Dalam rangka peringatan 58 tahun berdirinya Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN), Kementerian Kebudayaan dan Seni Rupa Kamboja menyelenggarakan acara penyambutan dengan pertunjukan seni dan pameran yang memperkenalkan produk kerajinan tangan tradisional negara-negara anggota organisasi regional tersebut, menciptakan ruang budaya ASEAN yang unik, bersatu dalam keberagaman di kampus Universitas Seni Rupa Kerajaan, di jantung kota Phnom Penh.
Duta Besar Vietnam untuk Kerajaan Kamboja Nguyen Minh Vu beserta istri menghadiri acara tersebut, bersama dengan Duta Besar negara-negara anggota ASEAN, Timor Leste, dan negara-negara mitra ASEAN.
Sejak sore hari tanggal 9 Agustus, kampus Universitas Seni Rupa Kerajaan Kamboja lebih ramai dari biasanya dengan banyaknya delegasi domestik dan internasional yang berkunjung. Bersamaan dengan itu, diadakan pula kegiatan kuis berhadiah yang seru dari para mahasiswa yang bersemangat untuk berkompetisi dalam pengetahuan, mempelajari sejarah pembentukan dan perkembangan ASEAN, serta karakteristik masing-masing negara anggota organisasi regional tersebut.
Di area acara, Panitia Penyelenggara menyediakan ruang terpisah bagi Kedutaan Besar negara-negara anggota ASEAN dan Timor Leste untuk membuka stan-stan yang memamerkan dan memperkenalkan produk kerajinan tradisional negara tersebut, yang menarik banyak pengunjung dan penonton. Stan-stan tersebut memperkenalkan selendang, gaun sutra, topeng, cangkir perak, dan sebagainya dari berbagai daerah di negara ini, termasuk Pagoda milik unit penyelenggara acara.
Pada acara tersebut, stan Vietnam menonjol dengan produk kerajinan tangan dari desa kerajinan tradisional pernis Ha Thai (Thuong Tin, Hanoi) dan tembikar Chu Dau ( Hai Duong ) yang memiliki sejarah ratusan tahun...
Ruang pameran terletak di sebuah bangunan berarsitektur kuno, seperti ruang kuliah dan bangunan lain di Universitas Seni Rupa Kerajaan di Phnom Penh yang berarsitektur berusia ratusan tahun. Selain produk kerajinan tangan di stan-stan, ruang pameran terasa lebih hidup dan mengesankan dengan para delegasi yang mengenakan kostum tradisional negara tersebut. Di antaranya, terdapat ao dai yang anggun, ao tu yang lembut, anggun, dan feminin, lebih khas daripada ao tu perempuan Vietnam.
Acara peringatan yang berlangsung di tempat istimewa malam itu, menciptakan puncak acara ruang budaya ASEAN yang bersatu dalam keberagaman, memadukan identitas budaya negara-negara anggota, di bawah atap bersama organisasi regional yang lahir hampir 6 dekade lalu.

Dalam sambutannya, Menteri Kebudayaan dan Seni Rupa Kamboja Phoeurng Sackona mengatakan acara tersebut tidak hanya menjadi kesempatan untuk merayakan berdirinya organisasi regional tersebut pada tahun 1967, tetapi juga kesempatan untuk menegaskan kembali visi bersama, persatuan dalam keberagaman, dan komitmen untuk hidup damai dan bersama-sama membangun masa depan yang sejahtera bagi ASEAN.
Menurut Ibu Phoeurng Sackona, kegiatan peringatan tahun ini diselenggarakan dengan tema "inklusivitas dan keberlanjutan" Malaysia, Ketua Bergilir ASEAN 2025, yang menunjukkan tekad bersama kawasan ini untuk mencapai tujuan Visi Komunitas ASEAN 2025 dan mempersiapkan masa depan melalui Visi Komunitas ASEAN 2045.
Di bidang kebudayaan, para Menteri Kebudayaan dan Seni ASEAN (AMCA), yang tahun ini diketuai oleh Malaysia, memilih tema "Menghubungkan Budaya, Membangun Masa Depan: Persatuan dalam Keberagaman" sebagai tema kerja sama, yang menekankan peran budaya dan seni dalam upaya bersama membangun Komunitas ASEAN.
Kementerian Kebudayaan dan Seni Rupa Kamboja menekankan bahwa tema ini mencerminkan keyakinan bersama bahwa meskipun ASEAN merupakan wadah peleburan bahasa, agama, dan tradisi, warisan budaya merupakan kekuatan pemersatu yang kuat. Tema ini mengingatkan negara-negara bahwa pelestarian dan promosi nilai-nilai warisan, baik yang berwujud maupun tidak berwujud, sangat penting untuk melindungi identitas, meningkatkan saling pengertian, dan membangun kepercayaan antarmasyarakat.
Dalam semangat itu, kepala Kementerian Kebudayaan dan Seni Rupa Kamboja mengatakan bahwa program peringatan ini merupakan wujud nyata persatuan melalui budaya ASEAN, bersama dengan pertunjukan dan pameran seni, yang memperkenalkan produk kerajinan tangan tradisional Timor Leste dan negara-negara anggota ASEAN.
Ibu Phoeurng Sackona menekankan: “Di sini, setiap negara menampilkan dan memperkenalkan keindahan seni dan tradisional yang unik, yang mencerminkan kekayaan budaya dan keyakinan kita akan persatuan dalam keberagaman”.
Sumber: https://www.vietnamplus.vn/de-cao-ban-sac-van-hoa-asean-thong-nhat-trong-da-dang-post1054830.vnp






Komentar (0)