikronutrien penting seperti asam folat membantu mencegah cacat tabung saraf; kalsium mendukung perkembangan tulang; zat besi membantu mencegah anemia. Selain itu, pola makan yang baik juga berkontribusi untuk memastikan berat badan janin yang ideal, sehingga mengurangi risiko kelahiran prematur atau berat badan lahir rendah.
Nutrisi yang tepat dan memadai merupakan fondasi bagi kehamilan yang sehat. Untuk mendeteksi status gizi sejak dini secara proaktif, ibu hamil perlu memantau berat badannya setiap bulan dan melakukan pemeriksaan rutin minimal 3 kali, yaitu pada 3 bulan pertama, 3 bulan pertengahan, dan 3 bulan terakhir. Dengan demikian, tanda-tanda gizi abnormal dapat segera dideteksi dan ditangani, meminimalkan dampaknya terhadap perkembangan janin secara menyeluruh, dan berkontribusi dalam melindungi masa depan serta kebahagiaan seluruh keluarga.
Sumber: https://baolangson.vn/cham-soc-dinh-duong-cho-phu-nu-mang-thai-5062559.html






Komentar (0)