
Alih-alih mengeluarkan strategi terlebih dahulu dan kemudian membuat undang-undang, Vietnam memilih untuk "melegalkan visi", menuangkan strategi tersebut ke dalam undang-undang untuk memastikan konsistensi, keberlanjutan, dan mekanisme penegakan hukum yang spesifik. Pendekatan ini menegaskan bahwa kecerdasan buatan bukan sekadar bidang teknologi, melainkan penggerak utama ekonomi pengetahuan, yang terkait dengan keamanan nasional, budaya, dan pembangunan sosial.
Berdasarkan Rancangan Undang-Undang tersebut, Negara akan mengembangkan dan melaksanakan Strategi Nasional Kecerdasan Buatan untuk memberikan orientasi yang komprehensif dan jangka panjang bagi pengembangan dan penerapan AI, yang melayani kepentingan sosial-ekonomi, serta menjamin pertahanan dan keamanan nasional. Perdana Menteri akan mengumumkan Strategi dan Program Aksi Nasional, mengarahkan langsung pelaksanaannya, dan meninjau serta memperbaruinya secara berkala setiap tiga tahun untuk beradaptasi dengan laju perubahan teknologi dan pasar global.
Strategi ini dianggap sebagai "tulang punggung" seluruh Undang-Undang AI, karena mencakup semua elemen fundamental: mulai dari teknologi, sumber daya manusia, institusi, hingga kerja sama internasional dan etika dalam pemanfaatan AI. Tujuannya adalah untuk membentuk ekosistem terpadu di mana teknologi berkembang tanpa terpisah dari manusia dan nilai-nilai sosial.
Fokus pertama Strategi ini adalah menguasai model platform AI Vietnam, terutama model bahasa berskala besar dan AI generatif yang dilatih pada data Vietnam, yang mencerminkan karakteristik budaya, hukum, dan sosial. Hal ini merupakan langkah penting untuk memastikan kedaulatan data dan identitas digital nasional dalam konteks model global yang semakin mendominasi perilaku, persepsi, dan informasi pengguna.
Bersamaan dengan penguasaan teknologi inti, Strategi ini menekankan pengembangan dan penerapan AI di berbagai bidang yang menjadi keunggulan atau kebutuhan mendesak Vietnam: Administrasi publik, layanan kesehatan, pendidikan, pertanian, keuangan, transportasi, dan sebagainya. Alih-alih mengejar persaingan yang mahal dalam daya komputasi, Vietnam memilih arah yang praktis, yaitu AI yang melayani masyarakat, terhubung dengan kehidupan, dan mendukung pembangunan berkelanjutan.
Konten kunci lainnya adalah membangun infrastruktur AI nasional yang mencakup kapasitas komputasi berkinerja tinggi, pusat data, gudang data terbuka, dan infrastruktur koneksi yang aman. Selain itu, pengembangan sumber daya manusia AI berkualitas tinggi dan pempopuleran pengetahuan AI di seluruh masyarakat dianggap sebagai faktor penentu, yang membantu Vietnam tidak hanya memanfaatkan teknologi tetapi juga menguasai, berinovasi, dan mengembangkan teknologi sesuai dengan arahnya sendiri.
Undang-undang tersebut juga menekankan model kemitraan publik-swasta sebagai mekanisme kunci untuk memobilisasi sumber daya sosial. Negara berperan sebagai pemandu dan menciptakan koridor hukum, sementara dunia usaha, lembaga penelitian, dan universitas berperan sebagai kekuatan kreatif dan pelaksana. Ekosistem AI hanya akan benar-benar berkembang ketika terdapat persimpangan antara kebijakan, pasar, dan pengetahuan.
Di tingkat internasional, Vietnam bertujuan untuk berpartisipasi secara proaktif dalam membentuk standar global dan kerangka tata kelola AI, alih-alih sekadar menerima teknologi. Hal ini menunjukkan sikap baru, tidak berdiri di luar ranah teknologi, melainkan berpartisipasi dalam proses menciptakan tatanan digital global dengan keberanian dan tanggung jawab sebagai negara berdaulat.
Berdasarkan peraturan, Kementerian Sains dan Teknologi diberi peran inti dalam mengumumkan dan memperbarui Daftar Teknologi AI yang diprioritaskan untuk dikembangkan, serta membimbing kementerian, lembaga, dan daerah untuk mengintegrasikan tujuan AI ke dalam perencanaan dan rencana pembangunan. Pendekatan ini membantu strategi tidak hanya terwujud di atas kertas, tetapi juga meresap ke setiap bidang, setiap daerah, dan setiap aktivitas kehidupan ekonomi dan sosial.
Pengaturan Strategi Nasional Kecerdasan Buatan dalam Undang-Undang merupakan langkah maju kelembagaan, yang menunjukkan visi dan tekad jangka panjang Vietnam di era teknologi. Hal ini merupakan perpaduan antara supremasi hukum, ilmu pengetahuan, dan hasrat untuk berinovasi, yang meletakkan dasar bagi AI untuk tidak hanya menjadi alat, tetapi juga menjadi kekuatan endogen untuk mendorong pertumbuhan, memastikan kedaulatan digital, dan menciptakan masa depan yang mandiri dan otonom bagi negara.
Sumber: https://mst.gov.vn/chien-luoc-quoc-gia-ve-tri-tue-nhan-tao-buoc-tien-the-che-trong-quan-tri-cong-nghe-moi-19725102619582822.htm






Komentar (0)