| (Dari kiri) Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen, Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman, Perdana Menteri India Narendra Modi, Presiden AS Joe Biden, Presiden UEA Sheikh Mohamed bin Zayed Al-Nahyan, dan Presiden Prancis Emmanuel Macron menghadiri peluncuran koridor ekonomi India-Timur Tengah-Eropa, yang juga dikenal sebagai Jalur Rempah, pada 9 September 2023. (Sumber: AFP) |
Di sela-sela KTT G20 di New Delhi, India, pada tanggal 9 September, aliansi beberapa negara dan India mengumumkan rencana ambisius untuk menciptakan Rute Rempah yang menghubungkan Eropa , Timur Tengah, dan India, mempromosikan hubungan perdagangan dengan implikasi geopolitik yang luas.
Inisiatif tersebut, yang diluncurkan oleh AS, Arab Saudi, Uni Eropa (UE), Uni Emirat Arab (UEA), dan beberapa negara lain, akan menghubungkan jalur kereta api, pelabuhan, jaringan listrik dan data, serta jaringan pipa hidrogen.
Proyek ini akan menghubungkan infrastruktur kereta api dan pelabuhan di seluruh Timur Tengah – termasuk UEA, Arab Saudi, Yordania, dan Israel – dan berpotensi meningkatkan perdagangan antara India dan Eropa hingga 40%.
Para penandatangan berharap rencana tersebut akan membantu mengintegrasikan pasar India yang luas sejumlah 1,4 miliar orang dengan negara-negara barat, meningkatkan ekonomi Timur Tengah dan mempromosikan normalisasi hubungan antara Israel dan negara-negara Teluk Arab.
Presiden AS Joe Biden, berbicara tentang proyek ambisius ini, menekankan: “Ini benar-benar sebuah kesepakatan besar… bersejarah.”
Sementara itu, Presiden Komisi Eropa (EC), Ibu Ursula von der Leyen, menilai koridor ekonomi India-Timur Tengah-Eropa “bukan sekadar” jalur kereta api atau kabel, melainkan “jembatan hijau dan digital yang melintasi benua dan peradaban”.
Jika saat ini, pengiriman kontainer dari Mumbai (India) ke Eropa memerlukan melalui Terusan Suez, di masa mendatang kontainer dapat diangkut dengan kereta api dari Dubai ke Haifa di Israel dan seterusnya ke Eropa, sehingga menghemat waktu dan uang, kata Pramit Pal Chaudhuri, pejabat Eurasia Group untuk Asia Selatan.
Terusan Suez saat ini menjadi "kemacetan" utama bagi perdagangan dunia, tempat sekitar 10% volume kargo maritim global transit tetapi sering terganggu. Pada Maret 2021, kapal kontainer raksasa Ever Given menyebabkan kemacetan lalu lintas di sini selama hampir seminggu ketika terjebak.
Koridor Ekonomi Jalur Rempah akan mengembangkan infrastruktur untuk memungkinkan produksi dan transportasi hidrogen hijau. Rencana ini juga akan meningkatkan telekomunikasi dan transmisi data melalui kabel bawah laut baru yang menghubungkan kawasan tersebut. Negara-negara Timur Tengah juga dapat mengurangi ketergantungan mereka pada bahan bakar fosil.
[iklan_2]
Sumber






Komentar (0)