Pemerintah baru saja mengeluarkan Resolusi No. 224/NQ-CP tentang memastikan pendanaan pengadaan vaksin untuk Program Imunisasi yang Diperluas.
Resolusi Pemerintah dengan jelas menyatakan bahwa anggaran negara tahun 2024 akan dialokasikan untuk memastikan pelaksanaan Program Imunisasi Perluasan. Khususnya, anggaran pusat akan menjamin pendanaan untuk pembelian vaksin bagi Program Imunisasi Perluasan.
Pemerintah menugaskan Kementerian Kesehatan untuk segera menyelenggarakan pengadaan vaksin dalam rangka perluasan imunisasi sesuai dengan peraturan perundang-undangan; pengelolaan dan pemanfaatan vaksin harus ekonomis, efektif, tepat waktu, dan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Menteri Kesehatan bertanggung jawab kepada Perdana Menteri untuk memastikan ketersediaan vaksin bagi anak-anak. Kementerian Keuangan memimpin dan berkoordinasi dengan kementerian dan lembaga terkait untuk menyampaikan perkiraan anggaran dari APBN tahun 2024 kepada Kementerian Kesehatan untuk pengadaan vaksin dalam Program Imunisasi Perluasan kepada otoritas yang berwenang, dengan tetap memastikan kepatuhan terhadap peraturan.
Menurut Kementerian Kesehatan, pada periode 2016-2022, Program Imunisasi Perluasan akan dialokasikan dana untuk pembelian vaksin dari Program Target Kesehatan dan Populasi. Selain itu, akan ada sumber pembelian vaksin yang didukung dan dibantu oleh GAVI dan organisasi asing lainnya. Vaksin dalam Program Imunisasi Perluasan akan diberikan secara gratis kepada anak-anak.
Pada tahun 2023, dengan penerapan Undang-Undang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), daerah harus melaksanakan prosedur pembelian vaksin dari APBN mereka sendiri. Namun, daerah menghadapi kesulitan dalam mengatur dan menyetujui pendanaan, masalah dalam prosedur penawaran, persetujuan harga, dan pengalaman implementasi...
Menghadapi kenyataan ini, Pemerintah mengeluarkan Resolusi No. 98/NQ-CP tanggal 10 Juli 2023, Keputusan No. 931/QD-TTg tanggal 5 Agustus 2023, yang mengalokasikan dana bagi Kementerian Kesehatan untuk membeli vaksin secara terpusat.
Namun, karena penerapan peraturan perundang-undangan yang memakan waktu dan pembelian vaksin melalui pesanan (proses 9 tahap), terjadi kekurangan vaksin di seluruh negeri. Masalah ini juga dibahas oleh para anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) pada sidang Dewan Perwakilan Rakyat baru-baru ini.
Untuk mengatasi secara mendasar kelangkaan vaksin ini, Kementerian Kesehatan berkoordinasi dengan kementerian dan lembaga terkait guna memberikan saran mengenai perubahan Keputusan No. 104/2016/ND-CP tanggal 1 Juli 2016, yang memungkinkan pengalokasian anggaran pusat untuk Kementerian Kesehatan guna memastikan pendanaan pembelian vaksin untuk Program Imunisasi Perluasan pada periode mendatang.
PHAN THAO
[iklan_2]
Sumber
Komentar (0)