(Surat Kabar Dan Tri) - Pameran "Upsidedownism 2024" karya seniman Nguyen Dai Giang dan seniman Tuan Dinh (Dinh Lee) resmi dibuka di Kota Ho Chi Minh, menandai pertemuan dua generasi seniman.
Pameran ini menampilkan hampir 40 karya unik yang dibuat dengan cat minyak dan akrilik oleh seniman Nguyen Dai Giang - bapak gerakan seni upsidedownism - dan seniman Tuan Dinh (Dinh Lee) - muridnya yang berprestasi. Upsidedownism adalah gaya kreatif unik yang dikembangkan oleh seniman Nguyen Dai Giang sejak awal tahun 1990-an. Upsidedownism bukan sekadar membalikkan gambar, tetapi tentang membalikkan pemikiran artistik. Mengingat masa tinggalnya di AS pada tahun 1995, seniman Nguyen Dai Giang berbagi tentang pengalamannya di sana, sebuah lingkungan yang penuh dengan talenta luar biasa. Hidup di masyarakat di mana setiap orang harus bertanya pada diri sendiri: "Apa yang harus saya lakukan agar berbeda?", katanya, "Saya mulai mencari gaya lukisan baru yang berbeda, dan dari situlah saya mengembangkan gaya seni terbalik. Pada tahun 1996-1997, saya mendapatkan hak cipta untuk gaya ini. Seni terbalik menggambarkan kedua sisi – yin dan yang, keburukan dan keindahan – mencerminkan pertentangan dalam segala hal," ujar seniman Dai Giang. Segala sesuatu dilihat melalui lensa baru, di mana hal biasa menjadi aneh, dan hal yang familiar tiba-tiba penuh dengan makna tersembunyi. Dengan cara ini, setiap karya dari aliran Upsidedownism menjadi sebuah "ruang" yang memaksa penonton untuk mengubah cara pandang mereka, sehingga menyelami lapisan makna yang tersembunyi di dalamnya.
Dalam lukisan terbalik ini, gambar terdistorsi secara dramatis: mata, hidung, mulut, tangan, dan kaki bertukar tempat; bagian luar menjadi bagian dalam, bagian atas menjadi bagian bawah. Namun, perubahan ini tidak menghapus esensi aslinya; tetap orang yang sama, tidak mungkin orang lain. "Prinsip mendasar dari Upsidedownism terkait dengan pandangan bahwa segala sesuatu berubah, dan dalam perubahan itu, awal dan akhir dapat kembali satu sama lain, serupa dan menyatu dalam siklus tanpa akhir. Ini adalah perspektif tentang pergerakan abadi kehidupan dan kesadaran manusia, di mana hal-hal yang tampak statis dan stabil dapat berubah hingga tidak dapat dikenali lagi," ujar seniman Nguyen Dai Giang. Bagi seniman muda Tuan Dinh (Dinh Lee), seni terbalik adalah perjalanan penemuan diri dan tantangan diri yang tak kenal lelah. Setelah pertama kali mengenal Upsidedownism pada tahun 2008, Dinh Lee terpesona oleh kemampuannya untuk mengubah cara kita memandang dunia . "Saya menyukai gaya ini karena cara berpikirnya yang unik, yang telah memaksa saya untuk banyak berubah. Ketika menghadapi kesulitan, saya tidak pernah terkejut, tetapi selalu tetap tenang dalam setiap situasi. Meskipun beberapa seniman Vietnam juga menekuni Upsidedownism, seseorang harus benar-benar memahami filosofinya untuk mencapai kemajuan dan perkembangan artistik," ujar Dinh.
Dengan perspektif "Seni untuk Seni Itu Sendiri", seniman Tuan Dinh tidak hanya belajar dari gurunya tetapi juga menciptakan dan mengembangkan gayanya sendiri, membawa perspektif baru dan memperluas kemungkinan seni terbalik agar lebih sesuai dengan kebutuhan dan harapan para penonton masa kini. Lukisannya menunjukkan transformasi yang jelas dalam garis, penggunaan warna, dan bentuk, dengan nuansa yang lebih muda dan modern. Dinh lebih lanjut berbagi: "Memilih jalur artistik yang inovatif ini dan menjadi murid dari pencipta Upsidedownism, saya tentu menghadapi tekanan. Terutama ketika memamerkan karya guru dan murid di ruang yang sama, pasti akan ada perbandingan dalam keterampilan dan perspektif antara karya-karya tersebut. Tetapi itu juga menjadi motivasi bagi saya untuk berusaha lebih keras lagi untuk terus menegaskan vitalitas dan keunikan aliran Upsidedownism di masa depan." Seni terbalik bukanlah gaya yang mudah dipahami. Dibutuhkan kesabaran dan hati yang terbuka untuk menghargai kehalusan dalam setiap sapuan kuas, setiap komposisi, dan setiap susunan. Terkadang, hanya sedikit perubahan perspektif dapat mengungkapkan hal-hal baru, pesan-pesan yang sebelumnya tidak pernah diungkapkan dengan jelas. Dan itulah kekuatan seni terbalik – bukan hanya melihat, tetapi memahami, sebuah dialog antara seniman dan penonton, antara pikiran dan penglihatan. Ibu Thanh Hien (Distrik 7) mengatakan bahwa ia sangat terkesan dengan kebebasan dalam setiap karya seni. "Karya-karya dalam pameran ini bukan sekadar lukisan, tetapi 'pelarian' bagi imajinasi, sebuah kesempatan bagi setiap orang untuk menemukan makna dalam gambar-gambar yang mungkin dianggap 'tidak konvensional' tetapi sangat hidup dan penuh dengan makna tersembunyi," ujar Ibu Hien. Menggabungkan dua generasi seniman berbakat, pameran V.Upsidedownism 2024 adalah percakapan mendalam antara masa lalu dan masa kini, antara dua generasi seniman, dan yang terpenting, antara seni dan penonton. Berlangsung dari tanggal 14 hingga 22 Desember di Museum Seni Rupa Kota Ho Chi Minh, Distrik 1 (HCMC), pameran ini menjanjikan pengalaman artistik yang menggugah emosi, membuka perspektif baru tentang dunia di sekitar kita.
Komentar (0)