Tim sepak bola Inggris 'diturunkan' oleh UEFA karena melanggar peraturan terkait kepemilikan klub

Crystal Palace telah dilarang dari Liga Europa dan diturunkan ke Liga Konferensi menyusul temuan UEFA bahwa pemenang Piala FA itu melanggar beberapa aturan kepemilikan.

Ketua Palace Steve Parish menggambarkan putusan itu sebagai "salah satu ketidakadilan terbesar dalam sepak bola Eropa", dan mengatakan klubnya, yang tidak pernah berpartisipasi dalam turnamen besar Eropa, akan mengajukan banding ke Pengadilan Arbitrase Olahraga .

"Ini hari yang buruk bagi sepak bola. Kami hancur," ujar Parish kepada Sky Sports. "Saya pikir sebagian besar penggemar sepak bola, orang-orang yang berpikiran jernih, akan melihat bahwa ini adalah ketidakadilan, ketidakadilan yang mengerikan. Banding jelas merupakan pilihan."

Pemegang saham terbesar Palace adalah John Textor, yang juga pemilik Lyon. Karena aturan kepemilikan multi-klub UEFA, Textor setuju untuk menjual saham Palace miliknya kepada miliarder Amerika Woody Johnson, tetapi kesepakatan tersebut belum selesai dan telah melewati batas waktu sepertiga UEFA. Textor juga mengundurkan diri dari posisi kepemimpinannya di Lyon bulan ini, termasuk posisinya di dewan direksi.

Badan Pengawas Keuangan Klub UEFA baru-baru ini menyimpulkan bahwa Palace melanggar kriteria kepemilikan multi-klub dan memutuskan untuk "menolak partisipasi Palace di Liga Europa UEFA 2025/26 tetapi menerima mereka untuk Liga Konferensi UEFA 2025/26". Sesuai peraturan UEFA, klub-klub dengan pemilik yang sama akan dilarang berpartisipasi dalam turnamen UEFA yang sama.

Larangan ini sudah diperkirakan sebelumnya setelah Lyon memenangkan banding mereka terhadap degradasi dari Ligue 2 minggu ini, mengamankan tempat di Liga Europa berkat finis keenam mereka di Ligue 1 musim lalu. Nottingham Forest kini kemungkinan akan dipromosikan dari Liga Conference ke Liga Europa untuk menggantikan Palace, tetapi hal ini baru akan dikonfirmasi setelah proses pengadilan selesai.