Di tengah Situs Peninggalan Khusus Nasional Nguyen Du, yang mencakup area seluas lebih dari 28.000 m² di komune Tien Dien, provinsi Ha Tinh , terdapat dua pohon tua yang masih rindang dan diam-diam menebar keteduhan sebagai saksi sejarah tiga abad. Di balik itu semua terdapat kisah panjang, yang berawal dari tradisi abadi keluarga Nguyen Tien Dien - kampung halaman penyair besar Nguyen Du.

Situs peninggalan ini mencakup gereja keluarga Nguyen Tien Dien, rumah penulis, makam keluarga, museum yang memamerkan kehidupan dan karier Nguyen Du, serta sistem rumah kayu tradisional yang menciptakan kompleks arsitektur yang terpadu dan berkelanjutan. Di area tersebut, terdapat dua pohon kuno: pohon Muom dan pohon Nong, yang dianggap sebagai bagian dari warisan budaya dan bertahan dari waktu ke waktu. Banyak dokumen yang mengonfirmasi bahwa pohon-pohon tersebut ditanam pada awal abad ke-18, dan kini berusia lebih dari 300 tahun.

Menurut catatan, Tuan Nguyen Quynh (kakek dari penyair besar Nguyen Du) memiliki 6 putra. Tuan Nguyen Quynh terkenal karena kebijaksanaannya yang mendalam, pengetahuan astrologi, dan cita-cita akademisnya. Ia menanam tiga pohon di depan rumahnya sebagai cara untuk mempercayakan harapannya kepada ketiga putranya. Ketiga pohon tersebut adalah: Muom (mangga), Nong (Bo Lo), dan Roi, yang masing-masing melambangkan takdir.


Istimewanya, kemudian ketiga anak tersebut menjadi terkenal, berkontribusi pada prestise keluarga Nguyen Tien Dien dan menciptakan landasan bagi sumbangan budaya dan sejarah yang luar biasa bagi generasi berikutnya.
Nguyen Hue merupakan putra tertua, yang lulus ujian doktoral; Nguyen Nghiem, putra kedua dan ayah dari penyair besar Nguyen Du, lulus ujian kerajaan pada usia 24 tahun, kemudian menjadi perdana menteri, dan diberi gelar adipati distrik Xuan; Nguyen Trong, putra ketiga, lulus ujian sarjana dan diberi gelar marquis Lam Khe.

Bagi masyarakat Tien Dien, kedua pohon tua ini bukan saja peneduh, tetapi juga merupakan "kenangan hijau" dari masa kejayaan ujian bahasa Mandarin, saat keluarga Nguyen terus menerus menghasilkan banyak orang berbakat yang lulus ujian dan menduduki jabatan penting di Dinasti Le-Trinh.
Saat badai dahsyat melanda tahun 1970-an dan 1980-an, pohon Rói tumbang total. Dua pohon yang tersisa, Mượm dan Nắng, tetap berdiri tegak, terus tumbuh, berbunga, dan berbuah setiap tahun.
Kini, keduanya dirawat secara khusus dan dianggap sebagai "peninggalan hidup" di kompleks peringatan Nguyen Du. Bagi banyak pengunjung, melihat kedua pohon tersebut, Nong dan Muom, bukan hanya pengalaman menarik, tetapi juga momen untuk menyentuh endapan sejarah.

Ibu Tran Thi Vinh, penanggung jawab Dewan Pengelola Situs Relik Nguyen Du, mengatakan bahwa Dewan Pengelola secara berkala memantau pertumbuhan pohon, mencegah rayap, memperkuat akar, dan memangkas pohon Muom dan Nong untuk mengurangi risiko tumbang selama musim badai. Langkah-langkah ini tidak hanya untuk melestarikan lanskap, tetapi juga untuk melestarikan sebagian dari jiwa situs relik tersebut.

"Setiap tahun, ribuan wisatawan datang untuk membakar dupa dan mengunjungi situs peninggalan Nguyen Du, dan mereka sangat tersentuh ketika pemandu wisata menjelaskan kisah tiga pohon Muom, Nong, dan Roi. Ketiga pohon ini melambangkan gema sejarah, kebanggaan ujian mandarin, dan keluarga yang melahirkan Nguyen Du—orang yang mewariskan mahakarya Truyen Kieu kepada budaya Vietnam," ujar Ibu Vinh.
Sumber: https://baovanhoa.vn/van-hoa/chuyen-ve-hai-cay-co-thu-300-tuoi-tai-khu-di-tich-nguyen-du-185486.html






Komentar (0)