Kewenangan dan tata cara penjualan aset publik
Terkait kewenangan memutus penjualan barang milik negara, Perpres ini mengatur bahwa kewenangan memutus likuidasi barang milik negara dalam bentuk penjualan dilaksanakan berdasarkan ketentuan Pasal 28 Perpres Nomor 186/2025/ND-CP tentang kewenangan memutus likuidasi barang milik negara.
Kewenangan untuk memutus penjualan barang milik negara dalam hal-hal sebagaimana dimaksud dalam huruf a, b, dan c angka 1 Pasal 43 Undang-Undang diatur sebagai berikut:
a) Menteri atau Pimpinan Lembaga Pusat menetapkan atau melimpahkan kewenangan penetapan penjualan barang milik negara pada instansi negara yang berada di bawah pengelolaan kementerian atau lembaga pusat.
b) Ketua DPRD Provinsi menetapkan atau melimpahkan kewenangan memutuskan penjualan aset tetap pada instansi negara yang berada di lingkup pengelolaan daerah.
c) Kepala Kantor Dewan Rakyat Provinsi memutuskan untuk menjual aset yang dikelola dan digunakan oleh Kantor Dewan Rakyat Provinsi.
d) Instansi yang mempunyai kekayaan negara memutuskan untuk menjual: Kekayaan negara merupakan kekayaan tetap yang menjadi kewenangan Menteri, Pimpinan instansi pusat, Ketua DPRD Provinsi; Kekayaan negara bukan merupakan kekayaan tetap.
Terkait dengan tata cara dan prosedur penjualan barang milik negara, dalam Perpres ini diatur bahwa instansi yang memiliki barang milik negara sebagaimana dimaksud dalam huruf a, b, dan c angka 1 Pasal 43 Undang-Undang ini wajib membuat surat permohonan penjualan barang milik negara sebanyak 01 (satu) rangkap dan menyampaikannya kepada instansi pengelola yang lebih tinggi (jika ada) untuk dimintakan pertimbangan dan keputusannya kepada instansi atau orang yang berwenang sebagaimana dimaksud dalam angka 2 Pasal 22 Perpres ini.
Dalam waktu 20 hari sejak tanggal diterimanya dokumen yang lengkap dan sah, instansi atau orang yang berwenang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 Ayat 2 Keputusan No. 186/2025/ND-CP wajib mempertimbangkan dan memutuskan penjualan aset publik atau menerbitkan tanggapan tertulis apabila usulan penjualan tersebut tidak sesuai.
Badan atau orang yang berwenang memutuskan untuk menjual barang milik negara, menetapkan penugasan kepada badan yang membidangi barang milik negara atau badan yang ditugasi mengelola barang milik negara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2004 tentang Badan Usaha Milik Negara, untuk bertanggung jawab menyelenggarakan penjualan barang milik negara.
Dalam hal pejabat yang berwenang atau orang yang ditunjuk menyerahkan tanggung jawab penyelenggaraan penjualan barang milik negara kepada instansi yang diserahi tugas mengelola barang milik negara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat (2) dan ayat (3) Undang-Undang, pelaksanaannya berpedoman pada asas:
- Instansi yang diberi tugas melaksanakan pengelolaan kekayaan negara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 Ayat (2) Undang-Undang tentang Penyelenggaraan Penjualan Kekayaan Negara yang diputuskan untuk dijual oleh Menteri atau Pimpinan Instansi Pusat.
- Badan yang diserahi tugas melaksanakan pengelolaan kekayaan negara daerah provinsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat 19 Undang-Undang tentang Penyelenggaraan Penjualan Kekayaan Negara yang diputuskan untuk dijual oleh Ketua DPRD Provinsi.
- Instansi yang diserahi tugas melaksanakan pengelolaan kekayaan negara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 Ayat (3) Undang-Undang, melaksanakan penjualan kekayaan negara yang diputuskan untuk dijual oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah atau Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah sesuai dengan desentralisasi Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi.
Sesuai dengan Keputusan tentang penjualan aset publik dari otoritas yang berwenang, instansi yang ditugaskan untuk menyelenggarakan penjualan aset publik bertanggung jawab untuk menyelenggarakan penjualan aset sesuai dengan ketentuan Pasal 24, 25, 26, dan 27 Keputusan No. 186/2025/ND-CP. Apabila masa berlaku Keputusan berakhir tetapi penjualan belum selesai, maka akan dilakukan hal-hal berikut:
- Dalam hal penjualan dilanjutkan, dalam jangka waktu 05 (lima) hari kerja sejak tanggal Keputusan berakhir, instansi yang mempunyai kekayaan negara menerbitkan dokumen yang menyatakan perkembangan pelaksanaan, alasan tidak selesainya penjualan dan mengusulkan perpanjangan waktu, melaporkan kepada instansi pengelola yang lebih tinggi (jika ada) untuk melaporkan kepada instansi atau orang yang berwenang memutus penjualan guna dipertimbangkan dan diputuskan perpanjangan Keputusan Penjualan untuk melanjutkan penjualan (perpanjangan waktu paling lama 06 (enam) bulan sejak tanggal Keputusan perpanjangan).
- Dalam hal tidak meneruskan penjualan, maka dalam waktu 05 (lima) hari kerja sejak tanggal Keputusan berakhir, instansi yang mempunyai aset wajib membuat berkas dan melaporkan kepada instansi atau orang yang berwenang untuk memperoleh pertimbangan dan keputusan mengenai penanganannya sesuai dengan formulir yang ditentukan dalam Pasal 40 Undang-Undang, Angka 1, Angka 2, Angka 2a, Angka 5, Angka 6, Angka 7, dan Angka 8.
Dalam waktu 30 hari sejak tanggal selesainya penjualan aset, instansi yang memiliki aset yang akan dijual harus mencatat penurunan aset dan melaporkan perubahan aset publik sebagaimana ditentukan.
Keputusan No. 186/2025/ND-CP menetapkan tiga metode penjualan aset publik: lelang, pencatatan harga, dan penunjukan.
Kewenangan dan tata cara likuidasi aset publik
Terkait kewenangan memutus likuidasi kekayaan negara, dalam Perpres ini diatur kewenangan memutus likuidasi kekayaan negara dalam hal-hal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 45 Ayat (1) Undang-Undang, sebagai berikut:
1. Menteri atau Pimpinan Lembaga Pusat menetapkan atau melimpahkan kewenangan penetapan likuidasi kekayaan negara yang merupakan kekayaan tetap pada instansi negara yang berada di bawah pengelolaan kementerian atau lembaga pusat.
2. Ketua DPRD Provinsi menetapkan atau melimpahkan kewenangan untuk memutuskan likuidasi aset publik yang merupakan aset tetap pada instansi negara yang berada di bawah lingkup pengelolaan daerah.
3- Kepala Kantor Dewan Rakyat Provinsi memutuskan untuk melikuidasi aset yang dikelola dan digunakan oleh Kantor Dewan Rakyat Provinsi.
4- Instansi yang membidangi kekayaan negara memutuskan untuk melikuidasi: Kekayaan negara adalah kekayaan tetap yang menjadi kewenangan Menteri, Pimpinan instansi pusat, Ketua DPRD Provinsi; Kekayaan negara bukan merupakan kekayaan tetap.
Tata cara dan tata cara likuidasi barang milik negara diatur dalam Peraturan Pemerintah ini apabila barang milik negara telah habis masa berlakunya (telah habis masa penggunaan perhitungan penyusutan barang milik negara sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang pengelolaan dan penyusutan barang milik negara tetap pada instansi, organisasi, dan unit atau telah habis masa penggunaannya sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan) dan instansi yang ditunjuk untuk mengelola dan memanfaatkan barang milik negara tersebut perlu melikuidasinya; Aset publik yang belum habis masa berlakunya tetapi rusak berat dan tidak dapat diperbaiki atau perbaikannya tidak efektif (estimasi biaya perbaikan lebih besar dari 30% harga asli apabila harga asli dapat ditentukan atau lebih besar dari 30% nilai investasi dalam konstruksi, pembelian aset baru yang sejenis atau dengan standar teknis, kualitas, asal yang setara pada saat likuidasi apabila harga asli tidak dapat ditentukan), gedung perkantoran atau aset lain yang melekat pada tanah harus dihancurkan sesuai dengan keputusan otoritas atau orang yang berwenang, instansi yang memiliki aset harus menyiapkan 01 set dokumen yang meminta likuidasi aset publik, mengirimkannya ke instansi manajemen yang lebih tinggi (jika ada instansi manajemen yang lebih tinggi) untuk dipertimbangkan, meminta otoritas atau orang yang berwenang yang ditentukan dalam Pasal 28 Keputusan No. 186/2025/ND-CP untuk pertimbangan dan keputusan.
Dalam waktu 20 hari sejak tanggal diterimanya dokumen yang lengkap dan sah, otoritas atau orang yang berwenang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 Keputusan 186/2025/ND-CP harus memutuskan untuk melikuidasi aset atau menerbitkan tanggapan tertulis apabila permintaan likuidasi tidak tepat.
Dalam waktu 60 hari (untuk rumah dan hak milik lain yang melekat pada tanah), 30 hari (untuk hak milik lain), sejak tanggal keputusan likuidasi hak milik dari otoritas atau orang yang berwenang, instansi yang mempunyai hak milik yang akan dilikuidasi harus menyelenggarakan likuidasi hak milik tersebut sesuai dengan ketentuan Pasal 30 dan Pasal 31 Keputusan 186/2025/ND-CP.
Dalam waktu 30 hari sejak tanggal selesainya likuidasi aset, instansi dengan aset yang dilikuidasi harus mencatat penurunan aset dan melaporkan perubahan aset sebagaimana ditentukan.
Dalam hal pembongkaran atau pemusnahan aset untuk melaksanakan proyek investasi sesuai dengan proyek yang disetujui oleh otoritas atau orang yang berwenang (aset yang akan dibongkar atau dimusnahkan tercantum dalam gambar rancangan dasar atau gambar konstruksi, dokumen proyek, keputusan persetujuan laporan teknis dan ekonomi , atau keputusan persetujuan proyek), atau untuk membersihkan lokasi ketika Negara melakukan reklamasi lahan, instansi pemilik aset tidak wajib melakukan prosedur pelaporan kepada otoritas atau orang yang berwenang yang memutuskan untuk melikuidasi aset publik sesuai peraturan. Pembongkaran atau pemusnahan aset dilakukan sebagai berikut:
a- Pembongkaran dan penghancuran aset dalam rangka pelaksanaan proyek penanaman modal sesuai dengan proyek yang telah mendapat persetujuan dari instansi yang berwenang dan perorangan:
Dalam hal instansi yang memiliki aset merupakan Investor yang melaksanakan proyek, berdasarkan isi pembongkaran, pembatalan aset, atau pembersihan lokasi yang disetujui dalam proyek, instansi yang memiliki aset wajib mengatur pembongkaran, pembatalan, dan penanganan material dan perlengkapan yang diperoleh dari pembongkaran dan pembatalan tersebut sesuai dengan ketentuan Pasal 30 Keputusan No. 186/2025/ND-CP dan isi proyek yang disetujui oleh otoritas atau orang yang berwenang.
Dalam hal instansi yang memiliki aset bukan Investor pelaksana proyek, instansi yang memiliki aset bertanggung jawab untuk menyerahkan aset tersebut kepada Dewan Manajemen Proyek/Investor Proyek; serah terima dilakukan dalam Berita Acara. Berdasarkan Berita Acara serah terima aset, instansi yang memiliki aset akan mempertanggungjawabkan pengurangan aset sesuai ketentuan. Dewan Manajemen Proyek/Investor Proyek pelaksana proyek bertanggung jawab untuk mengatur pembongkaran dan pemusnahan aset untuk pelaksanaan proyek dan menangani material serta perlengkapan yang diperoleh kembali dari pembongkaran dan pemusnahan sesuai ketentuan Pasal 30 Keputusan No. 186/2025/ND-CP dan proyek tersebut telah disetujui oleh otoritas atau orang yang berwenang.
Biaya pembongkaran dan pembatalan dimasukkan dalam biaya pelaksanaan proyek; jumlah uang yang terkumpul dari penanganan material dan perlengkapan yang dipulihkan (jika ada) dikelola dan digunakan sesuai dengan proyek yang disetujui (dalam hal proyek tersebut memiliki peraturan tentang pengelolaan uang yang terkumpul dari penanganan material dan perlengkapan yang dipulihkan) atau disetorkan ke anggaran negara di Kas Negara tempat Badan Manajemen Proyek/Investor Proyek membuka rekening (dalam hal proyek tersebut tidak memiliki peraturan tentang pengelolaan uang yang terkumpul dari penanganan material dan perlengkapan yang dipulihkan).
b- Pembongkaran dan penghancuran aset untuk membersihkan lahan ketika Negara melakukan reklamasi lahan: Instansi yang memiliki aset bertanggung jawab untuk menyerahkan aset yang akan dibongkar atau dihancurkan kepada instansi yang bertanggung jawab atas ganti rugi dan pembersihan lahan; serah terima tersebut dicatat dalam Berita Acara. Berdasarkan Berita Acara Serah Terima Aset, instansi yang memiliki aset akan mempertanggungjawabkan pengurangan aset sesuai dengan peraturan; instansi yang bertanggung jawab atas ganti rugi dan pembersihan lahan akan melaksanakan ganti rugi, dukungan, pembersihan lahan, dan pelepasan aset sesuai dengan peraturan perundang-undangan di bidang pertanahan.
Dalam hal suatu rumah atau bangunan dibangun untuk penggunaan sementara selama jangka waktu tertentu berdasarkan keputusan pejabat yang berwenang atau orang yang berwenang atau suatu proyek yang disetujui oleh pejabat yang berwenang atau orang yang berwenang, setelah jangka waktu penggunaan sementara berakhir, instansi yang berwenang atas properti atau Badan Pengelola Proyek/Investor (dalam hal instansi yang berwenang atas properti tersebut bukan Investor yang melaksanakan proyek) bertanggung jawab untuk mengatur pembongkaran dan pembatalan berdasarkan ketentuan Pasal 30 Keputusan No. 186/2025/ND-CP dan menangani material dan perlengkapan yang diperoleh dari pembongkaran dan pembatalan berdasarkan ketentuan Pasal 13 Keputusan No. 186/2025/ND-CP; tidak diwajibkan untuk melaksanakan prosedur pelaporan kepada instansi atau orang yang berwenang untuk memutuskan likuidasi aset publik berdasarkan peraturan.
Keputusan tersebut secara jelas menyatakan bentuk-bentuk penyelenggaraan likuidasi aset publik. Dengan demikian, likuidasi aset publik diselenggarakan dalam dua bentuk: pembongkaran, pembatalan, dan penjualan.
Keputusan 186/2025/ND-CP berlaku mulai 1 Juli 2025.
Sumber: https://baodautu.vn/chinh-phu-ban-hanh-nghi-dinh-quy-dinh-ve-ban-thanh-ly-tai-san-cong-d327517.html






Komentar (0)