Kombinasi unik kuliner pegunungan di hamparan lautan telah menciptakan pengalaman baru bagi penduduk setempat dan wisatawan dari seluruh penjuru.
Telah terlibat dalam profesi kuliner sejak tahun 2020, setelah melakukan riset, Bapak Huynh Van Sy memutuskan untuk memilih nasi bambu dan ayam bakar sebagai hidangan utama tokonya.
Baginya, nasi bambu dan ayam bakar bukan sekadar hidangan, tetapi juga mengandung kisah tentang budaya suku Jrai dan Bahnar di wilayah Tay Gia Lai . Oleh karena itu, ia selalu berusaha menjadi koki yang handal untuk menyampaikan "kisah budaya" tersebut kepada semua orang melalui masakannya.

Pak Sy berbagi: Nasi bambu dan ayam bakar merupakan hidangan tradisional suku minoritas di masa lalu saat mereka bertamasya ke hutan dan ladang. Cita rasa pedesaan dan sederhana yang berpadu dengan alam pegunungan dan hutan perlu dilestarikan dan dipromosikan.
"Selain fasilitas utama di Kecamatan Pleiku, saya juga memperluas fasilitas nasi bambu dan ayam bakar di Kecamatan Bien Hoa (Provinsi Dong Nai ). Mendapat sambutan hangat dari para pengunjung dari seluruh penjuru, saya dengan berani membawa nasi bambu dan ayam bakar ke laut tepat setelah Gia Lai (lama) dan Binh Dinh bergabung menjadi Provinsi Gia Lai yang baru," ujar Bapak Sy.
Meski nasi bambu dan ayam bakar sudah tak asing lagi bagi banyak orang, namun untuk menonjolkan cita rasa khas kuliner Central Highlands, Pak Sy mesti benar-benar paham dan menuangkan sepenuh hati ke dalamnya.
Saat menyiapkan nasi bambu dan ayam bakar, sang koki juga menceritakan kisah budaya suatu negeri. Oleh karena itu, nasi bambu dan ayam bakar benar-benar menghadirkan cita rasa unik pegunungan dan hutan tanpa perlu dicampur.

sebuah tanah. Foto: TD
Pak Sy memilih lokasi kedai nasi bambu dan ayam bakarnya di Hoang Van Thu 491 (Kelurahan Le Hong Phong). Hanya dalam waktu singkat, cita rasa nasi bambu dan ayam bakar yang ia sajikan telah memikat masyarakat dan wisatawan di daerah pesisir.
Menurut Pak Sy, ke mana pun ia membawa hidangan tradisional nasi bambu dan ayam bakar, ia tetap mempertahankan resep aslinya. Nasi bambu harus memiliki aroma nasi yang manis; ayam harus dipanggang dengan api yang tepat agar dagingnya matang sempurna dan kaya rasa.
"Com lam harus dimasak dari beras ketan yang baik. Bambu yang digunakan berwarna hijau, segar, tipis, dan beruas panjang. Untuk ayam panggang, pilih ayam kampung dengan berat sekitar 1,2-1,5 kg, marinasi sesuai resep tradisional, dan gunakan teknik "bakar api" untuk memastikan kulit ayam renyah sementara daging di dalamnya tidak kering. Khususnya, untuk menambah kelezatan hidangan ini, saya menyiapkan saus celup dengan garam daun perilla. Semua bahan ini saya dapatkan dari para tukang kebun di wilayah Gia Lai Barat," ujar Bapak Sy.

melayani masyarakat dan wisatawan dari dekat maupun jauh. Foto: TD
Awalnya, ketika nasi bambu dan ayam bakar muncul di ujung gang, Ibu Vo Thi Bich Hien (Kelurahan Le Hong Phong) cukup penasaran. Lahir dan besar di kota pesisir, beliau belum pernah menikmati hidangan ini.
Ibu Hien berkata: “Saya sangat senang menyaksikan proses memasak nasi bambu dan ayam bakar. Rasanya sungguh rumit dan menarik. Setelah menikmatinya beberapa kali, saya dan keluarga sangat menyukai rasanya. Nasi dan ayamnya lezat dan beraroma. Saya telah memperkenalkannya kepada teman, kerabat, dan wisatawan dari dekat maupun jauh ketika mereka datang berkunjung dan merasakan kota pesisir ini.”
Senada dengan itu, Ibu Ho Thi Cam Quyen (kelurahan Ngo May) juga sangat terkejut bisa menikmati nasi bambu dan ayam panggang langsung di kota pesisir Quy Nhon tanpa harus pergi jauh.
"Sebelumnya, setiap kali saya bepergian ke beberapa daerah di Dataran Tinggi Tengah, saya sering menyantap nasi bambu dan ayam bakar. Namun kini, saya dapat menemukan cita rasa nasi bambu dan ayam bakar tradisional yang tepat di jantung kota pesisir ini. Dari nasi bambu, ayam bakar, hingga saus cocolannya, semuanya sungguh memikat. Mudah dipahami mengapa wisatawan cepat datang ke sini untuk menikmatinya," ujar Ibu Quyen.

Saat ini, restoran Pak Sy melayani ratusan pengunjung setiap hari. Beliau senang hidangan tradisional ini disambut antusias oleh penduduk lokal dan wisatawan dari seluruh dunia. "Saya akan terus berupaya melestarikan, mempromosikan, dan memperkenalkan tradisi budaya serta kekayaan kuliner Dataran Tinggi Tengah kepada teman-teman di dekat maupun jauh," tegas Pak Sy.
Sumber: https://baogialai.com.vn/dua-vi-com-lam-ga-nuong-tay-nguyen-hoa-vao-long-pho-bien-post565368.html
Komentar (0)