Rancangan Resolusi Majelis Nasional tentang sejumlah mekanisme dan kebijakan khusus dan luar biasa untuk membuat terobosan dalam pengembangan pendidikan dan pelatihan dibahas oleh para deputi Majelis Nasional dalam sesi diskusi kelompok pada pagi hari tanggal 17 November.
Delegasi Le Kim Toan ( Gia Lai ) menekankan bahwa Partai dan Negara selalu mengidentifikasi pendidikan dan pelatihan sebagai kebijakan nasional utama, oleh karena itu, menurutnya, perlu melengkapi kebijakan preferensial tertentu.
Rancangan resolusi tersebut memiliki peraturan, tetapi Bapak Toan mengatakan bahwa kebijakan khusus untuk mengembangkan sumber daya manusia di bidang pendidikan masih "belum lengkap".

Delegasi Majelis Nasional Le Kim Toan (Foto: Hong Phong).
"Untuk memiliki siswa yang baik, Anda harus memiliki guru yang baik. Untuk memiliki guru yang baik, pertama-tama, nilai masuk ke perguruan tinggi keguruan harus baik. Kementerian Pendidikan dan instansi terkait perlu mengevaluasi distribusi nilai masuk industri keguruan saat ini dibandingkan dengan profesi dan bidang lain untuk melihat seberapa berbedanya," ujar Bapak Toan.
Khususnya, menurut delegasi provinsi Gia Lai, perlu dijawab pertanyaan mengapa di negara yang begitu tekun dan hormat kepada guru seperti Vietnam, ada pepatah "Hanya tikus yang berlari dalam sarang yang sama yang dapat masuk pedagogi?", atau "Pertama Kedokteran, kedua Farmasi, dan boleh Politeknik?".
Kenyataannya, ada mata pelajaran yang pesertanya memperoleh nilai 27 poin, atau 9 poin/mata pelajaran, tetapi tetap tidak lulus, kata Bapak Toan, kontradiksi ini perlu diperjelas.
Untuk mengembangkan sumber daya manusia di sektor pendidikan, ia menyarankan agar kita terlebih dahulu memperkuat fasilitas sektor tersebut dan meningkatkan kualitas pelatihan.
Selain itu, perlu ada insentif bagi mahasiswa pedagogi seperti biaya kuliah gratis, beasiswa, dan peningkatan pelatihan sesuai peraturan daerah. "Kita harus meningkatkan kualitas, memastikan keluaran, dan memiliki kebijakan pendukung yang baik, agar sekolah pedagogi menjadi yang terbaik," ujar Bapak Toan, menekankan pentingnya hal ini karena di sinilah generasi guru dilatih untuk mengabdi pada pembinaan sumber daya manusia masa depan.
Mengenai kebijakan guru, rancangan resolusi baru menetapkan tunjangan, tetapi menurut Bapak Toan, peraturan tersebut harus ditingkatkan ke gaji. Misalnya, nyatakan dengan jelas berapa kali insentif gaji di sektor pendidikan lebih tinggi daripada gaji administrasi, dan pendidik harus dibayar asuransi sosial sesuai dengan tingkat gaji tersebut. "Itulah yang disebut insentif," tegas Bapak Toan.
Terkait infrastruktur, delegasi menyarankan investasi dalam pengembangan sistem pendidikan dan layanan kesehatan, dengan membangun sebanyak mungkin sekolah dan rumah sakit. Oleh karena itu, perlu meninjau dan mempertimbangkan berbagai bentuk insentif dan dukungan investasi seperti pembebasan sewa, penggunaan lahan, insentif pajak, pinjaman berbunga rendah, pinjaman jangka panjang, dan memastikan Negara memiliki mekanisme dukungan dalam berinvestasi di bidang pendidikan dan layanan kesehatan.
“Berinvestasi di bidang pendidikan adalah berinvestasi di bidang pembangunan, berinvestasi pada guru dan peserta didik tidak akan pernah sia-sia,” tegas Bapak Toan.
Berbagi pandangan yang sama, delegasi Nguyen Lam Thanh juga menyarankan bahwa rancangan resolusi perlu menciptakan dorongan yang kuat untuk membuat perubahan di sektor pendidikan.

Delegasi Majelis Nasional Nguyen Lam Thanh (Foto: Hong Phong).
Ia mengusulkan perlu diperjelas kebijakan negara yang mengutamakan pengembangan industri-industri utama dan sekolah-sekolah, terutama sains dan teknologi, transformasi digital, semikonduktor, dan lain-lain.
Senada dengan delegasi Le Kim Toan, Bapak Thanh mengatakan bahwa saat ini nilai ujian masuk sekolah kependidikan guru juga sangat tinggi, tren masuk kependidikan guru memang tinggi, tetapi kualitas pelatihannya terlalu luas. Oleh karena itu, menurut beliau, kita harus fokus pada pelatihan untuk sekolah-sekolah unggulan.
Bagi para pelajar, Bapak Thanh mengusulkan adanya kebijakan seperti pembebasan dan pengurangan biaya kuliah, beasiswa, dan tunjangan bagi mereka yang belajar di bidang prioritas dan yang sedang berkembang. "Untuk menarik orang-orang berbakat, perlu ada insentif khusus, terutama bagi industri inovasi, untuk menarik sumber daya di masyarakat dan setelah 5 tahun kita akan memiliki sumber daya manusia yang baik untuk melayani kebutuhan pembangunan," saran Bapak Thanh.
Sumber: https://dantri.com.vn/thoi-su/dat-giao-duc-len-hang-dau-tai-sao-chuot-chay-cung-sao-moi-vao-su-pham-20251117120525611.htm






Komentar (0)