Secara khusus, untuk menjamin tersedianya tenaga pendidik, tenaga kependidikan, dan tenaga kependidikan yang cukup pada lembaga pendidikan negeri untuk tahun ajaran 2025-2026, Kementerian Pendidikan dan Pelatihan meminta kepada Komite Rakyat Provinsi untuk memberikan perhatian dalam menjaga stabilitas dan menjamin ketersediaan tenaga pendidik, tenaga kependidikan, dan tenaga kependidikan pada lembaga pendidikan.

Pada saat yang sama, terus mengarahkan pelaksanaan rekrutmen guru dan solusi untuk memastikan penempatan staf dan tim guru prasekolah dan pendidikan umum sesuai dengan arahan Perdana Menteri dalam Surat Keputusan Resmi 61/CD-TTg.

Apabila perekrutan belum terlaksana, maka disarankan agar Panitia Rakyat Provinsi mempertimbangkan, mengatur pendanaan dan menandatangani kontrak kerja atau memobilisasi, menyetujui, dan mengatur posisi antar sekolah dan antar jenjang untuk memastikan kecukupan staf pada tahun ajaran baru.

sekolah khas.jpg
Ilustrasi: Thanh Hung.

Kementerian juga meminta kepada Komite Rakyat Provinsi untuk memberikan perhatian dan mengarahkan pelaksanaan kontrak penggantian yang tepat waktu bagi kasus cuti sakit, cuti melahirkan, pensiun, pengunduran diri atau kontrak dalam kuota gaji, kuota kontrak kerja yang tidak terpakai untuk memastikan penambahan guru, staf dan pekerja yang kekurangan di lembaga pendidikan.

Di samping kebijakan tentang tata kerja dan tata cara pemberian upah lembur bagi guru dan staf sesuai dengan peraturan perundang-undangan, Kementerian Pendidikan dan Pelatihan menganjurkan agar provinsi memperhatikan penciptaan kondisi penataan sarana dan prasarana, peninjauan dan renovasi perumahan rakyat, serta kebijakan pendukung sesuai dengan kondisi riil setempat bagi tim guru dan staf guna menjamin tersedianya kondisi kehidupan dan kerja tim tersebut saat melaksanakan mobilisasi, penugasan, serta pengaturan antarsekolah dan antarjenjang.

Terus terapkan metode perhitungan kuota guru berdasarkan wilayah seperti sebelum adanya pengaturan hingga ada instruksi baru.

Terkait dengan penerapan zonasi untuk menghitung kuota guru pasca pemberlakuan penataan satuan pendidikan tingkat kecamatan, Kementerian Pendidikan dan Pelatihan mencatat bahwa lembaga pendidikan di kecamatan dan kelurahan pasca penggabungan tetap menerapkan metode perhitungan kuota guru per wilayah seperti sebelum adanya penataan hingga ada instruksi baru.

Terkait dengan pelaksanaan kuota siswa/kelas pada sekolah dasar dan menengah, dalam hal jumlah siswa/kelas diatur lebih rendah atau lebih tinggi dari rata-rata wilayah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 Pasal 3 Surat Edaran Nomor 20, maka Pemerintah Daerah Provinsi yang menentukan jumlah kuota siswa/kelas sesuai dengan kenyataan.

Terkait dengan proses pelaksanaan, berdasarkan kondisi yang ada (sarana, tenaga kependidikan, dan sebagainya), pimpinan lembaga pendidikan melakukan perhitungan dan mengusulkan kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah tingkat kecamatan mengenai jumlah peserta didik per kelas; Dewan Perwakilan Rakyat Daerah tingkat kecamatan membahas dan melaporkan kepada Dinas Pendidikan dan Pelatihan, untuk kemudian Dinas Pendidikan dan Pelatihan dapat menyampaikan kepada Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah tingkat Provinsi untuk menetapkan jumlah peserta didik yang kurang atau lebih dari batas maksimal yang ditentukan, sesuai dengan kondisi nyata masing-masing lembaga pendidikan di daerahnya, guna mengatasi hal-hal khusus yang timbul selama pelaksanaan Surat Edaran Nomor 20.

Sumber: https://vietnamnet.vn/dieu-dong-biet-phai-bo-tri-lien-truong-dam-bao-du-giao-vien-nam-hoc-moi-2432782.html