Rute A-52 dianggap sebagai "jalan kematian". |
Setelah kecelakaan tragis yang terjadi di km 65 jalan tol A-52 di Zamora (Spanyol), banyak opini menyatakan kemarahan terhadap jalan ini, yang dianggap penuh bahaya. A-52 telah lama disebut sebagai "lubang raksasa maut" oleh komunitas pengemudi.
Di jejaring sosial X , serangkaian komentar muncul segera setelah tragedi tersebut, dengan kata-kata penuh kemarahan. "Ini bukan jalan raya, jalannya penuh lubang", "Saya pernah melewatinya dan selalu takut shock absorber rusak", "Saya pernah melewati A-52 pada tahun 2023, parah sekali", "Tidak percaya masih belum diperbaiki"... adalah reaksi umum dari komunitas online.
Namun, penyidik kepolisian menekankan bahwa mereka tidak dapat memastikan bahwa kondisi permukaan jalan berkaitan langsung dengan penyebab kecelakaan. Belum ada laporan resmi yang mengonfirmasi bahwa lubang jalan merupakan faktor penyebab ban Jota meledak, tetapi kekhawatiran masih menghantui mereka yang rutin melintasi rute ini.
Sementara itu, foto-foto lokasi kecelakaan yang dibagikan membuat semua orang terharu. Garis api yang panjang di rerumputan kering di pinggir jalan, tumpukan rangka baja yang terbakar, puing-puing yang berserakan di aspal kasar menjadi bukti momen naas yang tak seorang pun bisa lolos.
Menurut Garda Sipil Spanyol, Lamborghini yang ditumpangi Jota dan saudaranya mengalami pecah ban saat menyalip mobil lain, kehilangan kendali, keluar jalur, dan terbakar. Saat tim penyelamat tiba, mobil tersebut telah menjadi tumpukan besi tua hangus. Jota dan saudaranya dipastikan tewas di tempat kejadian.
Seorang juru bicara Guardia Civil mengatakan: "Kami telah membuka penyelidikan, jejak yang tertinggal menunjukkan bahwa mobil tersebut mengalami ban kempes. Laporan lengkap akan memakan waktu setidaknya empat hingga lima hari, mungkin lebih lama, tetapi awalnya dapat dipastikan bahwa tidak ada kendaraan lain yang terlibat, tidak ada yang terluka. Kecepatan spesifik juga akan diklarifikasi saat menganalisis bekas ban."
Close-up lokasi kecelakaan Jota. |
Presiden Federasi Sepak Bola Portugal, Pedro Proenca, menyampaikan pernyataan emosional: "Lebih dari sekadar pemain berbakat dengan hampir 50 caps untuk tim nasional, Diogo Jota adalah sosok yang hebat, dihormati oleh rekan satu tim dan lawan-lawannya. Ia selalu menebar kegembiraan dan menjadi teladan bagi masyarakat. Kami ingin menyampaikan belasungkawa terdalam kami kepada keluarga Diogo, Andre Silva, Liverpool FC, dan Penafiel FC."
Untuk mengenang Jota dan Andre, Federasi Sepak Bola Portugal meminta UEFA untuk mengheningkan cipta selama satu menit sebelum pertandingan antara timnas putri Portugal dan Spanyol di putaran final Piala Eropa Putri 2025 pada pagi hari tanggal 4 Juli. "Kita telah kehilangan dua anak yang luar biasa. Setiap hari mulai sekarang, kita akan berusaha untuk menghargai warisan mereka," ujar Presiden Proenca.
Tragedi itu semakin memilukan ketika, tepat pada tanggal 22 Juni, Jota melangsungkan upacara pernikahan dengan Rute Cardoso—pacarnya sejak lama, istri yang selalu mendampinginya melewati suka duka. Mereka dikaruniai 3 anak, sebuah keluarga yang pernah dengan bangga dibanggakan Jota sebagai pendukung setianya setiap kali ia kembali ke lapangan setelah cedera. Kini, yang tersisa hanyalah setir mobil naas yang terbakar.
Perjalanan Jota berakhir singkat, tetapi gol-golnya, tekanannya yang tak kenal lelah, dan semangat juangnya akan tetap abadi di Anfield, bersama Massarelos, tempat ia memulai impian sepak bolanya. Namun, rasa sakit di belakangnya juga menjadi pengingat akan jalan yang berbahaya, dan mimpi yang terkadang terhenti karena lubang jalan yang malang.
Sumber: https://znews.vn/con-duong-tu-than-cuop-di-sinh-mang-jota-post1565856.html






Komentar (0)