Manajemen kinerja tidak hanya membantu memantau dan mengevaluasi hasil kerja tetapi juga secara langsung memengaruhi pendapatan, gaji, dan peluang promosi karyawan.
Laporan ini membantu para manajer memahami tantangan dan peluang dalam membangun sistem manajemen kinerja yang optimal, sehingga mendorong pembangunan berkelanjutan - Foto: IceHrm
Laporan Keadaan Manajemen Kinerja 2024 dari 1Academy dilakukan melalui survei terhadap 204 bisnis dari berbagai industri dan ukuran.
Laporan ini bertujuan untuk mendukung para manajer dalam menangkap tantangan dan peluang dalam membangun sistem manajemen kinerja yang optimal, sehingga mendorong pembangunan berkelanjutan.
Efisiensi adalah kemampuan untuk menyelesaikan tugas atau tujuan sebaik mungkin tanpa membuang terlalu banyak sumber daya, waktu, dan tenaga. Sementara itu, kinerja berkaitan dengan tingkat penyelesaian pekerjaan atau tugas dalam periode waktu tertentu, artinya dalam periode waktu yang sama, lebih banyak pekerjaan dapat diselesaikan. Kedua konsep ini sering kali membingungkan dalam manajemen bisnis.
Manajemen kinerja membentuk strategi pengembangan bisnis
Laporan ini menekankan tiga elemen inti yang menjadi tujuan sistem manajemen kinerja: kinerja kerja, efisiensi kerja, dan efisiensi pemanfaatan sumber daya.
Artinya, sistem manajemen tidak hanya mengukur hasil yang dicapai, tetapi juga mengevaluasi proses dan tingkat optimalisasi penggunaan sumber daya.
Menurut laporan tersebut, 75,98% perusahaan di Vietnam telah menerapkan sistem manajemen kinerja, dengan 72,06% di antaranya diterapkan pada seluruh pegawai resmi. Hal ini merupakan tanda positif bahwa perusahaan-perusahaan di Vietnam secara bertahap memahami tren manajemen modern.
Namun, 42,16% bisnis masih menilai sistem ini hanya "cukup efektif", menunjukkan masih banyak potensi yang belum dimanfaatkan dari alat manajemen modern.
Tantangan dan peluang
Survei menemukan adanya perbedaan besar dalam penerapan sistem manajemen kinerja antar perusahaan. Perusahaan yang lebih besar, dengan sumber daya yang lebih kuat, secara bertahap telah menerapkan standar manajemen kinerja internasional.
Sementara itu, usaha kecil dan menengah masih menghadapi kesulitan dalam mengoptimalkan sistem ini karena keterbatasan keuangan, sumber daya, dan teknologi.
Khususnya, hampir 80% bisnis telah menetapkan rencana tindakan terperinci berdasarkan tujuan yang disetujui oleh manajemen senior, yang memastikan keselarasan dengan strategi keseluruhan.
Namun, hanya 32,84% bisnis yang menerapkan rencana sinkron di semua tingkatan, dari perusahaan hingga departemen dan individu, yang menunjukkan kurangnya konsistensi dalam implementasi.
Hubungan antara manajemen kinerja dan pembangunan berkelanjutan
Laporan tersebut menemukan bahwa 88% bisnis menyadari bahwa kinerja memiliki dampak langsung terhadap pendapatan karyawan, dengan 24,02% melaporkan dampaknya melebihi 50%. Hal ini menunjukkan bahwa pengukuran kinerja bukan hanya alat manajemen, tetapi juga penentu penting kebijakan kompensasi dan tunjangan.
Dalam hal frekuensi evaluasi kinerja, laporan menunjukkan adanya perbedaan antarindustri. Bisnis ritel dan jasa sering melakukan evaluasi bulanan (28,92%), sementara industri tradisional seperti konstruksi dan real estat sering melakukan evaluasi tahunan (23,04%). Hal ini jelas mencerminkan kebutuhan setiap industri untuk memantau dan menyesuaikan kinerja agar sesuai dengan kecepatan dan karakteristik lingkungan bisnis.
Apa yang harus dilakukan bisnis untuk mengelola kinerja dengan lebih baik?
Salah satu temuan penting dari laporan ini adalah banyak bisnis Vietnam yang belum sepenuhnya memanfaatkan potensi sistem manajemen kinerja. Membangun budaya perusahaan yang transparan, mendorong umpan balik yang berkelanjutan, dan melatih para manajer dalam keterampilan pembinaan merupakan kunci untuk meningkatkan efektivitas manajemen kinerja.
Laporan ini juga merekomendasikan agar bisnis berinvestasi dalam perangkat lunak manajemen kinerja khusus, alih-alih mengandalkan perangkat dasar seperti Microsoft Excel atau Google Sheets, yang hanya memenuhi sebagian kebutuhan. Otomatisasi dan integrasi data akan membantu meningkatkan akurasi pengumpulan dan analisis informasi, sehingga mendukung bisnis untuk membuat keputusan yang tepat waktu dan lebih efektif.
Selain itu, sistem penghargaan berbasis kinerja perlu dibangun dengan cara yang beragam, menggabungkan faktor keuangan (seperti bonus triwulanan dan tahunan) dan faktor non-keuangan (seperti pengakuan prestasi dan promosi), untuk menciptakan motivasi jangka panjang bagi karyawan.
[iklan_2]
Sumber: https://tuoitre.vn/co-quan-quan-tri-hieu-suat-hieu-qua-nhan-vien-moi-hi-vong-tang-luong-20241016204056987.htm
Komentar (0)