Saham dunia terus melampaui puncaknya

Hijau meliputi pasar saham dunia , indeks utama dari AS hingga Jepang mencetak rekor baru.

Indeks Nikkei 225 Jepang sempat melampaui angka 38.000 poin pada sesi perdagangan hari ini, naik lebih dari 3% untuk pertama kalinya sejak gelembung aset meletus pada tahun 1990. Di pasar Toyo, Indeks Topix naik 2,12% menjadi 2.612,03 poin, juga mencapai level tertinggi dalam 34 tahun.

Pasar saham Asia- Pasifik sebagian besar lebih tinggi dalam sesi perdagangan hari ini, karena banyak pasar kembali berdagang setelah liburan Tahun Baru Imlek, termasuk Korea Selatan dan Singapura.

Indeks harga konsumen Jepang naik 0,2 persen pada bulan Januari, melampaui perkiraan Reuters sebesar 0,1 persen. Kenaikan ini serupa dengan angka revisi untuk bulan Desember.

Indeks Kospi Korea Selatan juga tetap hijau, naik 1,12% ketika kembali diperdagangkan dan ditutup pada 2.649,64, dengan Kosdaq naik 2,25%.

Di belahan dunia lain, saham AS juga mengakhiri sesi perdagangan pertama minggu ini pada rekor tertinggi baru.

Indeks Dow Jones Industrial Average naik 125,69 poin, atau 0,33 persen, menjadi 38.797,38, mencetak rekor baru. Jumat lalu, S&P 500 ditutup di atas 5.000 untuk pertama kalinya, mencapai rekor tertinggi baru.

Ketiga indeks saham utama AS berada di jalur untuk mencatat kenaikan mingguan kelima berturut-turut, dengan S&P 500 dan Nasdaq Composite masing-masing naik 1,4% dan 2,3% pekan lalu. S&P 500 telah naik lebih dari 5% sejak awal tahun.

"Meskipun saham AS menguat karena berita positif, kami yakin reli tersebut didukung dengan baik," kata Mark Haefele, kepala investasi di UBS Global Wealth Management.

Para pedagang kini menantikan Indeks Harga Konsumen (IHK), sebuah ukuran inflasi utama, yang akan dirilis hari ini. Sejumlah data ekonomi utama akan dirilis minggu ini, termasuk data penjualan ritel, manufaktur, impor dan ekspor, rumah baru, dan indeks harga produsen (IHP) untuk bulan Januari.

"The Fed telah menekankan bahwa mereka perlu melihat 'keyakinan yang lebih besar' pada data inflasi untuk memulai siklus pemotongan. Kami yakin sebagian keyakinan yang dicari The Fed akan terwujud," tulis Meghan Swiber, ahli strategi di Bank of America, dalam sebuah catatan kepada investor.

Namun, penguatan pasar selama tiga bulan terakhir telah menimbulkan kekhawatiran akan kemungkinan koreksi. Menurut Bespoke Investment Group , S&P 500 telah menjalani lebih dari 70 hari perdagangan tanpa penurunan lebih dari 2%.

Minh Son (menurut CNBC)

Tautan sumber: https://vnexpress.net/chung-khoan-the-gioi-lien-tiep-vuot-dinh-4711285.html