
Laporan ini bukan sekadar ringkasan dari periode yang penuh tantangan tetapi berhasil, tetapi juga merupakan demonstrasi nyata tentang kekuatan lunak rakyat Vietnam, kekuatan budaya, rakyat, dan aspirasi untuk pembangunan berkelanjutan.
Selama lima tahun terakhir, di tengah pergolakan global, pandemi, konflik, dan resesi ekonomi , Vietnam tetap teguh, tidak hanya berkat kapasitas pengelolaan ekonomi makronya, tetapi juga berkat fondasi budaya yang kuat dan ketabahan spiritual seluruh bangsa.
Budaya menjadi pilar dalam pembangunan
Menengok kembali perjalanan tersebut, hal yang paling terasa adalah posisi kebudayaan dalam strategi pembangunan nasional telah berubah secara fundamental. Jika sebelumnya kebudayaan sering dianggap sebagai sektor "pendukung" pertumbuhan, maka pada periode 2021-2025, kebudayaan telah menjadi pilar pembangunan yang setara dengan ekonomi, politik , dan masyarakat.
Dalam Laporan Pemerintah, Perdana Menteri menekankan bahwa seluruh target utama 15/15 untuk tahun 2025 telah tercapai dan terlampaui, terutama target di bidang kebudayaan, kemasyarakatan, jaminan sosial, dan kehidupan rakyat. Hal ini membuktikan bahwa kebudayaan, sebagai fondasi spiritual masyarakat, telah benar-benar bertransformasi menjadi penggerak pembangunan, bukan lagi sekadar slogan atau simbol.
Di tengah kesulitan, vitalitas budaya Vietnam semakin ditegaskan. Pandemi Covid-19 telah mengguncang dunia, tetapi rakyat Vietnam telah mengatasinya dengan "vaksin khusus", yaitu kemanusiaan, berbagi, welas asih, dan keyakinan. Di masa-masa sulit inilah nilai-nilai budaya nasional: solidaritas, kasih sayang, dan ketahanan telah menjadi benang merah yang menghubungkan masyarakat, memelihara semangat, dan membangkitkan tekad. Ketika ekonomi pulih, budaya menjadi kekuatan pendorong yang membantu memulihkan kepercayaan, membangkitkan aspirasi, dan menyebarkan energi positif di masyarakat. Gambaran pembangunan selama lima tahun terakhir menunjukkan bahwa budaya Vietnam sedang mengalami perubahan yang kuat. Industri budaya dan kreatif dianggap sebagai sektor ekonomi baru, yang berkontribusi dalam menciptakan lapangan kerja, meningkatkan pendapatan, dan menyebarkan nilai-nilai Vietnam ke dunia.
Pelajaran dari perjalanan 2021-2025 sangat jelas: Pembangunan berkelanjutan hanya mungkin terwujud jika budaya menjadi fondasinya. Budaya membantu kita bersatu dalam kesulitan, kreatif dalam menghadapi tantangan, dan bersikap manusiawi dalam setiap tindakan. Itulah nilai inti, "kekuatan lunak" yang telah dan akan terus membawa Vietnam lebih jauh di jalur integrasi dan menegaskan posisinya di dunia yang bergejolak saat ini.
Vietnam memiliki 10 warisan yang diakui UNESCO, dan berbagai acara politik, seni, olahraga, serta pariwisata tingkat nasional telah diselenggarakan dengan sukses. Setiap acara bukan hanya festival kenangan, tetapi juga kesempatan untuk menegaskan kebanggaan nasional, semangat kemerdekaan dan kemandirian, serta aspirasi untuk bangkit di era baru. Beroperasinya Pusat Pameran Nasional, salah satu dari 10 pusat pameran terbesar di dunia, merupakan tonggak penting yang menunjukkan bahwa Vietnam siap memasuki era perkembangan industri kreatif regional, yang menghubungkan budaya dengan pariwisata, perdagangan, dan inovasi teknologi.
Khususnya, budaya tidak hanya hadir dalam kegiatan atau simbol festival, tetapi juga meresap ke dalam kebijakan manusia. Pemerintah telah mengalokasikan dana hingga 1,1 miliar VND untuk jaminan sosial, yang mencakup hampir 17% dari total belanja APBN; tingkat kemiskinan multidimensi telah menurun dari 4,4% menjadi 1,3%; pendapatan rata-rata pekerja telah meningkat menjadi 8,3 juta VND/bulan.
Ini bukan hanya pencapaian ekonomi, tetapi juga hasil dari kebijakan pembangunan yang berpusat pada rakyat. Program bebas biaya sekolah dan subsidi dari taman kanak-kanak hingga sekolah menengah atas, pembangunan 248 sekolah berasrama dan semi-asrama di wilayah perbatasan, atau perluasan jaminan kesehatan universal..., semuanya menunjukkan semangat "tidak meninggalkan siapa pun", sebuah nilai humanis yang mendalam dari budaya Vietnam modern.
Transformasi digital di sektor budaya telah menciptakan titik balik baru. Basis data nasional tentang warisan, seni, olahraga, dan pariwisata telah terbentuk; banyak museum virtual, ruang kreatif daring, dan platform pertunjukan digital telah lahir, memperluas akses budaya ke semua lapisan masyarakat. Budaya bukan lagi sekadar pajangan warisan yang statis, melainkan telah menjadi aliran yang dinamis di ruang digital, tempat orang-orang dapat berpartisipasi, berinteraksi, dan berkreasi. Itulah gambaran "budaya digital", sebuah konsep baru, yang sedang membentuk wajah budaya Vietnam di abad ke-21.
Ketika setiap warga negara menjadi duta budaya
Namun, perjalanan ini bukannya tanpa celah yang perlu diisi. Laporan Pemerintah secara gamblang menunjukkan bahwa mekanisme dan kebijakan kebudayaan belum cukup kuat untuk mengeksploitasi sumber daya secara efektif; industri budaya, meskipun berkembang pesat, masih kekurangan mekanisme keuangan yang spesifik dan kerangka hukum yang stabil; kualitas sumber daya manusia di bidang budaya belum merata, terutama di tingkat akar rumput dan di daerah terpencil. Pelatihan para manajer, seniman, dan kreator belum memenuhi persyaratan integrasi, sementara banyak lembaga budaya beroperasi stagnan dan belum meningkatkan efektivitasnya.
Kesenjangan akses dan kenikmatan budaya antarwilayah masih besar. Di wilayah perkotaan, masyarakat diuntungkan oleh beragam kegiatan seni, hiburan, dan kreatif; sementara di wilayah pedesaan dan pegunungan, rumah-rumah adat budaya komunal tetap tertutup, perpustakaan sepi, dan bioskop jarang ditemukan. Sementara itu, dunia maya, tempat budaya digital berkembang pesat, menimbulkan banyak tantangan bagi etika, estetika, dan nilai-nilai kehidupan, karena konten yang menyimpang dan menyinggung mudah menyebar dan berdampak negatif bagi kaum muda.
Oleh karena itu, kisah "budaya perilaku" di lingkungan daring, atau perlindungan identitas budaya nasional terhadap tekanan globalisasi, menjadi tuntutan mendesak. Selain itu, sistem dan kelembagaan pengelolaan budaya juga perlu disesuaikan dengan model pemerintahan dua tingkat dan tren otonomi unit layanan publik.
Meskipun perampingan aparatur telah menghasilkan efisiensi dalam manajemen, hal ini juga menyebabkan beberapa daerah menjadi bingung karena kurangnya staf khusus di bidang budaya. Dalam konteks ini, kebutuhan untuk membangun "generasi baru administrator budaya" dengan pola pikir terintegrasi, kapasitas digital, dan visi kreatif menjadi semakin mendesak.
Berdasarkan realitas tersebut, Pemerintah telah mengusulkan serangkaian orientasi strategis untuk periode 2026-2030, yang menempatkan kebudayaan sebagai pusat model pembangunan. Bersama tiga terobosan strategis: kelembagaan, infrastruktur, dan sumber daya manusia, kebudayaan dianggap sebagai "sumber daya lunak" untuk menciptakan identitas dan daya saing nasional. Implementasi Program Target Nasional Pembangunan Kebudayaan untuk periode 2025-2035 merupakan langkah fundamental yang membantu memobilisasi sumber daya sosial, mendorong kemitraan publik-swasta dalam membangun kelembagaan kebudayaan, mengembangkan industri kreatif, melatih sumber daya manusia, dan mempromosikan citra Vietnam kepada dunia.
Pada saat yang sama, tugas-tugas utama dalam rencana 2026 juga dengan jelas menunjukkan orientasi pengembangan budaya dan masyarakat Vietnam di era digital. Pemerintah bertujuan untuk menyempurnakan lembaga dan kebijakan pengembangan budaya, merangkum model-model percontohan untuk melembagakannya menjadi kebijakan bersama bagi seluruh negeri; mempromosikan Proyek 06 tentang data warga negara dan gerakan "Pendidikan Digital untuk Semua", yang membantu masyarakat mengakses pengetahuan, layanan, dan budaya daring secara setara; mengembangkan pemerintahan digital, warga negara digital yang terkait dengan "budaya digital", sebuah budaya baru yang dinamis, kreatif, dan terhubung secara global.
Arah tersebut mencerminkan pola pikir pembangunan yang baru: Kebudayaan bukan hanya fondasi spiritual, tetapi juga poros yang menghubungkan ekonomi, masyarakat, dan rakyat. Ketika ekonomi memperjuangkan nilai-nilai berkelanjutan, politik memperjuangkan keadilan, maka kebudayaan adalah "perekat" yang menciptakan harmoni dan konsensus. Kebudayaan tidak hanya membantu membentuk kepribadian individu, tetapi juga membangun karakter bangsa dalam integrasi. Suatu negara bisa kuat dalam teknologi, tetapi hanya bisa maju jika kuat dalam budaya.
Di era kecerdasan buatan, ketika kecepatan perkembangan teknologi jauh melampaui kemampuan adaptasi manusia, budaya menjadi tumpuan untuk menjaga keseimbangan. Budaya harus menerangi jalan bagi bangsa. Karena budaya bukan hanya cahaya masa lalu, tetapi juga api penuntun bagi masa depan.
Menengok kembali lima tahun terakhir dan menatap perjalanan baru, dapat dikatakan bahwa budaya Vietnam sedang memasuki tahap perkembangan yang krusial. Kita memiliki fondasi politik yang stabil, pertumbuhan ekonomi yang kuat, dan investasi infrastruktur modern; yang tersisa adalah bagaimana membiarkan budaya meresap ke dalam setiap kebijakan, setiap tindakan, setiap proyek negara. Ketika setiap kawasan perkotaan tidak hanya indah dalam arsitektur tetapi juga memiliki jiwa budaya; ketika setiap produk "Buatan Vietnam" tidak hanya memiliki nilai komersial tetapi juga mengandung kisah budaya; ketika setiap warga negara menjadi duta budaya, maka Vietnam akan benar-benar memasuki era pembangunan berkelanjutan.
Pelajaran dari perjalanan 2021-2025 sangat jelas: Pembangunan berkelanjutan hanya mungkin terwujud jika budaya menjadi fondasinya. Budaya membantu kita bersatu dalam kesulitan, kreatif dalam menghadapi tantangan, dan bersikap manusiawi dalam setiap tindakan. Itulah nilai inti, "kekuatan lunak" yang telah dan akan terus membawa Vietnam lebih jauh di jalur integrasi dan menegaskan posisinya di dunia yang bergejolak saat ini.
Dan ketika cahaya itu terus dinyalakan dari Majelis Nasional, dari resolusi dan kebijakan hingga ke hati setiap orang Vietnam, kita berhak untuk percaya bahwa periode 2026-2030 akan menjadi dekade identitas dan kreativitas Vietnam, sebuah era di mana setiap pencapaian material berkilau dengan cahaya semangat, kebanggaan, dan kemanusiaan Vietnam.
Sumber: https://baovanhoa.vn/van-hoa/chi-co-the-phat-trien-ben-vung-khi-lay-van-hoa-lam-goc-176688.html






Komentar (0)